Again, happy reading!
..
"Dimakan, nggak diliatin doang."
Liming menurut. Ia menguyah ayam goreng tanpa tulang yang sudah sebelumnya dibayar oleh North. Padahal Liming yang pesen tapi yang rela keluar uang kok jadi North. Tau gitu dia pesen banyak tadi biar pemuda yang lagi liatin dia makan ini bangkrut sekalian. Ya walaupun mustahil juga sih melarat cuman gara-gara ayam goreng.
"Maksud kedatangan lo apa ya malem-malem gini?" Liming akhirnya buka suara karena salting sih sebenernya diliatin North gitu. Jantungnya jadi berdegup nggak karuan. Jadi buat ngilangin awkard, dia milih buat tanya sama North aja.
"Dihabisin dulu baru ngobrol."
Ini beneran berasa Liming yang tamu.
Setelah selesai makan, sudah minum juga tadi diambilin sama North. Liming merapihkan bekas makanannya, dan beranjak buat ngambil dua botol bir dari kulkasnya.
Meletakan satu botol bir didepan North, satu lagi untuknya.
"Jadi, ngapain lo kesini? Diusir lo? Apa kabur?" tanya Liming penasaran sembari membuka kaleng minuman keras yang ia ambil tadi, diteguknya beberapa kali dengan tetap menaruh pusat perhatiannyap pada North yang kini juga melakukan hal serupa.
"Gue.. juga nggak tau." North malah mengeluh.
Maksudnya gimana sih ini? Liming kudu gimana menanggapi bocah didepannya?
"Goblok banget apasih maksudnya?"
"Masih hobi ngomong kasar ya lo."
"Ya ini udah dari lahir bentukan mulutnya begini," ucap Liming tak terima.
"Gue mau ngerokok, ada balkon nggak?"
"Nggak. Adanya rooftop."
"Ada kartu aksesnya?"
"Ada."
..
Dan disinilah mereka berakhir sekarang. Rooftop luas yang tampak sepi karena jarang ada orang kesini akibat rumor yang sempat beredar bahwa tempat ini angker. Katanya ada yang pernah bunuh diri dari sini. Liming agak takut juga sih sebenernya, dia sendiri nggak pernah menginjakkan kaki di rooftop apartemennya.
Keduanya diam dengan rokok ditangan masing-masing. Dua-duanya punya Liming tapi. North ngaku mau ngerokok malah ternyata nggak bawa. Ketinggalan di bar tadi mungkin karna buru-buru.
Buru-buru amat mau ketemu Liming. Kangennya udah nggak bisa ditahan kali.
"Sorry."
"For? That night? Well we both enjoy it tho."
"For leaving you like a coward."
"That's a fact i guess."
Liming menoleh, mendapati wajah milik North yang juga menatapnya. Gantengnya kelewatan sih kalau kata Liming. Dibawah cahaya bulan, North natap dia kayak seolah dia semestanya. Ini Liming boleh berharap nggak sih?
Tapi nggak deh, Liming gamau kepedean. Nanti jatoh kan sakit sendiri.
Daripada berakhir ciuman lagi, Liming mengenyahkan pandangannya dari wajah North. Dia nggak mau kebablasan. Anggap aja Liming lagi mabuk kemarin. Nah kalau kemarin kan dia bisa bikin alasan, kalau sekarang dia ciuman lagi sama North, alasannya apa?
Masa iya karna North keliatan ganteng banget jadinya dia nggak tahan buat nggak nyium. Alasan tolol apa itu.
"Liming."
"Apaan?"
"Dimaafin nggak?"
"Hah apasih anjing, santai aja kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GENIUS - GEMINIFOURTH
Fanfiction"Only a genius could love a man like me." - North. "That's the exact reason God created me." - Liming - Gemini as North and Fourth as Liming. Memuaskan hasrat akibat gak akan ketemu NorthNight versi GemFourth. ... Fyi, ini cerita homo. Yang ga ber...