33: Long Distance Marriage

10.4K 840 68
                                    

Selamat pagiii. Nika sama Yasfar update cepet nihhhh. Pokoknya kalau komennya rame, aku bakal update lebih cepat 🤩💙🫶

Makasih banyak yaa <3

Makasih banyak yaa <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Nika ... oh, Nika ... oh, Nika-ku ....”

Suara nyanyian dengan nada asal-asalan itu berasal dari mulut Yasfar. Padahal, ia sedang memasang sepatu, tetapi mulutnya tidak bisa diam. Apalagi matanya juga tidak bisa lepas dari sosok Nika yang sedang menggunakan skincare pagi.

Nika hanya menggeleng-geleng maklum mendengar nyanyian suaminya, ditahan-tahan agar telinganya tidak rusak. Sementara Yasfar yang sudah selesai memakai sepatu, kini berdiri di belakang Nika. Ia memainkan rambut hitam Nika, merasakan kelembutannya, mencium aromanya yang segar.

“Ah, bakal kangen banget nih, ntar. Aku males ah, LDM segala.” Yasfar menekuk wajah, memanyunkan bibir seperti anak kecil. “Kamu ikut aja, gimana?”

Tatapan Nika menyipit sambil menghela napas. “Kalau aku ikut, kerjaan aku gimana?”

“Kamu, kan, bos.”

Nika melotot kesal. “Terus, kalau aku bos, apa artinya aku boleh libur suka-suka? Kan, nggak gitu, Yasfar. Aku harus tetap profesional, kamu juga. Kamu yang bertanggung jawab sama kerjaan kamu di luar kota, jangan bawa-bawa aku yang juga sibuk di sini. Ntar malah kita berdua lalai sama kerjaan masing-masing,” omelnya panjang-lebar, membuat Yasfar melongo dan seketika meringis dimarahin begitu.

Yasfar mendapatkan jadwal baru, diminta berangkat ke Bandung sebagai perwakilan agensi untuk hadir pada sebuah acara fashion. Jika sebelumnya Yasfar sangat senang diberi tugas ke luar kota, sekarang rasanya berat sekali. Tidak mau berjauhan dengan Nika barang sedikit saja. Istrinya sudah mulai bisa memenuhi semua keinginan Yasfar, jadi ia merasa sangat hampa jika tidak di samping Nika. Berbagai jenis tawaran hiburan yang bosnya ceritakan, tidak membuat Yasfar ngiler sedikit pun. Lebih suka rebahan di rumah bersama Nika pastinya.

“Iya, deh, maaf,” lirih Yasfar sangat memelas. “Tapi, kamu jangan nakal aku tinggalin, ya. Aku jadi kepikiran omongan Mama soal ular genit, nih.”

“Ish, dibilangin jangan dengerin Mama. Itu bercanda aja, tau.”

Yasfar cengengesan. “Iya, iya.” Yasfar mengecup kepala Nika. “Doain urusan aku lancar di sana, ya? Kamu juga semangat kerjanya. Ingat, jangan sampai ketinggalan makan, jangan capek-capek, jangan begadang, dan jangan lupa sering-sering video call, ya.”

Mendengar Yasfar cerewet begitu, Nika jadi tergelak. “Kamu nih, udah kayak mau minggat lama aja.”

“Salah lagi.” Sumbu emosi mulai naik lagi.

Cepat-cepat Nika menggeleng, tidak mau suaminya mendadak kesal. Nika langsung berdiri dan menyingkirkan kursi agar tidak menghalangi tubuhnya dengan Yasfar. Sekarang, mereka berpelukan, Nika yang mengawali.

Benang Merah [Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang