"Buat apa aku percaya? Jika akhirannya kau khianati."
Lynne
---o0o---
Adelia berjalan menyusuri trotoar untuk pergi ke sekolah. Suasana pagi itu begitu cerah dan udara segar dapat ia hirup. Langkah kaki Adelia berhenti saat melihat sosok yang ia kenal sedang bercengkerama dengan seorang laki-laki. Orang itu adalah Lynne. Dia sedang bergurau ria dengan Kenzie. Adelia pergi mendekati kedua remaja itu dengan hati-hati.
Adelia bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari posisi Lynne dan Kenzie. Ia menyimak setiap ucapan yang di lontarkan Kenzie maupun Lynne. Sekilas Adelia mendengar namanya diungkit-ungkit dalam candaan mereka.
"Kenapa lo bisa kesel sama dia?" tanya Kenzie pada Lynne.
"Hanya kesal saja, dia terlalu ikut campur dengan urusan gue," jawab Lynne.
Dada Adelia terasa diremat. Sakit dan juga kesal, dia perlahan meninggalkan kedua remaja itu dengan perasaan kesal. Berani-beraninya Lynne berbicara buruk tentangnya pada Kenzie. Ia kira Lynne akan menerimanya setelah ia tinggal di rumahnya. Namun, sama saja sebelum dan setelahnya Lynne tetap bersikap dingin padanya.
Adelia melangkahkan kakinya menuju sekolah. Ia memilih naik taksi dari pada satu bus dengan Lynne dan juga Kenzie. Selama 5 menit perjalanan, Adelia telah sampai di gerbang SMA Rayuan Kepala. Adelia langsung melangkahkan kakinya menuju kelas.
Di sisi Lynne, ia baru saja turun dari bus. Selang berapa detik disusul oleh Kenzie yang juga turun dari bus. Kenzie langsung merangkul Lynne, namun langsung ditepis. Ia tak begitu suka jika terdapat rumor buruk tentangnya menyebar.
"Ona, Nanti ke kantin bareng, ya? Atau lo mau makan di atap aja?" tanya Kenzie pada Lynne.
"Di atap aja, gue males ke kantin," jawab Lynne dengan singkat.
"Oke kalau gitu, gue duluan ke kelas, lo ati-ati, ya," pamit Kenzie yang mendapat lambaian tangan dari Lynne.
Lynne juga berjalan menuju kelasnya. Namun, sebelum ia sampai pintu masuk, sekilas ia melihat Daisy dan Carlyn yang tampak sedang mengobrol di samping sekolah. Tak mau ambil pusing Lynne segera melanjutkan jalannya ke kelasnya.
Carlyn menatap serius ponsel Daisy seusai Daisy memperlihatkan sebuah foto yang membuatnya tercengang. Seolah tak percaya dengan foto itu. Dalam foto itu Carlyn melihat Kenzie dan juga Lynne yang sedang tertawa riang di halte bus.
"Aku bukannya mau bikin masalah ke kalian, tapi aku merasa ini nggak bener jadi aku langsung kasih tau Kak Carlyn," ujar Daisy.
"Ah udah gue tebak kalo dia itu memang cewek yang nggak baik, tampang aja cantik tapi punya jiwa pick me, " jawab Carlyn sedikit kesal dengan foto itu.
"Anu kak, sebenarnya Kak Lynne juga deketin pacar aku," ucap Daisy dengan tatapan sendu.
"Hah? Serius lo? Beneran gila tuh cewek, udah ngerebut Kenzie dan sekarang dia mau ngerebut pacar lo?"
"Aku takut kalau Deandra terpikat sama dia dan ninggalin aku," ujar Daisy hampir menangis.
"Lo ikut gue," ajak Carlyn seketika menarik tangan Daisy.
Dengan langkah cepat mereka menuju kelas Lynne. Carlyn bersiap untuk melabrak Lynne. Sesampainya di kelas Lynne, Carlyn memanggil nama Lynne dengan lantang. Lynne yang sedang mengobrol dengan Deadra terkejut mendengarnya.
Carlyn menuju ke arah Lynne dengan tatapan garang yang diikuti oleh Daisy muncul dari belakangnya. Deandra langsung berdiri di depan Lynne, ia belum sadar jika ada Daisy juga di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
Fiksi RemajaSebuah rasa sepi yang berkepanjangan membuat hati Lynne mati. Siapakah seseorang yang dapat menghangatkan hati Lynne? Mantan kekasihnya atau orang baru? "Lynne kalau gue ngajak lo balikan lo mau?" . . . "Gue suka sama lo Lynne, mau lo jadi pacar gue...