Bab IX : Bunny

505 22 6
                                    

⚠️🔞!!WARNING!!🔞⚠️
MULAI DARI BAB INI SAMPAI SETERUSNYA AKAN BERISI NSFW JADI PASTIKAN UMUR MU CUKUP YA!!

"Hangee.. heii.." suara samar yang terdengar saat ia membuka mata. Hange menemukan erwin duduk disamping tempat tidur nya sambil memegang tangannya. 

ah, iya dia ingat terakhir kali dia bersama levi diruangan itu tapi sekarang sudah berada dirumah. Tentu saja pasti erwin lagi lagi menyelamatkannya, pikirnya. tarikan nafas yang panjang menandakan hange tengah berpikir alasan apa yang harus dia berikan ke erwin karna meninggalkan erwin begitu saja demi mengejar levi. 

"Er.." Baru ingin mengucapkan sepatah kata tapi pembicaraannya langsung dipotong oleh erwin "aku minta maaf!" Ucap erwin dengan tegas. 

Hange bisa melihat raut wajah erwin terlihat sedih dan penuh rasa bersalah atas apa yang terjadi pada dirinya sendiri. 

"Erwin.. harusnya aku yang minta maaf" ucap hange yang tak ingin erwin berpikir ini karna kelalaiannya. 

"Aku terlalu sibuk dengan duniaku, sampai aku tidak menyadari bahwa dirimu dibawa sama laki laki brengsek itu" tegas erwin yang lagi lagi menyalahkan dirinya.

"Engga.. engga.. engga.." jawab hange sembari mengambil posisi duduk. "Aku yang mengikuti levi saat itu. Aku hanya ingin menegur levi untuk tidak menggangguku. Ini bukan salahmu, tapi salahku" lanjut hange. 

Erwin menatap hange dengan tatapan yang sangat tulus, bahkan hange pun bisa merasakan itu. Erwin memeluk hange dan mengecup jidadnya. "Yang penting sekarang dirimu ada disini bersama denganku. Aku pastikan levi tidak akan mengganggumu lagi" 

Hange merasa bersalah, karna ia tidak bisa berbicara jujur kepada erwin cerita yang sebenarnya bahwa dirinya memang sengaja mencari levi karna rasa khawatir.

************

Hange terus merenungkan tentang Levi dan mencoba menghubungi pria itu melalui nomor telepon yang tertera di kartu nama yang pernah diberikan Levi padanya.

Berkali-kali Hange menelpon, namun teleponnya tidak diangkat oleh Levi. Meskipun begitu, semangatnya tidak surut, bahkan saat Erwin berada di rumahnya, Hange tetap mencoba menghubungi Levi.

Dengan harapan, Hange berharap teleponnya akan diangkat oleh Levi kali ini. "Halo..." kali ini Levi menjawab.

Hange bersyukur karena teleponnya diangkat, dan dia bisa mendengar suara Levi lagi. "Jangan sia-siakan waktuku. Ada apa?" suara dari telepon itu.

"Aku ingin bertemu." Jelas Hange, tanpa berbelit-belit.

*******

Akhirnya, keduanya bertemu di rumah Levi, tempat yang dipilih oleh Hange. Mereka duduk di ruang rapat khusus, dengan Levi di satu ujung meja dan Hange di ujung lainnya.

"Ada apa?" tanya Levi.

"Aku datang untuk menawarkan diri bekerja di rumahmu," jelas Hange.

Levi berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus, tetapi mengapa Hange mengikutiinya? Dia tahu bahwa Levi bukanlah pria yang baik baginya. Bahkan Levi sudah siap mengakui kekalahan kepada Zeke.

"Apa alasanmu? Aku bukan orang yang baik, dan kau tahu bahwa aku hanya menginginkan tubuhmu," kata Levi.

"Aku mau melakukan pertukaran," kata Hange, mencoba memberikan penawaran.

"Perempuan gila," gumam Levi dalam hatinya. Dia tidak mengerti mengapa wanita di depannya mengatakan hal-hal gila seperti ini.

Ini adalah pertama kalinya Levi bertemu dengan wanita yang ingin bertukar dengannya. Dari semua wanita yang pernah ditemuinya, semuanya hanya mengincar kekayaannya. Mungkin Hange juga tertarik padanya karena kekayaannya, pikir Levi.

Bunny of Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang