BAB 1. Malam Yang Buruk

13 0 0
                                    

Malam sunyi yang dingin dan sejuk dari selatan yang meghembus dengan lembut Wajah ku yang menatap bulan sabit yang terpasang di langit sayu dan hujan berjatuhan air ke pepohonan yang kecil gerimis, sinar jalan bersama dengan melewati kendaraan ramai di sudut gelap ada yang berdiri tegak menatap ke arah ku, hanya terpancar lampu jalanan yang berkedip tek tek tek nada yang berulang-ulang membuat dadaku berdegup kencang nafasku yang cepat dan membeku tak begerak, Perlahan aku mencoba melangkah mundur mencari bagaimana cara menghindarinya, berlari berbalik arah ke arah yang telah aku lewati tadi dengan kencang aku tak tau arah kemana aku pergi, sedikit-sedikit aku menatap nya ke belakang dengan keringat bercucuran ke mata ku hanya mengandalkan sinar lampu kendaraan dan lampun yang minim, dia membungkuk berlari seperti hewan yang ganas kaki nya sangat cepat sehingga aku dan nya berjarak hanya berapa kaki.

Secepat mungkin aku menghindarinya, bayangan wajah nya tak terlihat karena samar dengan gelap malam, aku tidak fokus dengan jalan ku karena ingin melihatnya dengan jelas tanpas adar aku menabrak sebuah sampah yang menupuk banyak di depan ku, aku terjatuh dengan masuk kedalam sampah yang melenalan ku secara mendadak bercampur dengan sampah yang basah seperti makanan bekas dan ini sangat bau sekali. mahluk tadi yang mengejar ku pun seperti mengedus sampah yang sudah membuat ku terjatuh seperti mencari ku, aku takut jantungku sangat berdebar kencang aku tidak bisa menahan tangisan ku yang terus mengalir di pipi dengan kedua tangan ku aku menutup mulutku agar tidak ada suara keluar terdengar oleh mahluk itu, dia terus mencari ku seperti akan menggali tumpukan sampah yang melindungi ku dari penglihatannya, aku melihatnya dari celah sampah yang berlubang dia menyadari ada sekumpulan banyak remaja tertaw bercanda yang akan melewati nya hingga dia pergi dengan menghilang seperti asap, aku terus menutup mulutku yang tak tertahan perlahan aku mencoba mengintip apa mahluk itu sudah keluar atau belum, saat situasi sudah aman aku keluar secara perlahan dengan kepalaku yang melihat sekeliling yang serasa sudah cukup untuk aku pergi dari tumpukan sampah ini.

Aku terbangun dari mimpi yang buruk tadi ternyata aku hanya bermimpi dan ini seperti nyata sangat lah menakutkan, aku terbangun dengan nafas tak menentu dan keringat yang membasahi baju tidurku yang kering selimut yang tak lagi ada di badan ku terjatuh kebawah kasur yang sudah berantakan, seperti nya aku mengigau berlari dengan kencang di atas kasur sambil tidur , secerpat nya aku mengambil air putih lalu aku minum dengan banyak menenangkan hati dan pikiran bahwa itu hanya mimpi saja tidak akan terjadi di dunia nyata, saat air sedikit jatuh ke kaki ku lalu aku merasakan perih seperti luka, ternyata aku saat membuka celana bagian bawah ada luka yang terjatuh dari benda keras di atas mata kaki dengan luka kecil terkena batu kerikil yang sudah berdarah. Bergegas aku mengobatinya dan menutupinya dengan perban yang sangat tertutup dengan obat agar luka tidak infeksi, aku terus berfikir kenapa ini bisa terjadi padahal di atas kasur dan kamar ku tidak ada barang tajam yang bisa membat luka seperti aku kembali kekamar ku melihat apa ada benda yang terjatuh mengenaiku atau aku tidur sambil berjalana hingga menabrak ke barang yang ada di kamarku, tapi aku melihat lampu di atas meja lemari ku dan juga koleksi barang kesukaan ku tidak ada satu pun terjatuh tetap di tempat asalnya dengan rapih, aku merasa ini tidak beres dengan malam itu apa aku melakukan sesuatu pada seseorang atau melukai sesuatu hinga aku di kutuk, aku terus berpikir hingga melamun di kursi dan sadar bahwa aku harus pergi untuk bertemu dengan teman ku di hari minggu ini.

aku bergegas mandi dan berganti baju persiapan selesai aku mengabarinya dengan memberi pesan " rosi aku sudah siap sampai bertemu di depan mall vpj yah ". tanpa menunggu balasan nya aku cepat berangkat dengan motor ku samapi tujuan aku mengabarinya lagi dengan melihat pesan dari nya " baik aku udah di depan menunggu mu di kursi taman yah". pesan rosi , setelah aku memakirkan motorku di baseman berjalan menuju depan mall ada taman agar bisa bertemu dengan teman ku yang kukenal sejak sekolah sma di bandung shingga kami saling menjaga hubungan dengan baik sampai saat ini kita sering bertemu di waktu momen tertentu, akhirnya aku menemukan nya yang sedang duduk menatap layar Hp yang dia pegang aku menghampirinya dan memanggilnya dengan " hey si " sapa ku dan dia mengangkat kepalanya menghadap ke arah ku dengan senyuman gigi gingsul yang ada di atas gigi tak rapih, " pasti sudah menunggu lama yah maaf aku sampai lupa ada janji hari ini ". ujarku dengan duduk di sebelah nya " ga ko kalem aja sambil wifi geratis heheh". ujar rosi sambil menunjukan layar hp kepada ku tak lama dia menjak ku masuk mall untuk sekedar berjalan-jalan menghilangkan strees dengan dunia yang tidak adil, aku pun berdiri mengikutinya berjalan melalui pimtu depan mall dengan satpam yang menjaga di depan dan memberi salam "silakan masuk". ujar sang satpam yang ramah, aku dan rosi berjalan menuju toko pernak pernik untuk remaja yang datang biasanya anak sekolah, mahasiswa dan juga pegawai kantoran di sana barang yang lucu seperti boneka atau pun alat makeup pun ada warna yang lucu di pakai perempuan dengan harga terjangkau aku berjalan sambil menanyakan pada rosi apa dia pernah bermimpi buruk tapi itu terasa nyata reaksi rosi hanya itu hanya bunga mimpi belaka atau aku merasa banyak pikiran sehingga terbawa bermimpi buruk, aku berpikir dengan berjalan dan aku pun menjelaskan kejadian malam itu mimpi aneh sehingga mendapatkan luka yang lumayan meyakitan kalo terkena air itu seperti nya aku terus meyainkan pada rosi ini pertanda apa atau bagaimana " tenang mungkin kamu butuh merileksikan pikiran buruk tarik nafas lalu keluarkan ta". ujar rosi dengan memegang bahu ku dengan tenang, rosi memang tempat aku mencurahkan semua derita dan teman yang menerima aku apa adanya dengan keadaan paling bawah dia tetap mendukung ku dengan caranya yang membuat ku terus melanjutkan hidup meski aku selalu ingin mengakhiri hidup dengan cara apapun yang pernah aku coba tatapi tetap saja gagal.

selama itu aku berteman dengan nya sehingga aku percaya apa yang dia ucapkan dengan memberi kata-kata positif yang baik aku menurutinya dengan tenang dan menarik nafas sepanjang jalan aku menenangkan diri, sesampai kami di toko banyak sekali pengunjung yang sedang berbelanja kita memilih dan melihat barang lucu untuk di pakai ataupun di koleksi meski aku hanya mebawa uang tidak banyak cukup hanya makan dan minum saja di mall ini tapi aku hanya ingin berjalan dengan teman terbaiku agar menghilangkan semua pikiran buruk selama hidupku berusaha agar aku melupakan semua penderitaan ini.

DI BALIK KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang