the Stars

76 9 33
                                    

Ok guys, ini sudah hampir mendekati akhir. Maaf kalo pendek karena aku juga emang udah ngasih tau ini cuma cerita pendek.

Ok langsung ke cerita.

Happy Reading.

~~~~~~~~

Zagi: "... CALLIOPE!!!"

Merry: "CALLY!!!"

Sosok gadis yang dipanggil Calliope, perlahan jatuh ke salju putih yang bercampur dengan warna merah terang. Tubuh itu perlahan ikut mengeluarkan warna merah yang mewarnai putihnya salju yang dingin itu, Zagi... Sosok pria dengan surai hitam pekat itu mendekat dengan tangan yang gemetar.

Dia mengangkat tubuh yang sudah dipenuhi darah segar itu, tubuh Calliope perlahan mulai terasa dingin layaknya es berwarna putih. Zagi berusaha memanggil namanya, akan tetapi masih belum ada jawaban dari sosok wanita dengan surai putih yang ada di pelukannya.

Zagi: "... Hiks... Lippe... Aku mohon... Hiks... Bicaralah... Aku... Mencintaimu... Hiks..."
Calliope: "... Akhirnya kau mengatakan itu..."

Zagi menatap wanita yang ada di pelukannya, wanita cantik yang menatap Zagi dengan penuh kelembutan walaupun cahaya pada mata berwarna keemasan itu perlahan menghilang. Tangan yang dipenuhi noda merah berusaha meraih wajah pria yang ada dihadapannya, sang pria sendiri memegang tangan itu dan membawanya ke sebelah pipinya. Terasa begitu dingin tangan dengan jari-jari kecil yang ternoda itu, Zagi menahan air matanya yang perlahan mulai jatuh sambil terus menatap wajah gadis yang sudah lama ia cintai didepannya ini.

Calliope: "... Aku juga... Sudah lama mencintaimu... Zagi... Sejak kita bertemu... Bagiku kau tidak ada bedanya dengan Dewa Pelindung..."
Zagi: "aku bukan dia... Aku bahkan tidak bisa melindungimu sekarang... Kau jadi seperti ini semua karena diriku, jika saja kita tidak bertemu... Mungkin saat ini —"
Calliope: "aku tidak menyesal..."

Senyuman lembut tersemat di wajah putih yang pucat itu, senyuman yang pertama kali Zagi lihat saat mereka bertemu. Gadis ini selalu berfikir positif atas semua yang dia lalui sampai saat ini.

Calliope: "... Aku... Tidak pernah menyesal karena bertemu dengan mu... Aku justru bersyukur... Bahkan jika  Dewa Pelindung datang untuk membawaku... Aku tidak pernah menyesal..."

Tangan yang terus memegang pipi kiri Zagi, perlahan mulai melemah. Tangan itu pun jatuh begitupun dengan cahaya pada bola mata keemasan milik Calliope, warna keemasan itu perlahan mulai menjadi hitam. Merry ibu dari Calliope, satu-satunya Suku Ivy yang berhasil selamat hanya bisa menangis melihat anak perempuannya tewas dalam pelukan Zagi. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk melindungi putri nya sendiri.

Zagi: "Lippe? ... Lippe!! Calliope!!?"

Zagi berusaha untuk membangunkan wanita yang berada di pelukannya saat ini, akan tetapi Calliope tidak bergeming. Dia telah pergi, Calliope sudah tidak ada lagi. Menyadari jika Calliope sudah mati, Zagi menatap para Suku dengan tajam. Dengan perlahan Zagi meletakan tubuh tak bernyawa itu dan berjalan menuju para Suku dari ras White yang dengan kejam membantai semua ras White dari Suku Ivy, sementara para suku ini dengan waspada mereka mengacungkan senjata mereka dan mulai menembak.

Merry: "ZAGI!!!"

Lagi-lagi Zagi dilindungi oleh sosok yang begitu ia sayangi.

Zagi: "MERRY!!!!"

Dengan kemarahan yang memuncak, Zagi mengamuk dan mulai menyerang semua ras White yang telah membunuh mereka yang istimewa baginya.

°°°°°°°

Ultrawoman Calliope: the White Snow and the ChimneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang