16

5.5K 564 126
                                    

Jam 7.36.

Bel masuk sudah berbunyi, semua murid bahkan guru sudah memasuki kelas memulai jam belajar.

Namun dua orang masih berada disekitar gerbang sembari menatap kesana kemari memeriksa keadaan.

Atau lebih tepatnya mencari keberadaan seseorang.
orangn.

"Kok gak ada bang?"

Kevin menghela napas, "gue juga gak tau."

Keduanya berdecak diwaktu yang hampir bersamaan. Anak-anak osis yang bertugas menjadi anggota kedisiplinan masih berjalan di koridor sembari menoleh kebelakang memperhatikan dua saudara itu.

Yang memasang wajah tak sabaran juga kesal.

"Gue tau, kayaknya mereka nungguin anak kelas satu itu."

Tiga orang lain menoleh pada yang barusan berkata.

"Aahh.. Iya, iya bener. Si... Siapa sih? Lupa gue."

"Nathan bukan? Dia anak futsal kan?"

Satu diantaranya mengangguk, "iya." Membenarkan.

"Gila, bukan salah satu yang demen, dua-duanya. Malah kayaknya mereka kagak rebutan."

"Bagi-bagi kali, kayak sembako."

Keempat orang itu menahan tawa seraya melanjutkan melangkah ke kelas masing-masing. Meninggalkan Kevin dan Levin yang sedang mengecek ponsel sendiri.

"Gak dijawab." Keluh Levin.

"Telepon juga gak diangkat." Balas Kevin.

Mereka berdua tentu saja menunggu Nathan, si pemuda manis yang membuat mereka kesemsem secara bersamaan.

Keduanya bukan tidak berniat menjemput si manis, tapi kebetulan Levin kesiangan karena bermalam di basecamp sedangkan Kevin memang ada urusan dari pagi buta sebagai ketua osis.

Akan ada acara sebentar lagi dan dia lumayan sibuk.

Makanya mereka sepakat menunggu kedatangan Nathan didepan gerbang sekalian mengajak sarapan, bukan ajakan sih, lebih tepatnya pemaksaan. Soalnya mereka tau si Nathan pasti gak bakalan mau.

"Dia ngehindar lewat jalan lain kali?"

Levin mengangguk, "bisa jadi, atau kitanya yang gak awas."

Kevin mendesah kesal, padahal sudah bermenit-menit lamanya didepan gerbang, memelototi orang-orang berlalu lalang tetap saja kecolongan.

"Ya udah, nanti aja pas istirahat kita ke kelasnya langsung buat jemput." Putus Kevin, diangguki oleh Levin dan mereka bubar melangkah ke kelas masing-masing.

Namun sampai jam istirahat tiba tidak ada sosok Nathan yang mereka cari. Padahal mereka sudah standby di kantin paling awal. Kevin menghela kesal begitu pula dengan Levin.

Jadi tanpa mau menunggu lama mereka bergegas ke kelas Nathan untuk menarik lelaki manis itu supaya bisa di konsumsi sendiri.

Tapi yang ada mereka hanya menemukan teman-teman Nathan yang akan keluar kelas.

"Mana Nathan?" Tanya Levin cepat. Matanya mengedar kesetiap penjuru kelas.

Anji yang kebetulan berhadapan dengan Levin menggeleng kaku.

"A-anu kak.. dia—"

"Kemana? Sembunyi dia?"

"B-bukan kak, dia lagi sakit."

Levin berkedip kaget lantas menoleh pada Kevin yang ekspresinya sama dengan dirinya.

"Sakit? Di uks?" Tanya Kevin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gebetan Satu KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang