Bab VII : Usaha II

442 37 11
                                    

Sejak pertemuannya dengan dokter, Hange lebih sering murung dan tidak aktif didalam kelas. Hal itu tentu saja menyorot semua kaprodi dan dosen yang ada dikampus.

"Hange, apa ada pertanyaan yang ingin kamu tanyakan?" tanya erwin dengan harapan hange memiliki pertanyaan.

"Tidak ada pak, saya sudah paham" jawab hange dengan senyum yang terlihat dipaksakan.

Setelah kelas selesai Erwin memanggil moblit untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Hange, tapi sayang moblit juga tidak tau alasan dibalik kenapa hange jadi menutup diri seperti sekarang.

Selama beberapa hari ini, erwin diam diam menguntit hange dari kejauhan, untuk memastikan bahwa dia tidak diapa-apakan oleh Levi.

Tentu saja, erwin tau bahwa saat ini mahasiswi nya sedang menjadi incaran empuk dari CEO ackerman itu. Erwin melihat hange berjalan ditengah hujan yang deras, tanpa menunda ia segera mendekati hange dan mempayunginya.

 Erwin melihat hange berjalan ditengah hujan yang deras, tanpa menunda ia segera mendekati hange dan mempayunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak baik, anak gadis main hujan hujanan" ucap erwin dengan senyumnya

"Bapak?"

"Kenapa? Ini hujan? Apa kau tau bahwa kau aset yang penting di kampus ini. Kalau dirimu sakit nantik akan menyusahkanku juga"

"Ah, iya. Aku lupa kalau aku sudah dijual sama kampus ku sendiri, ya kan?"

"Tsk, bukan begitu. Aku tidak merasa menjualmu. Ayo biar aku antarkan kamu pulang"

"Tidak usah pak, aku naik bus saja"

"Bus tidak menerima orang dengan pakaian basah seperti itu."

"Ah.. tapi apa tidak masalah jika saya pulang naik mobil bapak? Nantik mobil bapak juga basah karna saya"

"Sudahlah jangan dipikirkan, ayo Ikut aku ke parkiran, kamu tidak perlu merasa seperti itu anggap saja aku temanmu lagipun umur kita tidak terlalu jauh, cuman beda 10 tahun. Kamu boleh memanggil namaku saja"

"Eh? tidak mau. Kamu akan tetap menjadi dosenku. Jadi aku harus tetap memanggilmu bapak"

"Yasudah, padahal aku ingin menjadikanmu istri tapi kamu menolaknya. Apa boleh buat"

Ucapan erwin benar benar diluar ekspektasi hange. tentu saja pikirannya langsung kemana mana. Apalagi dosennya itu melemparkan senyum yang manis dan membukakan pintu mobil untuk mempersilahkannya masuk terlebih dahulu didalam mobil.

(Didalam mobil)

"Hange, perkataan ku barusan hanya lelucon untuk menghiburmu. Hahaha ku pikir kamu akan tertawa, tapi aku malah membuat mu jadi tegang seperti itu, ya?" jelas erwin yang mulai menyalakan mobilnya dan berusaha agar hange tidak memikirkan yang aneh aneh tentang dirinya.

Sejak pertama kali hange bergabung di kampus ini, erwin sudah menyimpan rasa terhadap mahasiswinya sendiri. Meskipun saat ini Hange sudah menginjak umur 20 tahun, tetap saja Erwin tidak berani mengungkapkan perasaannya sedikit pun.

Bunny of Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang