09

5K 614 39
                                    

Nathan mengerang kesal, perlahan dia bangun dari tidurnya sembari mengusak rambutnya yang gatal. Menguap lebar lalu menatap jam beker yang berada di atas nakas.

"Jam satu?"

Kembali ia menguap lebar, Nathan terbangun dari tidurnya karena merasa haus serta kandung kemihnya yang penuh.

Seraya meringis akhirnya dia bangun, berjalan keluar kamar masih dengan mata setengah terpejam.

Suasana diluar kamar begitu sepi, sebelum turun ke arah tangga. Matanya melirik kamar sang abang yang terbuka sedikit. Remang-remang dengan sedikit cahaya yang sepertinya dari tivi. Nathan juga mendengar suara sayup-sayup orang berbicara dengan sound musik.

Itu memang tivi.

Nathan melangkah lagi menuruni tangga, ketika diakhir anak tangga saat ia menguap, Nathan hampir jatuh karena kaget melihat seseorang yang sedang membelakanginya.

Keningnya berkerut heran, seseorang itu bukan abangnya. Apalagi perawakan itu bertelanjang dada dengan bawahannya menggunakan training hitam.

"Oh, Nathan bangun?" Orang itu berbalik dan tersenyum.

Nathan mengerjap, mencerna sesuatu diotaknya yang sedang berjalan lambat. Baru setelah itu dia sadar. Seseorang bertelanjang dada itu adalah Ervin. Si teman kakaknya yang baru ia kenal tadi sore setelah pulang sekolah.

Tapi kenapa lelaki ini ada di rumahnya sambil telanjang dada begitu?

Mata Nathan bergerak liar memandang menelusuri badan teman si kakak. Bagus, ada kotak-kotak enam yang terbentuk walau porsi badannya tidak terlalu berisi.

Kok Nathan jadi iri?

"Nathan?"

Nathan terlonjak kaget, dia berdehem beberapa kali setelah sadar bahwa matanya menatap liar tubuh lelaki didepannya.

"Kok bang Ervin disini? Nginep?"

Pertanyaan bodoh sebenarnya, tapi hanya itu yang terpikirkan Nathan. Dia melangkah untuk meraih sebuah gelas dan berjalan ke depan kulkas.

"Iya. Tadi ngerjain tugasnya keasikan jadi gak tahu waktu. Pas liat jam udah setengah dua belas. Bablas aja nginep." Jelas Ervin. Dia sedang membuang sisa kopi dan mencuci dua gelas bekas dirinya dan Hendri. Ketika berbalik dia melihat Nathan yang sedang terdiam di tangga.

Matanya menatap setiap gerakan yang Nathan lakukan. Adik dari temannya ini manis sekali dengan piyama kuning pendek bergambar beruang. Saat pertama kalipun Ervin sudah terpesona dengan wajah itu.

"Ohh.." Nathan merespon, membulatkan mulutnya seraya mengangguk, meminum air dingin hingga tandas lalu menatap Ervin. "Nathan mau ke kamar mandi dulu." Katanya seraya berjalan dan masuk ke dalam kamar mandi.

Ervin terkekeh kecil, menatap pintu kamar mandi yang tertutup sempurna.

"Heran, gue baru liat laki yang manis begitu. Gue kira cewek." Gumannya pelan.

Ervin masih diam ditempatnya saat pintu kamar mandi terbuka. Nathan yang melihat itu menggerakan kedua alisnya pelan.

"Kenapa bang?" Tanya Nathan heran.

Ervin menggeleng. "Enggak. Belum ngantuk, jadi bingung mau ngapain."

"Belum ngantuk? Emang besok gak ada kelas?"

"Abis makan siang ada satu. Jadi nyantai."

"Oh.." Nathan mengangguk sekilas, dia acuh saja melihat Ervin yang terus menatapnya. "Udah makan bang?" Tanyanya basa basi.

"Tadi. Kenapa? Laper? Mau dibuatin nasi goreng?"

Nathan menggeleng, melewati Ervin untuk membuka kabinet atas. Dimana stok mie instan selalu ada disana.

Gebetan Satu KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang