Khawatir

439 29 2
                                    

"Aku merasa bersalah karena selalu meninggalkannya"

"Dia sudah lebih dewasa sekarang, jangan berlebihan begitu"

Ditengah2 perbincangan, tiba2 Namjoon masuk keruangan. Seketika suasana menghening dan mereka semua saling memandang

Nj : "apa aku mengganggu kalian?" Tanya namjoon dengan wajah bingungnya

J : "tidak..

Nj : "ini sudah larut malam, apa yang kalian lakukan di ruangan ini?"

J : "kami hanya membereskan dokuken2"

Seokjin meraih sebuah kertas. Dibacanya kertas yang menerangkan kurva perusahaan yang sangat menurun.

Pernah hampir bangkrut juga rupanya..

Seokjin kembali mengamati lembaran kertas tersebut

2 tahun yang lalu?..
Ini tak separah akhir2 ini.. masih bisa ku atasi.

Seokjin terkekeh pelan dan kembali merapihkan dokumen2 lain.

Namjoon memperhatikan gerak gerik seokjin, ia tau bahwa seokjin sedang tak baik2 saja, ia pasti sedang mencari data2 perusahaan untuk mencari informasi tentang pencapaian perusahaan sebelum dipimpin olehnya.

Perusahaan sedang tak baik2 saja, tak sedikit musuh dibalik selimut yang ingin menerkam perusahaan. Ntah telah berapa orang yang seokjin keluarkan karena merugikan perusahaan..

Dan tak sedikit pula yang mengancam keselamatannya, bukan hanya dirinya.. namun juga keluarganya. Ini membuat seokjin sangat berhati2 untuk memutuskan sesuatu. dan keputusan itu sangat berpengaruh dengan kehidupannya, dan kehidupan ribuan bahkan jutaan karyawan2nya.

Tak banyak yang tau tentang hal ini, hanya seokjin dan namjoon. Karena menurut seokjin, semakin banyak yang tau semakin banyak yang akan terancam

Nj : "Baik aku pamit.."

Namjoon mengerti keadaan, ia ingin berbicara empat mata dengan seokjin tentang posisi direktur yang kosong, ia dipecat karena pengkhianatannya. namun itu tak mungkin.. karena jika yoongi mengetahuinya, ini akan menjadi pertengkaran yang panjang.

Pov end~
.
.
.

Beberapa hari kemudian...

08.00

Seseorang memarkirkan mobil sedan hitamnya di depan gerbang rumah keluarga Kim. Seorang pria turun membawa map coklat besar di tangannya.

Pria itu berkali2 memencat bel rumah mewah tersebut namun tak ada jawaban. Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya

"Percuma jika aku berteriak, jarak dari gerbang kerumah cukup jauh bahkan sangat jauh.. Aku heran.. apa rumah semegah ini tak ada penjaganya?" Ujar hoseok sendirian

Pria itu kembali menekan tombol bel berkali2 dan hasilnya tetap tak berubah.

Setelah beberapa hari hoseok menunggunya di ruang kelas, dan beberapa kali berusaha menghubunginya, hingga mendatangi rumahnya.. tak ada 1 kabarpun ia dapatkan dari taehyung anak muridnya dan ayahnya.

"Ini melelahkan--
Ternyata menjadi wali kelas sekaligus kepala kesehatan sekolah itu tidak mudah..
Lebih baik aku simpan saja raport taehyung. "

.
.
.

📍Rumah Kim

21.30

Unfair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang