satu

473 73 7
                                    

Remaja itu menunduk saat di tatap dengan tatapan nyalang dan tajam. Aura saat ini sangat dingin dan seram batinnya.

Remaja itu bernama Jisung, Jung Jisung. Saat ini tengah menunduk takut terhadap pria di depan yang notabenya kembarannya.

"Jaemin jangan marah, icung ngga suka,"cicit Jisung pelan.

Pemuda yang di panggil Jaemin itu menatap dingin sang kembar.

"Kan udah gue bilang, panggil gue Hyung, gue keluar dulu dari lo"

"Beda 5 menit doang"

"Sama aja, gue dulu yang keluar"

"Upin ipin beda 5 menit, tapi ipin ngga manggil upin abang"

Jaemin menatap malas sang adik, jika sudah berdebat, tidak akan ada habis habisnya jika di ladeni.

Jisung sangat pintar jika menjawab, prinsip Jisung adalah "jika kau bodoh, bungkam kan orang lain dengan kebodohanmu" Begitulah sekiranya prinsip Jung Jisung.

"Sekarang, apa yang kau perbuat di ruang osis?" Tanya Jaemin kembali tajam.

Jisung kembali tercekat akibat pertanyaan kembarannya itu, "tidak ada" Jawab Jisung ketus.

"Jujur, lo udah ada di cctv ruang osis" Jawab Jaemin.

Jisung semakin tercekat mendengar penuturan Jaemin. Kenapa dia bisa tertangkap kamera, perasaan cctv sudah dia hack.

"Jawab Jisung!"

"Iya gue, kenapa?"

Akhirnya Jisung memberanikan diri untuk menjawab, walau saat melihat wajah Jaemin semakin menajam, tidak apa yang penting dia sudah berani membela diri.

"Lo nggak capek bikin masalah mulu? Pusing gue ngurusin lo mulu" Keluh Jaemin.

"Yaudah ngga ush di urusin, mau aja jadi babu sekolah lo," Ujar Jisung santai.

Oke, Jaemin sekarang sangat naik darah melihat wajah tak berdosa kembarannya itu.

Mereka kembar namun sifat bertolak belakang, di bilang anak pungut tapi wajah mereka sangat mirip, ngga mungkin salah satu dari mereka anak pungut.

"Capek gue, dah gue mau ke kamar"

Jaemin meninggalkan Jisung sendri di bawah, jika terus di ladeni bakal panjang urusannya, daripada rumah jadi kapal pecah, mending Jaemin mengalah.

Jisung tersenyum menang, lagi lagi dirinya membuat kembarannya kalah telak, memang best lo Jisung, puji nya sendiri.

****

"Aaaaa hyunggg"

Pukul menunjukkan jam setengah tujuh malam. Namun di ruang tamu terdengar rengekan seorang remaja bagaikan anak kecil.

Jisung, saat ini merengek kepada Jaemin untuk di belikan motor baru. Iya motor baru, Jaemin saat ini pening kepayang memikirkan permintaan si sulung.

Sungguh jika dia meminta yang lain Jaemin akan belikan, ini motor. Bahkan motor minggu lalu saja masih tersegel rapi di gerasi, sekarang? Dia malah meminta belikan yang baru.

"Motor minggu lalu masih kau simpan rapi di gerasi, sekarang kau meminta motor lagi?" Geram Jaemin. Adiknya kalau minta barang selalu saja yang bersifat boros.

Jisung mana peduli dengan amarah Jaemin, dia terus menerus merengek minta belikan motor.

"Jisung, diamlah motor mu masih baru dan tersegel rapi di garasi!" Ujar Jaemin geram akan tingkah laku adiknya.

"Gamau yang itu, itu warnanya pink, gue cwok," Ujar Jisung.

Ya ngga salah sih, cuman kan itu pilihan dia warna pink, siapa suruh milih warna itu.

"Miskin lo, motor aja ngga kebeli," Ujar Jisung pedas.

"Bukan miskin bangsat, tu motor masih bagus, hemat dikit napa" Jawab Jaemin geram, ingin rasanya dia membuang Jisung ke danau toba.

"Gamau, aaaa mau motor Jaeminn sialannn" Rengek Jisung.

Jaemin yang melihat tingkah adiknya hanya geleng geleng kepala, sungguh darah tinggi jika menghadapi tingkah laku Jisung.

"Baiklah, gue beliin, tapi pilih yang bener biar ngga beli baru lagi!" Jawab Jaemin pasrah. Jisung tetep kekeuh merengek hingga yang dia inginkan tercapai, sangat keras kepala.

Jisung memang memiliki hobby menghabiskan uang, Jaemin saja pening melihat tingkah aneh adiknya. Bukan mereka miskin, tujuh turunan mereka kaya dan berharta, namun apa salahnya berhemat?

Motor yang dia beli kalau di hitung sudah 5 biji, belum lagi ini yang dia minta belikan. Hadeuh, sungguh membuat sturck jika mengurusi pemudanya jangkung ini.

"Motor, i'm coming" Seru pria jangkung itu.




































Lanjut?

Vote komen bangsat, awas lo kalau ngga komen sama Vote, tau baca aja ngga comen ama vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote komen bangsat, awas lo kalau ngga komen sama Vote, tau baca aja ngga comen ama vote. Gue sumpahin ketek lo kelap kelip.

Canda geys, biar ngga terlalu pahit dan bosan kehidupan ini. Kita ngontrak jadi hidupkan suasana dikit. Tapi vote sama comment jangan lupa lah sialan. Di kasih hati minta jantung, itu namanya ga tau diri, jahanam.

Saudara!  {Combeck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang