|4| BAGIAN EMPAT

22 1 0
                                    

"Aku takut, sangat takut jika akhirnya aku berani membuka perasaan kepadamu semakin jauh. Namun, kau akan mengecewakan aku nantinya. Sehingga aku menjadi tidak percaya dengan seseorang yang nyatanya selalu bilang mencintai ku. Tapi pada akhirnya dia memilih pergi. Hal yang selalu membuat ku trauma secara terus menerus."

Lintania Anara Putri

°°

Aliyan terbangun dari tidur nya, pagi ini seperti biasa pria itu bangun untuk pergi kesekolah. Setelah habis membersihkan dirinya, lelaki itu memilih untuk sarapan dengan roti tawar berlapiskan selai coklat yang sudah di siapkan oleh Yanira.

Menarik bangku itu mendekat pada meja, lalu Aliyan duduk di bangku tersebut sambil memakan roti berisi selai coklat yang sudah tersedia.

Hari ini di meja makan tersebut hanya berisi kan tiga orang saja yaitu Yanira, Aliyan, dan Robert.

"Kamu kapan ujian nya kak?"

"Ga tau Mah, belum ada info selanjutnya lagi." Aliyan mengunyah roti yang sudah di siapkan Yanira, pria tersebut memakannya dengan sangat lahap.

"Oalah, nanti kalau udah mau ujian harus semangat belajar. Jangan malas-malasan lho," nasehat Yanira, kini Yanira menaruh roti berisi selai coklat itu tepat di piring berwarna putih milik Robert.

Robert yang sedang sibuk memainkan ponselnya langsung meletakan ponsel tersebut di samping piring makannya.

"Iya Mamah, tenang aja."

"Tenang-tenang, kamu kan suka begitu. Ujung-ujung nya ga belajar."

"Mah, bisa ga si ngertiin aku?"

"Ngertiin?"

"Tau lah, Aliyan mau berangkat aja."

Aliyan pergi meninggalkan Yanira, dan juga Robert yang masih asik memakan rotinya.

Mood nya untuk makan terasa tidak baik-baik saja, saat Yanira terus menerus menyuruhnya untuk belajar. Aliyan tau belajar merupakan hal yang wajib dia lakukan, tapi Aliyan tidak suka dengan paksaan apapun. Dirinya juga sangat keras kepala.

°°

BRAK!!

Pagar sekolahnya kini di tutup, rapat semua murid yang telat pada hari Rabu ini hanya bisa mengelus dada. Tumben sekali hari Rabu penjagaan nya ketat sekali. Semua siswa yang berada disini hanya bisa mengelus dada.

Salah satu murid tersebut adalah Lintania, hari ini gadis itu telat di karenakan dirinya tidak bisa tidur semalaman. Kondisi Lintania saat ini seperti orang kekurangan tidur, dan gadis itu tertidur pada jam 3 malam.

You know lah Lintania memikirkan apaan.

"TAI! GUE UDAH BERANGKAT PAGI-PAGI!" Lintania berteriak dengan sangat keras, sambil memukul pagar di hadapannya. Dan gadis itu sudah mendapati tatapan tajam dari semua guru.

Tidak peduli, kali ini gadis itu benar-benar telat. Dan perlu di ingat Lintania tidak pernah telat sama sekali. Hari ini merupakan hari tersial nya.

"Patricia! Bantu gue dong, buka gerbangnya. Jahat lo sama gue!" Lintania teriak dari luar, dia melihat beberapa OSIS yang masih sibuk berbincang kepada guru yang saat ini bertugas.

IYANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang