((Maaf, sebagian part sudah di-unpublish untuk kepentingan terbit 🥹🙏))
-
✨ Cerita terpilih untuk Reading List @RomansaIndonesia [ Bittersweet of Marriage - Mei 2023 ]
Demi menghindari rasa malu karena gagal menikah dan demi mendapatkan model...
Sebelumnya, aku mau berterima kasih banyak buat pembaca yg udh slalu ninggalin jejak, berupa vote dan komen. Jangan lupa buat begitu terus yaaa, biar aku tetap semangat nulisnya ☺️✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berkat teguran yang Jenitha berikan hari itu, interaksi Nika dan Yasfar terbilang lebih tenang dari biasanya. Tidak ada drama bentak-bentakan meskipun beberapa kali Nika memancing. Yasfar lebih banyak diam, bahkan saat mereka hanya berdua. Sepertinya efek dari ketegasan seorang Jenitha Hadiatama berhasil membuat Yasfar jera.
Namun, anehnya, Nika malah merasa sepi dengan Yasfar yang tidak banyak ngomong. Mereka malah terlihat seperti sedang perang dingin. Nika biasanya mengeluarkan suara saat Yasfar mulai marah-marah, sekarang Nika jadi tidak punya bahan untuk ngomong.
Malam tadi, Yasfar makan sedikit, lalu secara alami Nika pun jadi ikut-ikutan makan lebih sedikit dari porsi biasanya. Saat akan tidur pun semuanya terjadi begitu saja, tidak ada drama apa pun. Yasfar tidur setelah memastikan Nika sudah tidur. Padahal, biasanya Yasfar akan menyuruh Nika menemaninya tidur setelah jam dua belas. Tidak ada juga drama datang bulan yang tembus. Dan, saat sudah pagi, Yasfar bangun dengan tenang dan bergegas membersihkan diri. Nika tidak membangunkannya, ia mengingat perintah Yasfar yang meminta tidak usah dibangunkan sebab ia sudah mengatur alarm sendiri.
Nika gemas sekali melihat perubahan Yasfar secara drastis dan mendadak. Ingin rasanya Nika gantian marah-marah, biar Yasfar tau bagaimana rasanya selalu tegang setiap hari. Namun, kembali lagi, Nika tidak bisa menjadi Yasfar yang kesabarannya setipis tisu dibagi dua.
Jam dinding menunjukkan pukul 06.25 WIB. Sudah waktunya anggota keluarga Gauri Hadiatama untuk sarapan. Kali ini, Yasfar tidak melangkah duluan. Ia menunggu Nika sampai selesai dengan urusan merawat wajahnya setelah mandi dan berpakaian, baru mereka sama-sama turun menuju meja makan. Sudah, begitu saja. Yasfar memang menunggu, mereka memang jalan bersama-sama, tetapi tidak ada pembicaraan apa pun.
“Nanti, keluarga Papa pada mau ke sini. Kayak biasanya, kalau habis acara penting, pasti kita bakal bikin rencana liburan bareng.”
Gauri membuka percakapan setelah santapan terakhir habis di mulutnya, dilanjutkan dengan melahap satu buah anggur sebagai pencuci mulut setelah menyampaikan kabar barusan.
Yasfar mendengarkan tanpa berminat merespons apa pun. Sementara Nika menjadi lebih tertarik. Jadi, rupanya keluarga mereka punya agenda rutin seperti itu. Hm, menarik. Tidak salah Nika menganggap keluarga Hadiatama begitu solid dan hangat. Ternyata memang mereka selalu menjaga komunikasi dan kebersamaan.
“Yasfar? Ingat, ya, jaga sikap kamu ke Nika. Jangan bikin orang lain terheran-heran,” ucap Jenitha memperingatkan.
Yasfar mendengkus pelan. “Yaelah, Ma. Aku udah diem dari kemarin, masih aja disenggol-senggol.”