le chapitre 1 (JAEMJEN)

1.8K 111 0
                                    

This story is contain bromance and fiction.
Skenario yang ada disini cuma salah satu dari sekian banyak skenario yang aku ciptain di kepalaku.

.
.
.

Jeno mendesah lelah saat sampai di backstage, konser hari itu berakhir sukses seperti konser-konser sebelumnya.

"lelah ?" tanya Jaemin sambil melangkah kearah si April yang kini sedang meneguk air mineralnya. Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

Si pemuda Na membelai lembut rambut pirang Jeno, membuat si empunya mengernyit dan melangkah mundur.

"jangan pegang-pegang, aku berkeringat Jaeminie" ucapnya.

Jaemin terkekeh dan meraih pinggang si pemilik mata bulan sabit didepannya, mengabaikan erangan tidak suka dari si April dan mengacak gemas rambutnya.

Pemuda Na itu baru berhenti saat sang manager masuk dan meminta mereka untuk membereskan barang-barang agar bisa segera pulang.

Melihat ada kesempatan, Jeno segera melepaskan diri dari kungkungan Jaemin dan meraih hoodie bersih yang sengaja dia letakkan tidak jauh dari sana.

Baru saja Jeno lepas dari si pemuda Na, kini Haechan yang sudah berganti pakaian menghampirinya dengan senyum lebar.

Pemuda itu menepuk pantat Jeno, tidak lupa meremasnya pelan sebelum meraih tasnya yang tergelak diatas sofa maroon sebelah meja rias. Tawanya berderai mendengar decakan kesal si pirang.

Jeno mendumal sambil buru-buru masuk keruang ganti sebelum yang lain kembali menggangunya, mengabaikan Chenle yang mengaduh karna si April tidak sengaja menabrak bahunya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Jeno keluar dari ruang ganti sambil menggendong ransel hitamnya.

"sudah selesai ? ayo pulang," ajak Mark.

Pemuda itu menunggunya didepan pintu dan mengulurkan tangan kearah Jeno.

"apa-apaan. Kak Jeno bukan anak kecil yang perlu di gandeng, lagipula dia tidak akan hilang." ucap Chenle.

Mendengar itu, 4 pemuda lainnya ikut mencibir kearah kakak tertua mereka.

Dan diantaranya suara Jaemin terdengar paling keras, pemuda itu kesal karna Mark selalu saja mencari kesempatan untuk mendekati manusia kesayangannya itu.

Jeno mendengus dan memilih berjalan kearah sang manager, mengabaikan teman-temannya yang masih mengolok-olok Mark. Wajah kakak tertuanya itu terlihat frustasi.

Sedangkan Chenle hanya mengedikkan bahu tidak peduli saat melihat anggota tertua di NCT Dream itu mendelik kearahnya.

"sampai kapan kalian mau disana ? badanku lengket, aku ingin pulang dan segera mandi."

.
.
.

Pintu kamar hotel yang Jeno tempati berayun terbuka, menampilkan Jaemin dalam balutan hoodie putih dan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya.

Jeno yang menyadari kehadiran si pemuda Na, tersenyum lebar dan melambai antusias.

"kau sudah makan ? Haechan membeli pizza, ayo makan bersama" ajaknya.

Jaemin balas tersenyum, menggigit pipi dalamnya gemas, tidak tahan untuk mencubiti pipi bulat itu.

Tapi tak lama setelah itu senyum diwajahnya luntur saat melihat beberapa pemuda lain sudah mengelilingi Jeno. Padahal niatnya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan si pemilik senyum bulan sabit itu.

CERITANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang