Akhir pekan yang artinya adalah hari beristirahat tiba, siang ini, Jennie benar-benar menjalankan rencananya untuk berbelanja di supermarket.
Jennie kini mendorong troli yang baru terisi setengah barang-barang kebutuhan untuk unit apartemennya sebulan ke depan, rasanya untuk berada di satu lorong saja membutuhkan waktu yang begitu lama, karena tinggal sendiri dengan uang yang bisa dikatakan terbatas, dia selalu teliti dalam mencari barang-barang rumah tangga, mencari barang yang termurah dan yang paling sepadan dengan harganya untuk di beli.
Lisa sendiri berada di belakangnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya, atau sesekali mengecek ponselnya yang juga kosong, dalam artian, tidak ada seorangpun yang mengirim pesan untuknya dan jika di lihat-lihat, Lisa lebih cocok di lihat sebagai bodyguard yang tengah menjaga nyonya besar berbelanja.
"Kau mengatakan ingin membeli sesuatu untuk kebutuhanmu juga, kenapa sedari tadi tidak mengambil apapun?" Tanya Jennie sambil mengambil satu bungkus besar tissue toilet.
"Aku tidak pernah berbelanja tissue untuk di rumah, biasanya Mommy yang akan membelinya, aku menunggu sampai kita berada di lorong camilan, baru aku akan ikut membeli sesuatu." Ucap Lisa dengan santainya, semakin besar, dia juga semakin jarang pergi ke supermarket bersama orang tuanya untuk berbelanja, berbeda sewaktu dia kecil dulu, dia sangat suka pergi ke supermarket karena akan membeli banyak makanan ringan.
Untungnya ayah nya yang sangat mencintai ibu nya itu selalu bersedia menemani Mommy nya kemanapun, jadi Lisa tidak perlu repot-repot pergi menemani ibunya karena dia juga sudah memiliki kegiatan sendiri.
"Cih, dasar. Kapan kau akan mandiri." Lisa hanya tersenyum saja, mereka beralih ke lorong lain, terkutuklah supermarket besar ini karena satu lorong saja rasanya sangat panjang.
"Malam ini, kau jadi makan malam di rumahku bukan?" Tanya Lisa, meski akhir pekan ini dia tidak bisa bermalas-malasan dan bangun siang seperti biasanya karena harus menemani Jennie, namun itu bukan masalah besar, dia suka direpotkan oleh sahabatnya.
"Tentu saja." Balas Jennie, dia mengambil satu botol besar sabun dan shampoo untuk stok satu bulan ke depan ke dalam troli belanjaannya.
"Mommy akan memasak makanan kesukaanmu." Ucap Lisa lagi, dia membantu Jennie yang sedikit kesulitan mengangkat kedua botol sabun besar itu sekaligus.
"Aku akan membawa buah tangan untuk orang tuamu kalau begitu, apa yang bisa kita beli di supermarket ini? Bagaimana jika buah-buahan?" Lisa hanya mengangguk saja.
"Anggur." Sahabatnya memberi saran dan langsung Jennie terima baik, anggur hijau sepertinya menjadi pilihan yang tepat.
"Apa kau sudah lapar?" Tanya Jennie, dia sendiri hanya memakan satu potong roti untuk pagi ini dan Lisa juga mengatakan dia belum makan saat tiba di unit apartemen Jennie.
"Belum, tenang saja, kau bisa berbelanja terlebih dahulu." Ujar Lisa, Jennie kemudian mendorong troli menuju lorong lain.
"Kau tampak kesulitan, biar aku saja." Lisa maju dan Jennie melepaskan kedua tangannya dari pegangan troli, membiarkan Lisa yang mendorong belanjaannya sedangkan Jennie berdiri di sampingnya.
"Ke lorong mie instant terlebih dahulu, aku ingin membeli beberapa." Lisa menurut, di banding lorong-lorong tentang kebutuhan rumah, Jennie lebih suka di lorong makanan, dia sudah merasa senang jika di hadapkan oleh ratusan mie instant yang terlihat warna warni di hadapannya.
"Jangan membeli terlalu banyak, tidak bagus." Namun rasa senangnya langsung pupus karena suara Lisa memperingati, Jennie mendengus kesal, namun tangannya bergerak mengambil beberapa bungkus mie instan yang biasanya dia beli atau varian baru yang membuatnya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE WORTH - JENLISA [G×G]
FanfictionOrang-orang selalu mengatakan jika Jennie adalah gadis yang tidak tersentuh, tapi bagi Lisa yang sudah menjadi sahabat Jennie belasan tahun lamanya, sahabatnya tidak seperti itu. Lisa tidak pernah lelah menasihati Jennie untuk berubah menjadi gadis...