---o0o---
Sinar matahari perlahan masuk ke ruangan gelap. Sinar itu menyorot ke arah mata Lynne hingga tidur nyenyaknya terganggu dengan cahaya silau itu.
Lynne melenguh dan meraba-raba di sekitar bantalnya mencari benda pipih berbentuk persegi panjang. Ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah enam pagi.
Ia terduduk dan melihat ke sekeliling rungan kamar itu. Tak seperti di kamarnya. Lynne melamun cukup lama untuk mengumpulkan kesadarannya. Ia mengingat kejadian tadi malam. Benar. Dia sedang menginap di rumahnya Kenzie.
Ia bergegas turun dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sekaligus melawan rasa kantuknya. Setelah 10 menit Lynne mandi ia bergegas keluar kamar karena mendengar panggilan Tante Cesa yang menyuruhnya untuk sarapan.
Di meja makan ada Kenzie, Om Radit dan Tannte Cesa yang sedang menata makanan. Lynne pun duduk di samping Kenzie dan menyapanya.
"Selamat pagi!" sapa Lynne pada Kenzie, Om radit, dan Tante Cesa.
"Selamat pagi Lynne," jawab Om Radit.
"Pagi," jawab Kenzie.
"Selamat pagi Lynne, gimana tidurnya nyenyak kan?" jawab Tante Cesa sambil bertanya tetang tidur Lynne. Tante Cesa takut jika Lynne tak bisa tidur dengan nyenyak karena berada di kamar orang lain.
Lynne tersenyum kemudian menjawab pertanyaan Tante Cesa. "Tenang saja, Tan. Lynne bahkan bisa tidur nyenyak daripada tidur di rumah."
"Kenapa?" tanya Om Radit penasaran.
"Ya, secara Lynne di rumah sendiri, Om. Jadi kalau malam Lynne harus waspada, takut jika ada maling masuk hahaha." Lynne tertawa saat menjawab pertanyaan Om Raadit itu.
"Orang tua lo?" tanya Kenzie.
"Oh mereka di luar kota, biasa bisnis haha. Ke sini cuma pas ambil rapot, trus kalau liburan juga kadang mereka yang ke sini atau gue yang ke sana, bahkan mereka pernah nggak balik sama sekali dalam satu tahun hahaha," jelasnya. Lynne seketika menutup mulutnya saat menyadari dirinya terlalu banyak bicara.
"Astaga, apa mereka tidak memikirkanmu? Mulai sekarang jika kamu kesepian di rumah menginaplah di sini," ujar Om Radit dengan logatnya yang menurut Lynne lucu.
"Sering-seringlah kamu ke sini, kalau ada apa-apa jangan sungkan minta bantuan ke kami, Tante bakalan suruh Kenzie buat jagain kamu," sahut Tante Cesa.
"Lo kalau ada apa-apa hubungi gue aja." Kenzie ikut menyahuti ucapan mamah dan papahnya.
"Haha tenang saja Lynne bisa kok, oh iya terimakasih ya udah nerima Lynne dengan ramah, baru pertama kali ini Lynne ngerasain kumpul satu keluarga ternyata sehangat ini," ujar Lynne sembari tersenyum manis.
Mereka akhirnya menyelesaikan sarapan mereka dengan tenang, setelah itu Lynne memutuskan berpamitan pada orang tua Kenzie untuk pulang. Tante Cesa sebenarnya menginginkan Lynne untuk tinggal lebih lama, tapi Lynne merasa tidak enak jika harus berlama-lama di sana. Takut merepotkan.
Setelah mendapat ijin pulang, Lynne diantar Kenzie ke depan. Kenzie menahan lengan Lynne sebelum ia pergi.
"Ada apa?" tanya Lynne mendapatkan lengannya ditahan oleh Kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
Teen FictionSebuah rasa sepi yang berkepanjangan membuat hati Lynne mati. Siapakah seseorang yang dapat menghangatkan hati Lynne? Mantan kekasihnya atau orang baru? "Lynne kalau gue ngajak lo balikan lo mau?" . . . "Gue suka sama lo Lynne, mau lo jadi pacar gue...