BAB 6

706 54 6
                                    

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
.
.
.

Kini Asta tengah menikmati sarapannya bersama Abian, awalnya pria imut itu menolak ajakan Asta untuk sarapan bersamanya.
Karena pria kekar itu memaksa akhirnya Abian dengan terpaksa ikut sarapan.

Sebenarnya ia tidak enak dengan para maid, karena hanya ia yang selalu dipanggil oleh Asta.

"Masakanmu sangat enak Abian"

"Terima kasih tuan atas pujiannya" Abian tersenyum setelah mendapatkan pujian dari Asta.

"Besok dan seterusnya hanya kamu yang boleh membuatkan sarapan untukku"

"Baik tuan, aku akan membuatkan sarapan untuk anda setiap hari"
Mereka pun melanjutkan sarapan.

"Setelah sarapan bersiaplah kita akan pergi?"

"Kemana tuan?"

"Lihat saja nanti"

Abian sedikit bingung kemana ia akan dibawa oleh Asta, namun ia lebih memilih untuk diam dan melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai sarapan, para maid mulai membersihkan piring dan meja makan tak lupa Abian yang selalu ikut membantu mereka.

Kini Abian memilih pakaian yang cocok untuk dipakai, ia sedikit bingung memakai apa. Apalagi ini baru pertama kalinya Abian akan keluar bersama tuannya.

Abian pun memilih hoodie berwarna biru muda yang sangat pas ditubuhnya, ia melihat pantulan dirinya di sebuah cermin lebar yang ada dikamarnya. Abian sedikit merapikan rambutnya, merasa sudah selesai Abian keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah.

Ia melihat ruang tamu yang masih kosong tanda Asta belum keluar dari kamarnya, akhirnya Abian memilih untuk duduk di sofa empuk dan menunggu pria tampan itu datang.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Asta pun tiba diruang tamu dan melihat Abian yang sedang menunggunya.

"Abian kau sudah siap?"

"Iya tuan"

Deg!!

Seketika mata Asta terpaku pada Abian, entah kenapa dirinya sangat terpesona dengan Abian padahal pria imut itu hanya memakai hoodie biasa berwarna biru muda.

Wajah Abian yang begitu cantik dan imut sangatlah tidak wajar bagi seorang pria, bulu mata yang sedikit lentik, bibir pink yang sedikit mengkilap membuat Abian terlihat sangat indah di mata Asta.

"Tuan?...tuan?..."

Asta sedikit terkejut mendengar suara Abian yang memanggilnya.

"A-apa?"

"Apa ada yang salah dengan pakaianku?"

"Ooh... Tidak pakaianmu sangat cocok dengan tubuh kecilmu... Kalau begitu kita berangkat"

"Iya tuan"

Abian mengikuti Asta dari belakang, sesekali ia melihat pundak Asta yang kekar apalagi pria tampan itu memakai baju kaos hitam yang membuat lekukan tubuhnya tercetak sempurna.

Mereka pun memasuki mobil hitam yang begitu mewah, namun disaat Abian masuk ia ditegur oleh Asta.

"Kenapa kau duduk disitu?"

"Memangnya kenapa tuan?"

"Aku bukan supirmu jadi duduklah di sampingku"

Abian menelan salivanya dengan susah, duduk disamping Asta? Apa Abian sanggup?. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Abian duduk disamping Asta ketika berada di dalam mobil.

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang