"Hei, jangan lupa nanti kita ada jadwal rapat besar dengan dekan." ucap pria manis dengan warna rambut kastanye itu mengingatkan partner yang tengah sibuk dengan penilitiannya.
"ah, rapat lagi? kali ini apalagi? bukannya terakhir sudah ku jelaskan kepada dosen dosen itu berikan aku waktu sedikit lagi?" ketus wanita berkacamata yang kini menjadi incaran dari CEO ternama.
"buntaicho.. kali ini rapatnya bukan tentang penelitianmu itu" jawab pria berambut kastanye yang bernama Moblit Berner.
buntaicho adalah panggilan khas dari moblit untuk wanita berkacamata yang bernama Hange Zoe, jelas saja hange seketika terdiam, dahinya berkerut dan segera menghentikan penelitiannya. "Loh?! jadi kali ini rapatnya membahas apalagi?", lanjutnya
Moblit hanya menggelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya itu, demikian juga hange yang diam seketika menatap partner penelitiannya itu.
Hange bergegas pergi meninggalkan moblit sendirian termasuk penelitiannya yang berantakan di meja khususnya. Moblit hanya menarik nafas panjang melihat keteledoran partnernya ini karna ini bukan kali pertamanya partnernya itu meninggalkan meja penelitiannya dengan rapi.
"Untung aku sabar" ketus moblit sembari merapikan meja penelitian mereka dan menyusul partner nya itu setelah ia kelar merapikan semuanya.
Moblit berkeliling kampus mencari partnernya itu, sampai akhirnya ia bertemu partnernya itu tengah berdiri di jendela kampus sedang melihat suara gaduh dari mahasiswi dikampus mereka itu. ia menghampiri dan menepuk pundak partnernya itu "hei ada apa?"
Hange menunjuk ke arah luar jendela untuk memberitahu partnernya "itu siapa? kenapa dia disambut begitu megah sama semua orang? bahkan rektor, dekan, kajur, kaprodi hingga mahasiswa semuanyaa ada disana untuk menyambutnya."
Moblit langsung tertuju kearah yang ditujukan partnernya itu, sontak saja ia terkejut. apapun yang akan terjadi dikampus ini pasti moblit dan hange akan tau lebih dulu, tapi kali ini mereka tidak tau ada apa dan sedang terjadi apa dikampusnya saat ini. Terlebih lagi, ada kedatangan seseorang yang mereka berdua tidak tau.
Moblit terkejut karna hange yang mendadak berteriak "apa apaan ini, kenapa mereka tidak memberitahu kita?! kan kita orang yang berperan besar juga dikampus ini!!" kesal hange dengan nada tinggi dan menepuk keras bahu moblit, "moblit ini tidak adil, bukan? kan, kan, kan?" lanjutnya.
Moblit yang bingung ingin menjawab apa hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan hange. Tangan nya mengepal kesal, dahinya berkerut, bibirnya mulai cemberut karna hange merasa kesal karna dia tidak diikut-sertakan dalam penyambutan orang besar dikampusnya sekarang.
"Hange, boleh ikut saya" suara berat tiba-tiba terdengar dari belakang mereka berdua. sontak saja keduanya langsung berbalik untuk melihat pemilik suara yang sudah familiar ini.
"eh, pak erwin" jawab hange dengan sedikit senyum.
"hange, boleh ikut saya? dan moblit bisa langsung menunggu diruang rapat, karna rapat akan segera dimulai, tapi saya ada perlu sedikit dengan hange" perintah erwin dengan senyum
"Siap laksanakan, pak." Jawab moblit yang segera pergi meninggalkan keduanya.
erwin tersenyum hangat "ayo hange"
"i-iya pak" bingung hange sembari mengikuti erwin yang sudah berjalan lebih dulu.
erwin dan hange berjalan menuju ke ruangan yang bahkan hange sendiri baru tau ternyata dikampus ada ruangan yang seperti ini. didalam ruangan itu erwin langsung menyerahkan hange kepada Hitch.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny of Levi Ackerman
أدب الهواةKisah seorang CEO ternama Levi Ackerman yang memiliki kebiasaan untuk selalu menghabiskan hawa nafsunya dengan mencari wanita yang mau melakukannya. Tidak hanya itu, Levi Ackerman akan memberikan kontrak kerjasama untuk wanita yang menyerahkan diri...