BAB 4. misteri

3 0 0
                                    

Malam menjadi sebuah yang sunyi bagiku pikirku kemana saja orang-orang biasanya jam 9 malam masih saja bujang yang nongkrong ataupun ibu-ibu yang berbelanja di toko ku, ayah ku yang meminta tutup jam 10 malam dan ibu yang sedang siap-siap membuat makanan untuk besok akan di jual aku pun membantunya sambil menunggu di warung sambil bernyanyi lagu kesukaan ku Kpop yang sudah di gemari sejak aku duduk sma teman-temanku menyukai bias yang menjadi cinta yang tak sampai, mengingat sesuatu di masa sekola aku pernah menyukai pria teman kelas yang aku sukai selama di sekolah dengan paras yang tidak terlalu tanpam hanya dia memperlakukan wanita dengan baik seperti ke pada ku dengan manis dia selalu bertanya pada ku dengan baik dan juga pehatian seolah dia mau mendekati dan berteman namun aku salah paham membuat retakan yang membuat kita menjadi renggang pertemanan ini menjadi pisah karena aku menyatakan perasaan yang sebenarnya kepadanya lalu dia menolaknya sungguh bodoh wanita bernama nita ini dalam hatiku berteriak, tapi kenapa dia selalu membekas di hatiku hingga sekarang, bertanya-tanya kemana saja dia lalu kapan aku akan bertemu dengannya meski ini sudah 4 tahun lalu dosa kah aku bertahan tuhan dengan jawaban yang belum tentu untukku.

aku sibuk dengan masalalu ini malam yang dingin menusuk tulang bulu leherku merinding berdiri bulu kedua tanganku ini sangat menakutkan dan mencengkam aku baca doa yang aku bisa, aku tiba-tiba melihat angin melintas dengan kencang dan aku keluar toko mencari

anginnya kemana melihat sosok Pria besar berdiri di sebah pohon dekat rumahku , berjalan kedepan sehingga lampu jalan dan toko ku menyorotinya wajahnya yang tampan memakai baju jas dan juga kemeja putih celana hitam seperti agen rahasia yang sedang bertugas, aku membeku seperti patung berdiri tanpa berkutik mata nya merah seperti Iblis atau hewan aneh, pikirku dia memakai Kontak lens jadi seperi itu tapi mengapa menyala tanpa sadar dia sudah di depan ku sejajar tubuhnya dengan tubuhku hanya dia lebih tinggi dan menatapku membisikan di telinga ku " sudah lama tidak bertemu ", senyumnya yang menyeringai melebihi senyuman manusia biasa, berkeringat dingin mengalir di tubuhku dengan berjatuhan ketanah aku sangat takut, wajahnya masih tetap menatapku dengan mengatakan lagi " Dengan senang Bila Aku Membawa Keduniaku", ujar monster ini, lalu menghilang seperti asap yang terbakar terhipnotis dengannya lalu aku berteriak " Mamah Mamah Ma Ma Ma MaMah ", sambil lari ke dalam aku ketakutan dan sangat takut aku ke Dapur dengat terbirit-birit semua barang aku lempar sehingga berantakan ini menjadi gila yang tak masuk akal mengapa pria itu harus seperti itu datang dengan mengatakan itu padaku dengan sangat janggal apa aku memiliki kesalahan masalalu atau ada yang tidak suka padaku karena aku jahat, padahal masa sekolah aku anak yang baik dan di puji di oleh guru wali kelas.

Masa Kerjaan Tarurajanasa Abad ke 13

Hari yang cerah hujan turun gerimis dengan cahaya matahari beriringan dengan banyak orang berkeliaraan di sebuah rumah yang indah dimiliki saudagar kaya raya menjalankan bisnis antara negara melalui perahu berisi bahan alam yang di tanam perkebunan pak Jaya dan ibu Surna ada ke 1 anaknya bernama Bellajita wanita yang akan menuju masa remajanya berumur 15 tahun sedang belajar pada gurunya yang di panggil untuk mengajarnya membaca dan menghitung menjadi harapan orantuanya yang ingin Bella meneruskan Usaha ini dan menikah dengan pria yang Medukung dalam segalahal, Bella adalah anak yang berani dan juga ingin tahu yang sangat tinggi dia tidak takut akan apapun kecuali ayahnya yang galak dan juga tegas dia selalu menjadi pendiam dan menurut saat ayah nya meberi arahan atau memarahinya, ibunya yang lembut dan berhati mulia kepada pelayan yang ada dirumah kami memberi hak kemanusian yang sangat indah dari tangan ibuku, bella yang bolos dari kelas nya sehingga di cari oleh pelayan-pelayannya ibunya pun mencarinya kemana-mana, bella tahu ayahnya pergi 1 minggu jd dia kesempatan untuk pergi bermain dengan pelayan setianya bernama iis anak dari pelayan dasi pelayan 30 tahun bekerja setia untuk keluargaku.

bella berlari di ikuti iis yang berada di belakang memanggilnya " non jangan cepet !! gimana nyonya dan tuan marah non main kepasar", ujar iis nafas yang tak karuan. "tenang aja gakan ada apa-apa kan ada aku hahaha..", tertawa dan melewati orang-rang yang banyak di pasar dari sultan sehingga pengemis ada juga orang asing yang ingin membeli bahan baku alam seperti teh dan juga bumbu langka, iis terus mengjarnya dengan baju sederhana berganti baju menjadi celana dan baju layak nya anak laki-laki, begitu pun bella memakai baju pelayan laki-laki juga celana sendal yang di anyam layak rakyat biasa, Bella berbekalkan uang yang dia punya untuk makan dan juga belanja yang dia mau ukiran unik di barang luar negri ada disana bella pun tertarik guci yang indah ukiran naga biru dan gucinya yang putih di lapis bercak emas yang indah, tawar menawar yang sengit karena ia ingin memilkinya untuk vas bunga ibunya pasti suka lama-kelamaan dia pun berhasil memilikinya dengan senang iis membawanya dalam tas karung yang di bawa dari rumahnya tadi, berbalik badan bella meliht lapak lain ada sebuah kalung bunga berwana unggu tua yang berkilau dia mendatanginya yang menjualnya adalah kakek-kakek rentan yang lapar di bayar berapa saja bisa ambil karena lapar, bella sedih dia tidak tega dan membeli semu barangnya sehingga tak memikirkan bagaimana menyimpannya barang tua banyak sekali di jual kakek itu, " non cantik ambil lah kalung ini kau akan mendaptkan kebahagian yang selama ini di inginkan dengan menteskan airmata di pematanya, kalo meneteskan darah akan menjadi kutukan bagimu untuk membayar semua kebahagian yang tidak tercipta lagi", ujar kakek itu meyakinkan bella, di pakainya bella dan mengucapkan makasih pada kakek tersebut tetapi bingung mungkin kakek sedang lapar bicaranya aga lantur, iis dengan lelah membawa barangnya tangan kanan dan kiri mengenggam tas di punggung nya pun ada lagi, "non ini barang mau di kemanakan?", ujar iis kelelahan " entahlah is, eh liat baguskan kalung ini aku terlihat beribawa sepeti ayah bukan?", ujar bella berjalan terbalik menatap iis yang membawa barangnya, iis yang tidak kuat hanya mengagguk mengiyahkan biar cepat selesai dan menurut saja, perjalanan menuju perjalanan ke rumah bella di tabrak pria yang tak di kenal mungkin seumuran atau lebih tua 2 tahun tanpa minta maaf pria itu bergesah-gesah " jalan liat-liat dasar buta", ujar bella teriak pada pria tersebut yang menatapnya dengan serius, sesampainya di rumah bella melewati jalan rahasia di sebelah rumahnya yang sudah di tunggu bu dasi ibu iis yang menunggunya lama sekali bella kaget dan iis enabrak tubuh bella dengan kaget " ada apa non diam mendadak seperti itu ?", ujar iis yang menatap rambut bella dan menatap dapan iis terkejut ibunya sudah ada di sana dengan marah.

DI BALIK KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang