|7| BAGIAN TUJUH

19 0 0
                                    


“Apa yang harus aku lakukan saat ini. Mencoba untuk bertahan dengan rasa sakit, atau mencari orang baru lagi?”

- Lintania Anara Putri

°°

Raditya 🐻

Tan, hari ini lu sibuk?

Lintania, yang saat itu tengah belajar dengan serius di kejutkan dengan bunyi pesan yang berasal dari seseorang bernama Raditya.

Dengan perasaan nya yang tidak karuan, Lintania kembali menutup buku Matematika miliknya dan beralih mengambil ponsel berwarna pink nya.

“Eh, dia kenapa nanyain gue begini?” Lintania bertanya sendiri, sambil memikirkan balasan untuk Raditya.

“Tunggu, apa dia mau ngajakin gue jalan?”

Raditya 🐻

ga sih, gue lagi ga sibuk kenapa dit?

mau anterin gue keluar ga?

ke rumah temen, sebentar

habis itu kita jalan

mau?

jalan?

iya, mau ga?

kalau lu ga mau yauda, gue juga ga maksa

gimana Tan?

emm boleh deh, gue siap² bentar. Terus seperti biasa tunggu di depan gang

Lintania merasakan semburan merah di pipi nya seketika menjalar, rasanya Lintania ingin berteriak sekeras mungkin akibat pesan yang di kirimkan oleh Raditya.

“Ibuu, aduh gue di ajak jalan gimana ni?!” Lintania teriak-teriak histeris, meskipun hal tersebut tidak di hiraukan oleh sang ibu.

Ya, karna ibu nya Lintania sedang terlelap di siang hari ini. Mana mungkin dia dengar Lintania berteriak keras?

Kebetulan hari ini adalah hari Minggu, dan ayahnya saat ini sedang tidak ada di rumah kemungkinan ayahnya pulang besok sore.

“Gue mau pakai baju apa ya, bentar deh keknya gue ga punya baju bagus haduh!”

mengobrak ngabrik isi pakaian yang berada di lemari nya, bahkan gadis itu juga memberantaki semua nya. Mencari pakaian yang bagus untuk di kenakan.

Padahal semua pakaian nya bagus di kenakan, tapi Lintania masih saja bingung dalam memilih baju nya.

“Gue mandi ga ya? Eh tadi kan baru mandi njir. Masa mandi lagi!” sekarang rasa bingung mengerutuki dirinya sendiri.

Oke, dirasa cukup pada pakaian nya hari ini Lintania kembali ke meja rias nya untuk merias diri nya. Tak lupa gadis itu menyemprotkan parfum strawberry, dan mencatok model curly rambutnya yang sudah tampak seperti tidak beraturan.

“Cantik banget gue!” puji nya kepada diri sendiri di depan cermin Lintania sedikit berputar-putar tampak kegirangan.

Lintania tidak ada henti nya untuk memancarkan senyum, rasanya gadis ini tampak senang sekali ingin bertemu sang gebetan.

IYANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang