"sini langsung gabung aja, bunda ambilin piring lagi." renjun jalan ke pantry ngambil beberapa piring trus ditata. "loh, kok pada ngeliatin jeno gitu sih... jenonya risih dong."
jeno senyum canggung dengernya. "ng-nggak papa tan eh om." jeno buru-buru habisin makan siangnya. dia ngerasa hawa-hawanya udah nggak enak.
renjun beralih liatin ketiga jejakanya. "kalian belum jawab pertanyaan bunda, kok bisa balik barengan dari kampus? udah nggak ada kegiatan?" soalnya jarang-jarang banget anak-anaknya bisa pulangnya bareng gini.
jungwoo yang liatin jeno langsung alihin pandangannya ke renjun. senyum lembut banget, jeno sampai kaget liat perubahan ekspresi jungwoo. "kejutan buat bunda."
renjun cuma dengus geli. "apa sih? kalian bikin bunda deg-degan. kalian nggak bikin masalah kan di kampus?"
"nggak lah nda, sebenernya kita izin pulang cepet soalnya ayah mau balik." johnny gantian buka suara.
"ayah?" bukan suara renjun barusan, itu suara kaget jeno. ayah siapa? kata jisung kan ayah mereka udah meninggoy.
denger ucapan johnny, mata renjun langsung mendelik. "tunggu... ayah kalian pulang hari ini?" renjun liatin keempat anaknya dengan tatapan bingung. "kok bunda nggak tau?"
"namanya juga kejutan nda. nih ayah barusan chat kalau udah di taksi, setengah jam lagi sampai." jaehyun nunjukin hapenya ke renjun, liatin chatnya sama ayah.
renjun berdiri. "kalian ya... bunda belum siap-siap." pria itu nyiumin badannya. "duh masih bau bawang lagi! habisin makanan kalian, bunda mau ganti baju dulu. jeno, om tinggal ya, dibuat nyaman aja." nggak lama renjun segera ninggalin bujang-bujang itu di meja makan.
sontak aja, ketiga pandangan pemuda itu langsung kembali ke jeno lagi. merasa kakak tingkatnya ini nggak nyaman, jisung ngucap, "bang, aku sama bang jeno tinggal ke kamar ya."
sampai di kamar jeno langsung rebahin badannya ke kasur, lemes. "lo bilang bokap lo meninggal..." suara jenopun jadi lirih.
"anjing! siapa bilang, bang? gue kan bilang kalau bokap gue nggak di sini bukan berarti meninggal. lo doain gue jadi yatim?" jisung ngacak rambutnya frustasi.
"oh, maaf gue salah paham. trus itu abang kandung lo semua?"
"iya, mereka kembar tiga."
jeno manggut-manggut, iya sih masuk akal. mukanya pada dewasa banget, tinggi-tinggi semua kek titan. beda banget sama renjun yang imut-imut. pada nurun bapaknya kali ya?
jeno bangun tapi masih lemes. dia masukin tuh barang-barang dia ke tas. "gue balik dulu ya..." pamit cowok itu tanpa ekspresi.
"lah... ini mabarnya nggak dilanjutin?"
kepala jeno geleng-geleng. "lain kali aja ya, gue lagi nggak mood."
"napa bang? gara-gara abang-abang gue ya? mereka emang gitu, tapi kalau udah kenal, mereka baik kok."
jeno senyum tapi dipaksain. "nggak, gue cuma mau istirahat aja."
akhirnya jisung ngangguk ngerti, meskipun agak berat hati. karena jujur dia seneng banget punya temen setelah sekian lama. "gue anter ke depan."
nggak sampai situ, pas jeno mau keluar pagarpun intimidasi dari kakak-kakak jisung masih berlanjut. ketiganya nyamperin jeno yang udah duduk di motor, lagi mau starter motornya. "nama lo jeno kan?" ucap johnny.
"kita tandain ya muka lo. awas aja kalau lo aneh-aneh sama bunda." jungwoo ngelipet tangannya di dada.
jeno lagi-lagi nelen ludah. dia liatin ketiga cowok itu sambil dongak karena posisi dia yang duduk dan mereka berdiri.
jadi posisinya jeno duduk di jok motor trus johnny berdiri di depan dia, di samping kanan ada jaehyun, dan jungwoo di samping kiri. "enggak bang, saya cuma mau main sama jisung nggak mau macem-macem."
"bener ya, gue pegang omongan lo." jaehyun nunjuk-nunjun ke arah jeno.
setelah ketiga cowok itu minggir, jeno langsung hidupin motornya trus ngacir kabur. nggak kuat lama-lama sama mereka. jeno jadi bayangin kalau anak-anaknya pada segede titan trus bapaknya segede apa? kayanya jeno bukan spek idamannya renjun.
ada yang mau jadi mantunya renjun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Pirang (NoRen) 🔞 - Complete
Fiksi PenggemarJatuh cinta sama bunda temen lo sendiri? Inilah cerita perjuangan Jeno yang naksir sama Renjun, si janda pirang.