Bagian IV : Perkenalan

494 58 12
                                    

Sejak hari itu, Levi berjanji pada dirinya sendiri jika Hange berhasil didapatkan akan dia buat hancur dari semua Bunny yang pernah dimilikinya.

"Carikan aku wanita malam ini dan pastikan dia dalam keadaan sehat" ucapnya memberikan perintah kepada anak buahnya

"Dasar jalang, seenaknya dia menamparku didepan umum. Dia pikir dia secantik apa?" kesal levi sembari melepas jasnya dan dua kancing kemeja dari atas.


Siapa yang tidak merasa kesal jika ditampar dikhalayak umum seperti itu? Jelas ia benar-benar murka dan menaruh dendamnya tersendiri.

Rasa-rasanya ia ingin memberikan hukuman kepada wanita sombong itu. Tapi, apa yang bisa dilakukan levi sekarang ini?

dia sudah menandatangani perjanjian itu. Mau tidak mau, ia harus bisa memenangkan Hange ditantangan kali ini.


"Tidak, Aku tidak akan membiarkan binatang itu menang dari ku, meski satu kalipun" kekehnya setelah wajah zeke terlintas dipikirannya.


Sedangkan Hange, dirinya dipenuhi dengan rasa takut, rasa bersalah semuanya menjadi satu saat ini.

Ia memiliki hati yang lembut bahkan untuk memberikan tamparan seperti itu kepada orang lain, bagi dirinya sendiri adalah sebuah kejahatan.

"Bodoh, kau jahat hange"


Sesampainya dirumah, hange dengan cepat berlari kekamarnya untuk menyalin bajunya dan pergi ke dapur untuk memasak.

"Astaga, Aku lupa merapikan dapur." ucapnya yang melihat dapur berantakan.


Hange dengan cepat menyelesaikan semuanya dan berlari menuju ke rumah sakit dimana ayahnya dirawat.

Hange selama ini selalu hidup sendiri meskipun dia mempunyai ayah, tapi nama nya juga manusia pasti pernah membuat kesalahan didalam hidupnya, kan?


Kurang lebih begitulah ayah Hange, semenjak perceraian dengan istrinya ia harus merawat dan membesarkan Hange yang kala itu masih bayi seorang diri.

Bukan menjadi ayah yang baik, tapi ia justru meninggalkan Hange yang kala itu masih bayi sendirian dipinggir jalan.


Hange dari kecil harus menerima semua pahit-manisnya kehidupan dengan sendirian.

Disaat usia nya mulai rentan dan Hange sudah tumbuh dewasa, Ayahnya kembali menemui Hange dalam keadaan sakit-sakitan.


Hange ingin menolak kedatangan ayahnya yang dalam keadaan sakit. Tapi... Hange berpikir mungkin ini kesempatan buat dirinya untuk menjadi anak yang baik buat ayahnya.

Sudah hampir 6 bulan ia membiayai semua kebutuhan ayahnya. Beasiswa dan dana dari pemerintah masih belum menutupi biaya kehidupan mereka berdua.


"ayah, maaf aku telat" sapa hange dengan senyuman yang baru saja tiba dikamar rawat ayahnya dengan Nafasnya yang terengah-engah, wajahnya juga terlihat sekali lelah meskipun dirinya berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Meskipun ia tidak pernah membesarkan putrinya itu, tapi dirinya tau bahwa putrinya itu sama persis dengan ibunya memiliki hati yang tulus dibalik sisi buruknya "kau sudah istirahat?" tanyanya.


"Ah.. ayah tidak usah memikirkanku, aku sudah istrahat kok, ini aku bawain makanan untuk ayah, TIDAK BOLEH MENOLAK YA! HARUS DIHABISKAN!"

Bunny of Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang