𝐖𝐡𝐨 𝐚𝐫𝐞 𝐲𝐨𝐮?

549 75 5
                                    

Haechan dan renjun saling menatap satu sama lain disaat melihat rumah yang baru saja diberikan oleh jongdae kepada mereka.

Bukan apa apa, hanya saja bukannya ini terlalu berlebihan untuk mereka yang baru saja bertemu?baik haechan maupun renjun bisa saja menjadi pesuruh di rumah besar milik jongdae, namun pria itu malah menolak dan mengatakan bahwa itu bukanlah hal yang bisa di terima oleh dirinya.

"Rumah ini rencananya ingin aku hadiahkan untuk adikku" Ucap jongdae memecah keheningan diantara mereka.

Ia menatap seluruh ruangan tersebut, masi tersusun sangat rapi bak belum disentuh sama sekali

"Lalu?untuk apa kau memberikannya kepada kami tuan, tak perlu seperti ini, bisa kau bayangkan betapa kecewanya adikmu jika mengetahui hal ini" Jawab renjun, ia sungguh tidak enak hati

Mendengar hal itu, jongdae terkekeh pelan, kali ini ia menatap renjun "kurasa dia akan merasa sebaliknya"

Haechan tak banyak bereaksi, ia menatap ruangan itu dengan seksama, rumah yang bernuansakan klasik, persis seperti didugaan haechan saat ia baru saja sampai halamannya.
Namun rumah ini lebih kecil dari rumah rumah yang ia lihat pada buku sejarahnya

"Baiklah, aku harus pergi, istriku pasti sudah menunggu"

Renjun mengangguk, dan masi terus mengucapkan banyak terimakasih kepada jongdae

"Adikmu perempuan tuan?" Tanya haechan tiba tiba disaat jongdae baru saja ingin melangkahkan kaki keluar dari rumah tersebut

Jongdae menatap haechan sembari tersenyum "ya, apa terlihat begitu jelas?"

Haechan mengangguk, ia melihat ada meja rias di kamar, dan juga ruang tamu , ada pula beberapa hiasan dinding yang berbentuk bunga bungaan yang haechan rasa dibuat oleh jongdae sendiri
Tak hanya itu, ada juga beberapa pernak pernik perempuan yang tersusun rapi diatas meja, hal itu terletak di pojok rumah

"Kalian bisa mengubah susunannya jika ingin, lagipula dia tidak akan pernah menempatinya"

Jongdae menepuk bahu haechan, lalu pergi menghilang disebalik pintu

Renjun menghela nafas, lalu menduduki diri pada kursi kayu yang terukir cantik pada ruang tamunya "dunia macam apa ini" gumamnya sembari memijit pelipisnya

Tak ada uang, tak ada makanan, harus dengan apa ia bertahan??

Haechan berdecih pelan melihat renjun bak manusia yang kehilangan seluruh hartanya " sesekali lihatlah dunia luar, jadi kau tidak depresi disaat jatuh miskin seperti sekarang.
Dasar manja"

Renjun menahan tawa mendengar hal yang baru saja diucapkan oleh haechan
"Kenapa?apa karena sebelumnya ibumu miskin sebelum bertemu ayahku?"

Haechan membulatkan mata dengan sempurna, ia menatap renjun dengan tak percaya.

Renjun memang sangat semberono dalam ucapannya.

"Jangan mengusikku Lee, kau hanya debu yang bisa tiup kapanpun aku mau" Sambung renjun sembari bangkit dari duduknya

Ia melangkah pergi keluar rumah, meninggalkan haechan yang masi terkejut atas ucapannya.

Renjun menutup pintu, ia melangkah melihat sekelilingnya.
Indah, bahkan sinar bintangpun dapat menyinarinya tanpa sang rembulan.

Renjun lirik sekilas pintu yang baru saja ia tutup, ia memejamkan mata, dan lagi lagi menghela nafas

Ntah keberapa kali renjun bersikap seperti ini kepada haechan, renjun tak tau pasti, ia hanya takut.

Renjun sedari kecil takut kepada haechan.
Ia takut haechan mengambil apapun yang ia punya, bahkan ayah renjunpun sudah diambil olehnya.

Jadi, dari pada haechan mengetahui hal itu, renjun memilih untuk mencoba menjadi kasar kepada adik tirinya itu, Sekasar yang ia bisa agar menutupi rasa takutnya

Sayup renjun dengar suara langkah kaki kuda yang mungkin saja lebih dari satu ekor mendekat kearah pemukiman.
Belum sempat ia masuk, segrombolan orang dengan bernaikan kuda sudah memasuki pemukiman

Salah satunya berteriak kencang, memerintahkan sebagian diantara mereka untuk berpencar

Renjun panik bukan kepalang, matanya terbelalak, jantungnya berdegub dengan kencang.
Dengan rasa kepanikannya, renjun berbalik mencoba kembali mendekati rumahnya

Brukk

"PANGLIMA DISINI!"

"sial" maki renjun pada dirinya sendiri
Dengan cepat ia bangkit dan berlari mendekati rumahnya

"Haechan!haechan!!" Teriaknya sembari berusaha menggapai pintu, namun sayangnya
Badannya sudah lebih dulu di tahan oleh beberapa prajurit yang tentu saja lebih besar dari dirinya

"Dimana teman banditmu yang satu lagi itu!" Teriak prajurit itu kepada renjun sembari berusaha mengikat tangan serta kakinya

"APA APAAN!KALIAN SALAH ORANG!" bela renjun sembari berusaha mendorong prajurit prajurit yang menahan dirinya

Renjun menatap pria yang terlihat lebih tinggi pangkatnya dari semua prajurit yang ada disana, pria itu menatap renjun dengan tajam tanpa mengucapkan apapun

"Kubilang bukan aku" Sambung renjun, kini ia menatap tepat pada mata pria itu

"Bawa dia terlebih dahulu, tiada yang tau jika dia berbohong. SETENGAH DARI KALIAN SEMUA KEMBALI MENCARI BANDIT BANDIT ITU!"

"BAIK PANGLIMA!!"

renjun memberontak

Haechan!!ia harus memanggil haechan

Tapi, tidak juga. Jika ia memanggil haechan mereka semua akan mengira bahwa haechan adalah komplotan bandit yang dimaksud mereka semua.

Renjun akhirnya memilih diam, toh nnti juga ketahuan bahwa dirinya bukanlah bagian dari para bandit tersebut

"MASUK!" salah satu diantara mereka mendorong renjun untuk memasuki kereta berbentuk seperti penjara dari kayu yang ditarik oleh kuda di depannya

Ia di bawa entah kemana, tapi renjun tebak pasti akan ke istana.
Seperti drama yang ia tonton di dunia lainnya.

Crakk!

"Sttt"

Apa kali ini??

Dihadapan renjun kini ada sosok dengan jubah hitam sedang membengkap mulutnya

"Ehehe maaf yaa"

Bugh!!

Hilang sudah kesadaran renjun, kepalanya di pukul dengan keras sehingga jatuh pingsan tanpa tau siapa sosok yg ada di hadapannya

Bersambung...

𝐖𝐡𝐨 𝐚𝐫𝐞 𝐲𝐨𝐮? | ᴺᵒʳᵉⁿᵐⁱⁿ ᶠᵗ ᴹᵃʳᵏʰʸᵘᶜᵏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang