CAPITULO 03

34 3 1
                                    

jangan numpang baca doang, harus vote dong. WAJIB!! kalau komen sih suka suka elu. Pokoknya vote itu harus kalau nggak aku datangin di mimpi kamu

Cappcus ke ceritanya



Pagi harinya, pagi yang benar-benar suram pasalnya sedari tadi subuh Raisa terus menangis di sudut kamar menatap nanar Bumi yang tampak terlelap dalam tidurnya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Bumi brengsek! Gw benci sama lo!" ujar Raisa yang berdiri dengan kaki gemetar memungut pakaiannya dan segera memakainya dirinya ingin pergi dari sana sebelum para sahabatnya sadar.

Raisa keluar dengan diam-diam menatap ke sana kemari melihat bahwa rumah Naomi masih terlihat sepi bahkan beberapa anggota BEM terlihat tengah tertidur di lantai begitupun dengan Ansel sahabat Bumi.

Dengan langkah bergetar menahan rasa sakit pada bagian intimnya Raisa keluar dari rumah itu dirinya tak ingin berlama-lama di sana. Setelah taksi online pesanannya datang Raisa pun pergi dari sana.

Sedangkan di sisi lain Bumi terlihat mulai terbangun saat cahaya matahari mulai menyinari wajahnya.

Matanya perlahan terbuka dengan kepala berdenyut sakit, ingatan semalam kembali terputar membuat Bumi langsung bangun terduduk menatap kamar yang tampak begitu kacau.

Bumi menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Telanjang! Dirinya benar-benar tidak memakai apa-apa sekarang ini. Dan juga ada bercak darah di kasur tempat nya tidur.

"Nggak mungkin gw one stand night sama Raisa," gumam Bumi tak percaya namun berbeda dengan ingatannya semalam.

Semalam dirinya benar-benar telah melakukan hal yang memalukan terhadap Raisa. Dengan cepat Bumi turun dari ranjang memakai seluruh bajunya secepat kilat tak lupa dirinya membuka sprei bernoda itu kemudian membawanya ke kamar mandi untuk dia rendam. Ada baiknya memang jika tak ada yang mengetahui masalah ini.

Dengan cepat Bumi turun terlihat semua anggota BEM masih ada di sana dan kini Bumi telah menjadi pusat perhatian.

"Lho, lo kok dari sana?" tanya Naomi.

"Gw kira lo udah pulang? Lo tidur di mana Bumi?" tanya Ansel.

"Gw tidur di atas," jawab Bumi.

"Terus Raisa? Raisa kok nggak kelihatan? Lo nggak ngapa-ngapain Raisa kan Bumi?" tanya Jessica penuh selidik.

"Eh iya Raisa, lo liat Raisa nggak Mi?" tanya Naomi.

"Nggak! Udah gw mau balik duluan!" Bumi harus mengejar Raisa sekarang. Tapi bagaimana ini dirinya tidak tahu menahu di mana alamat rumah Raisa.

Raisa sampai di depan rumah neneknya menatap rumah tua itu dengan tatapan sedih. Dirinya benar-benar gagal sekarang, hal yang paling dirinya jaga selama 21 tahun ini telah di renggut paksa oleh Bumi.

"Nek, Raisa pulang!" ujarnya saat masuk. Melihat Nenek nya berlari tergopoh-gopoh ke arahnya.

"Raisa! Kenapa baru pulang? Kamu dari mana nak, nenek khawatir mikirin kamu dari semalaman," ucap Nenek Darsi yang menepuk pelan pundak sang cucu.

"Maaf Nek, tadi malam aku lupa ngabarin kalau aku nginep di rumah temen aku. Kebetulan juga lagi ngadain perayaan kecil-kecilan jadi aku tinggal buat bantu-bantu, pas juga baterai ponsel aku lowbet," bohong Raisa.

"Lain kali jangan di ulangi lagi yah, nenek takut terjadi sesuatu sama kamu," ujar Nek Darsi.

'Sesuatu yang buruk bahkan udah nimpa aku Nek, aku bukan lagi cucu yang baik buat nenek!'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUNGA dalam RANJAU|•ON GOING•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang