|5| BAGIAN LIMA

17 0 0
                                    


"Enchanted i meet you."

- Aliyan

°°


Ketika Aliyan sudah menyuruh Lintania turun, barulah Aliyan mulai memarkirkan motornya. Pria bertubuh tinggi 172 cm itu. Melepas helm full face nya, sambil merapihkan sedikit rambutnya yang berantakan karna helm yang di gunakannya.

Di lihatnya Lintania, yang kini mengelus seekor kucing putih bersih. Lintania terus mengajak kucing itu berbicara, meskipun respon kucing hanya mengeong saja.

Aliyan tersenyum tipis, baru kali ini ia membawa Lintania. Padahal dia baru bertemu kemarin.

"YAH! JANGAN KABUR!" Lintania cemberut, ketika kucing berwarna putih itu kabur.

Aliyan menghampiri Lintania, namun Lintania masih cemberut karna kucing putih itu kabur begitu saja meninggalkannya. Aliyan menepuk bahu Lintania dengan pelan.

"Masuk, ngapain masih berdiri disini? Cosplay jadi tukang parkir lo?"

"Kok parkir sih? Masih mending lo gue tungguin!"

"Kerajinan, yauda masuk buru."

Aliyan melihat Lintania yang masih kesal itu, hanya tersenyum. Gadis yang berjalan di depannya ini seperti anak kecil, satu hal yang baru Aliyan sadari. Mood Lintania sangat gampang sekali berubah.

Tempat steak ini masih sepi, mungkin karna baru buka. Banyak beberapa karyawan yang masih menyiapkan bahan-bahan untuk membuat steak tersebut. Aliyan suka makan steak di tempat ini, selain rasanya yang enak. Disini tempatnya juga sangat menyenangkan jika ingin menenangkan diri.

Ketika mereka berdua sudah duduk di tempat ternyaman yang mereka pilih dengan meja sebagai penghalang keduanya.

Tak berapa lama setelah itu, sang waiters pun datang sambil membawakan buku menu. Di rasa pesanan sudah di tulis waiters itu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Adem banget tempatnya, tapi masih sepi ya?" Lintania melepaskan tas gendongnya, sambil sedikit merapihkan rambutnya.

"Baru buka." Aliyan memperhatikan gerakan Lintania, yang masih asik sendiri.

"Lo kenapa ngajak gue pergi kesini?" tanya Lintania, sambil menatap Aliyan.

"Gabut." Aliyan mengalihkan pandangan, sambil bertopang dagu.

"Oh, jadi gue cuma di jadiin bahan gabutan lo ni?" Lintania melipat kedua tangannya di bawah dada.

"Emangnya lo mau gue jadiin apa? Pacar gue?" Aliyan menatap Lintania, yang wajahnya saat ini sudah seperti siap-siap ingin mengibarkan bendera perang.

"Gila!" ketus Lintania.

"Gue juga ga mau jadiin lo pacar, apalagi tingkahnya kek reog begini." Aliyan terkekeh, sambil mengulum senyum.

"Idih! Siapa lagi yang mau jadi pacar lo. Setres!"

"Tenang aja, di hati gue masih ada Nadira. Ga mungkin juga gue suka sama lo."

IYANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang