le chapitre 10 (JAEMJEN)

630 70 3
                                    

This story is contain bromance and fiction.
Skenario yang ada disini cuma salah satu dari sekian banyak skenario yang aku ciptain di kepalaku.

.•
.•
.•

Jaemin menghela nafas, mencoba menarik tangannya dari pelukan jeno. Dia lelah sekali setelah sesi latihan panjang mereka hari itu, niatnya untuk ke cafetaria dan membeli americano harus urung karna jeno yang menempelinya seperti cicak.

Si April tidak membiarkannya pergi dan terus menahannya diruang latihan. Jaemin yang lelah dan sedang dalam suasana hati yang buruk semakin dongkol menghadapi sang kekasih.

"Jen, lepas dulu.. aku mau beli minum, haus." Ucap si pemuda Na pelan.

Tapi jeno masih acuh, si April memilih tidak peduli dan menyamankan kepala dibahu lebar sang kekasih - rasanya ngantuk sekali.

Jaemin yang meraaa di abaikan semakin kesal, akhirnya pemuda itu menarik tangannya dengan kasar. Beranjak berdiri lalu menggendong tasnya tanpa menoleh kearah jeno yang terjatuh menghantam lantai dengan posisi wajah dibawah.

Sepertinya jaemin tidak sadar kalau gerakannya membuat jeno yang hampir tertidur malah terkejut dan akhirnya terjatuh.

Jeno meringis, mengusap hidung dan dahinya yang nyeri - rasa kantuknya lenyap begitu saja saat mendengar gerutuan si pemuda Na.

"Benar-benar mengganggu."

•••

Perjalanan pulang mereka kali itu diisi keheningan, wajar saja karena semuanya cukup lelah dengan latihan yang baru selesai beberapa jam lalu. Jisung dan Renjun sudah tertidur sejak keduanya memasuki mobil yang akan mengantar mereka pulang.

Jeno sejak tadi hanya mencuri-curi pandang kearah Jaemin yang sibuk menyeruput americano sambil menonton anime dari ponselnya.

Biasanya disaat lelah Jaemin akan menghampiri si April dan mendusal diceruk leher sang kekasih - mengeluh tentang punggungnya dan meminta tepukan semangat dari si bungsu Lee.

Tapi entah kenapa mood si pemuda Na tiba-tiba berubah buruk hari ini - sangat buruk. Sepanjang latihan si Leo hanya diam dengan pandangan tajam, menolak bicara bahkan menolak sentuhan sang kekasih.

Sepertinya Jaemin juga belum menyadari memar dibawah dagu si April karena ulahnya tadi.

"Kak, antar aku ke apartemen ya. Aku menginap disana malam ini."

Sang manager yang duduk dikursi depan menoleh dan mengangguk sekilas. "Jeno juga ikut ? Kalian jangan Macam-macam ya, besok siang masih harus latihan." Peringatnya.

Jaemin memutar mata bosan."Kamu mau ikut nginep ?" Tanya nya pada sang kekasih yang sejak tadi hanya duduk diam disebelahnya.

Jeno yang mendapat pertanyaan tib-tiba seperti itu terdiam, bingung ingin menjawab apa. Karena biasanya Jaemin tidak pernah menawari, pemuda itu pasti langsung membawanya ke apartemen kalau dia sedang tidak ingin menginap di dorm.

"Ck... kenapa malah ngelamun ?"

Jeno mengerjap pelan mendengar nada ketus sang kekasih, si April tersenyum dibalik masker hitamnya sebelum bertanya pelan."Aku boleh ikut ?"

Pemuda Agustus disebelahnya hanya mengangguk, kemudian menyandarkan kepala disandaran kursi lalu mencoba untuk tidur - mengabaikan Jeno yang masih mencuri pandang kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang