le chapitre 9 (JAEMJEN)

690 53 12
                                    

This story is contain bromance and fiction.
Skenario yang ada disini cuma salah satu dari sekian banyak skenario yang aku ciptain di kepalaku.

CW 🔞

.•
.•
.•

Jaemin sudah berganti pakaian untuk penampilan mereka berikutnya - pemuda kelahiran Agustus itu melakukan sedikit peregangan sebelum kembali keatas panggung.

Mengangguk singkat saat seorang staff dan sang manager memintanya bersiap. Bukannya kembali ke panggung seperti yg diarahkan, pemuda itu malah sibuk menatap Jeno yang terlihat sedikit kerepotan dengan kemeja putihnya.

Matanya memincing saat seorang staff menghampiri si April dan ikut merapikan pakaian bagian depan Jeno.

Si pemuda Na berdecak kesal, mengabaikan sang manager dan melangkah kearah sang kekasih.

"Biar aku saja kak." Ucapnya dingin - dengan sengaja menyenggol bahu staff di depannya. Mengabaikan sang kekasih yang melotot karena kelakuan tidak sopannya.

Dalam diam Jaemin membantu si April merapikan kemejanya, menyeringai saat mendengar Jeno mendesah karena cengkeram dipinggang nya.

Jaemin menarik naik kemeja dengan potongan rendah itu dan mengelus bagian leher hingga tulang selangka si April.

"Lain kali panggil aku kalau kamu butuh bantuan." Ucapnya dengan nada serius.

Jeno tidak menanggapi, si April hanya menghela nafas lalu menyingkirkan tangan besar si pemuda Na yang masih bertengger dilehernya.

Sebelum sempat melangkah lebih jauh, tangannya sudah lebih dulu ditarik Jaemin; "Aku serius Lee Jeno, aku tidak suka milikku disentuh orang lain."

Jeno menghela nafas mendengar ucapan sang kekasih, tangannya terangkat untuk mengelus pipi pemuda didepannya; "We're still in work sayang, bisa nggak cemburunya ditahan dulu. Lagian aku mana sempat minta bantuan kamu dalam keadaan kayak gini. We need to drees up, bentar lagi tampil loh." Jelas si April lembut.

Jaemin hanya mendengus tidak peduli, tangannya bertengger posesif dipinggang ramping sang kekasih.

Jeno menoleh saat seorang staff dengan tidak sabar memanggil keduanya - meminta sepasang kekasih itu untuk segera kembali keatas panggung bersama anggota NCT Dream yang lain.

"Udah ah, senyum. Jangan pasang muka jutek kayak gitu. Udah disuruh balik ke panggung tuh kita." Tegur jeno dan menarik lembut tangan sang kekasih untuk digenggam.

Sepanjang konser hari itu, Jaemin tidak pernah melepas pandangannya dari sang kekasih. Si April memang selalu terlihat menawan, tapi entah kenapa malam ini Jeno terlihat berpuluh-puluh kali lipat lebih menawan.

Padahal dia sudah puluhan kali melihat sang kekasih dalam balutan kemeja putih berleher rendah itu - tapi entah kenapa Jaemin selalu dibuat terpesona, lagi dan lagi.

Tidak sekali dua kali si pemuda Na mencoba mencari perhatian Jeno. Tapi si April hanya melirik sekilas dan melempar senyum, sepertinya kekasih Na Jaemin itu terlalu menikmati konser mereka.

Saat lagu dive into you diputar, Jaemin tersenyum semakin lebar. Melangkah kearah si April dan mengelus kepala pirang sang kekasih lalu membuka tangannya lebar-lebar meminta pelukan dari bungsu keluarga Lee - sedikit terkejut saat si pemilik mata bulan sabit masuk dalam pelukannya dan mengistirahatkan wajah diperpotongan lehernya.

 Melangkah kearah si April dan mengelus kepala pirang sang kekasih lalu membuka tangannya lebar-lebar meminta pelukan dari bungsu keluarga Lee - sedikit terkejut saat si pemilik mata bulan sabit masuk dalam pelukannya dan mengistirahatkan wajah di...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CERITANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang