Fatin

3 4 1
                                    

"Lo!"

"EHH?!?, Ini kakak kemaren yang hampir nabrak aku kan?!" Tanya gadis itu kaget. "Hm" Keenan hanya berdehem singkat. Sungguh dingin sekali sikapnya.

"Gue minta maaf ya" Minta Keenan kepada gadis di sampingnya. "Iya kak, gapapa kok. Ayo kak lebih hati hati lagi!" Saran gadis itu. "Hm"

"Lo mau kemana?" Tanya Keenan basa basi. "Aku mau ke ruang guru. Ini buku tugas dari kelas aku" ucapnya sambil memperlihatkan buku buku nya itu. Padahal Keenan sudah melihatnya dari tadi.

"Sini gue yang bawa" Pinta Keenan dan menarik paksa buku buku dari tangan gadis itu. "Eh tapi-.."
"Ga usah GeEr. Anggap aja gue lagi tebus kesalahan gue ke lo" Potong Keenan dengan ketus.

Mereka pun berjalan melewati ruangan demi ruangan tanpa ada satupun obrolan. Hening, itu yang terjadi di sepanjang Perjalanan.

Setelah selesai mengumpulkan buku gadis itu keluar dari ruang guru. "Eh, masih disini ya kak?" Tanya nya heran karena Keenan masih menunggunya di depan ruang guru.

"Ya, tungguin lo" jawabnya singkat. Gadis itu pun sontak kaget dan berusaha untuk terlihat baik baik saja di depan Keenan.

Sebenarnya Keenan menunggu gadis itu karena ia melihat Aluna dan Rafka akan berjalan ke arah ruangan guru.

Entah apa yang ada di pikiran Keenan, tapi kali ini ia akan mencoba memanas manasi Aluna. Keenan berharap semoga saja Aluna cemburu.

Saat gadis itu berjalan lebih dulu di depan Keenan ia pun mencoba menyamakan langkah kaki dengan gadis itu.

Tiba-tiba tangannya merangkul pundak gadis itu. Sang gadis pun terlonjak kaget, ia ingin berteriak tapi mulutnya di tutup oleh Keenan.

"Bantuin gue, lo diem aja. Gue ga ngapa-ngapain lo" Ujar Keenan menenangkan. Gadis itupun bernafas lega. "Nama lo siapa?" Tanya Keenan penasaran.

"Fatin kak" jawabnya. "Kelas berapa btw. Gue baru liat lo pas kemaren malem tuh" jujurnya. "Aku masih kelas 10 kak. Aku jarang keluar kelas, jadi wajar aja kakak ga pernah liat aku" Jawabnya dengan jelas. Keenan pun hanya mengangguk paham.

Setelah merasa Aluna tak ada di belakangnya, Keenan pun melepaskan rangkulannya dipundak Fatin.

"Maafin gue lagi ya. Gue jadi minta maaf mulu nih sama lo" Permintaan maafnya kali ini jauh lebih ramah dari yang sebelumnya. Kini Keenan tak lagi canggung kepada Fatin dan merasa nyaman berbicara dengannya.

"Gapapa kok kak. Santai aja"

"Gue Keenan. Cowo paling pinter di sekolah ini" ucapnya memperkenalkan diri lalu membanggakan dirinya sendiri.

Fatin pun tertawa mendengar penuturan kata Keenan. Keenan yang mendengar tawaan dari Fatin pun senang karena dirinya bisa membahagiakan orang lain.

"Gue balik ya. Gue tadi kabur dari tongkrongan jadi di marahin ini" pamitnya kepada Fatin di depan kantin. "Iya kak. Inget ya, kali ini harus hati-hati banget" pesan Fatin untuk Keenan. Ia pun hanya mengangguk paham dan meninggalkan Fatin di sana.

____________

Singkat cerita hari sudah menjelang sore. Artinya sekolah sudah di bubar sekitar 10 menit yang lalu.

Keenan berjalan ke parkiran lalu mencari-cari motor teman temannya, namun Keenan tak menemukannya. Ia tau pasti teman temannya sedang nongkrong di warung depan sekolah, di warung Bi Nia. Markas kedua mereka.

Di warung depan sekolah, Bagas dan Vito dengan duduk menunggu Keenan datang. Keenan dari kejauhan tak melihat adanya Denta. Keenan pun memarkirkan motor nya di pinggir warung itu.

"Si Denta kemana ga keliatan?" Tanya Keenan sambil berjalan kearah mereka. "Gatau tuh anak, katanya tadi ada urusan bentar. Gue ga percaya si Denta punya urusan" ujar Bagas. "Oh, ya udah sih tunggu aja" jawab Keenan diberi anggukan oleh Bagas.

"Lo dari mana aja nan?" Tanya Bagas.
"Mau bayar berapa lo kalo gue jawab?" Tanya Keenan menantang. "Lima ratus perak aja, jangan banyak banyak" jawab Bagas meledek.

"Mhon maaf, saya tidak tertarik" tolak Keenan.

"DUARR"

"ALLAHUAKBAR" Ucap Bagas dan Keenan bersamaan. "Alhamdulillah kalian udah tobat" ucap Denta senang sambil menyatukan kedua tangannya membentuk hati.

"Udah deh jangan mulai Den" Ucap kesal Bagas. "Lo lo pada kenapa si anjir, bisa ga sih sehari ga rusuh. Gue bosen banget dah liat tingkah kalian" Marah Vito kepada ketiga temannya.

"Pipit, maafin yaaaa" Mohon Denta dengan menampilkan puppy eyes nya dan juga kedua tangan yang di satukan sebagai tanda maaf🙏.

"Bacot" Umpat Vito mengacungkan jari tengah nya kepada Denta. "Eh, gue kok geliin banget ya. Udah beberapa hari ini jadi kek boti anjir, hahaha" Ucap Denta menertawakan dirinya sendiri.

"Mau tau ga?" Tanya Bagas. "Apa?" Jawab Denta. "Lo tuh harus di rawat. Lu udah cocok banget jadi pasien RSJ Den" ucap Bagas kesal. "Ga lucu" jawab Denta. "Karna yang lucu itu aku" ucap Keenan menempelkan kedua telunjuk di pipinya.

"Wah wah. Lo udah sembuh si Keenan ketularan virus lo" Ucap Bagas kepada Denta. "Vit, Lo harus hati hati. Nanti gue gatau lagi harus gimana kalo Lo sampe ketularan virus si Denta" pesan Bagas mewanti-wanti pada Vito.

"Emang gue tertarik sama candaan kalian?" Tanyanya dengan tatapan dingin. "Ngeri" Ucap Denta dan Bagas bergidik bak seorang yang sedang kedinginan.

"Haris kapan balik?" Tanya Keenan menanyakan temannya Haris yang sudah satu pekan ini pergi urusan  keluarga.

"Katanya dia pulang malem ini" jawab Denta karena ia lah saudara dekat Haris. "Oh, nongkrong ga nih ntar malem. Sekalian ngerayain baliknya si Haris" ajak Bagas kepada ketiga temannya.

"Boleh tuh, kayaknya asik" jawab Denta mengiyakan. "Ngikut aja deh" Keenan setuju. "Kalo lo, Vit?. Setuju ga?" Tanya Bagas kepada Fito. "Ngikut" jawabnya singkat.

"Nah jadi sepakat ya, ntar malem kumpul di markas jam 8. Gada acara kan?" Tanya Bagas menyakinkan semuanya lagi. "Ya enggak lah blog" umpat Denta lalu menyentil kepala Bagas kesal.

"Diem lu anjing. So kenal amat" Ucap Bagas dengan gaya judesnya. "Lopyu Gas" Ucap Denta lalu mencium pipi Bagas dengan tergesa-gesa. "Anjing. Pipi gue udah gak perawan sialann!!!" Umpat Bagas kesal pada Denta.

"Lu ngapa sih. Baru sembuh dah kumat lagi aja. Bosen gue!!" Ucap Bagas nyerocos. "Kata pak ustadz, cium pipi sahabat itu dapet pahala. Asalkan ga ada niatan belok!!" Ceramah Denta.

"Tapi dari cara lo ngomong. Lo udah kayak mau belok anjir" Jawab Bagas kesal. "Udah udah, pulang yok gue cape liat tingkah kalian" Ajak Keenan.

Seketika Vito pun berdiri terlebih dahulu. "Gue duluan. Ntar kabarin aja kalo jadi kumpulnya" Pamitnya lalu pergi meninggalkan mereka semua.

Denta dan Bagas saling bertatapan karena bingung dengan sikap Vito. Mereka pun menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan sikap Vito yang makin menyebalkan.

Merekapun berpamitan dan pergi dari warung itu. "Bi, Keenan pulang dulu ya" pamit Keenan kepada sang pemilik warung. "Hati hati ya, jangan ngebut ngebut di jalannya" pesan Bi Nia kepada mereka bertiga.

Mereka pun pergi dan mengendarai motornya masing masing.

__________

Terimakasih sudah membaca.

Mau aku up?
Don't forget

Vote and follow
See u and thank u

Babay

Rumah Singgah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang