You are mine, kamu akatara ku, kamu chayana ku. dan aku bahar mu. . .
"Haaahhh, seger nya" -kaiser
"GILA, Mulut Lo bau jigong jangan di buka lebar-lebar plis"
Kini, Kaiser dan [ur name] berada dalam kantin untuk melepas rasa haus bersama. Mereka kini tengah duduk di bangku kantin dengan minuman yang mereka beli tadi.
Mereka berdua sedari tadi tidak henti-hentinya bercerita tentang masa kecil ataupun aib-aib mereka berdua, dan mereka juga tidak henti-hentinya tertawa akibat cerita
Entahlah, ntah apa yang merasuki mereka berdua hingga dengan cepat nya bisa seakrab ini. Kini, pandangan mata tertuju oleh dua insan yang tengah bercanda ria tertawa bersama-sama seakan tidak mempunyai beban hidup sama sekali.
Ada pandangan yang penuh dengan keirian, kebencian, dan kebahagiaan. Sudah sekitar lima belas menit mereka habiskan berdua di kantin hanya untuk bertukar pengalaman. Hingga akhirnya, muncul seseorang dari belakang [ur name] yang langsung menjambak kuat rambut indah nan panjang milik [ur name]
"AKH, apaan sih lo narik-narik rambut gw???"
"Kalau rontok ganti rugi 100rb"
"Woey berhenti, sakit Kon...."
"Makanya, jadi orang jangan kegatelan!!!!" -...
"Maksud kegatelan apa yah bitjh? Lo juga saja-"
Ketika [ur name] memaksa untuk melihat kebelakang hanya untuk melihat sesosok rupa bentuk wajah yang tengah menjambak rambut, [ur name] terplongo kaget ketika melihat wajah orang tersebut.
"W-WAIT! L-LO KAN. LO KAN CEWE NYA KAISER!"
Kaiser yang dengan damai menonton keributan di depan nya sembari menyeruput minuman kini tersedak ketika mendengar ucapan dari [ur name]
"Ya! Gw cewe nya Kaiser. Dan lo, Lo ngapain coba dekat-dekat ma cowo gw HAH?!"
"Cari masalah ma gw Lo??"
Akira berucap demikian dengan penuh emosi yang tersulut di wajah nya.
"Maaf Baginda Mahadewi putri Ajeng... Gw cuma di ajak cowo lo. Kalau boleh jujur cowo lu sih yang kegatelan. Sowwi"
"HAH? BERANI BANGET KUTU SATU INI BICARA SEMBARANGAN. " Mendengar perkataan [ur name] membuat emosi Akira meledak
"Nggih."
"Akira, please stop. Sadar diri Akira, ingat Lo siapa..." Kaiser berucap demikian dengan wajah datar dan mata yang sinis
"Aber Kaiser! Tut es dir nicht leid für mich? Siehst du mich wirklich nur als Ventil? Denkst du nicht mehr an? Bitte denk noch einmal nach, Kaiser, nach all dem empfindest du nicht das geringste Gefühl der Liebe für mich?..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession﹗ 『Kaiser』
RomanceBercerita tentang seorang Lelaki asal Jerman yang pindah ke Indonesia untuk sementara waktu demi pekerjaan bertemu dengan seorang gadis aneh yang menurut nya gadis itu mungkin sudah gila. Gila, tapi menarik. Ya, kata itu yang terus saja berputar di...