Sooya pov......
Semua kejadian yang aku alami seperti mimpi bahkan aku merasa sedang bermain film. Semua nya terjadi begitu saja, aku membunuh ratusan orang dan kini aku melihat pelayan kepercayaan ratu Jisoo tewas dengan kepala yang terpenggal karena menyelamatkanku dan Lisa.
Entah kenapa kepalaku terasa begitu sakit, tapi aku tidak boleh lengah. Sedikit saja aku tidak fokus,nyawaku dan nyawa Lisa dalam bahaya.
Aku berhasil mengalahkan seluruh orang yang ada didalam kerajaan, aku tidak menyangka kalau aku sangat lah hebat. Aku pikir semuanya telah berakhir. Jadi, aku pun memutuskan untuk keluar dari istana. Ternyata semua ini belum berakhir dari kejauhan aku melihat seseorang yang mengayunkan pedangnya kearah Limario. Aku dengan cepat melempar belati tajamku kearah tangan orang itu, dan tangannya pun putus. Dia berteriak kesakitan,Liamrio menghadap kebelakang dan langsung menebas tubuh orang itu hingga menjadi dua bagian.
Aku menghampiri Limario, Limario terlihat marah saat aku menghampiri dirinya"kenapa kau kesini!! Bukankah aku sudah bilang kalau kau harus menjaga anak anak dan para istriku yang lain!!"teriaknya. Aku tidak suka dia membentakku, dia pikir aku babunya apa?.
"Aku sudah menghabisi semua musuhmu yang diistana!!"aku juga berteriak, dia pikir dia saja yang bisa berteriak, aku juga bisa berteriak.
"Ayah"panggil Lisa, dia mengeluarkan kepalanya dari balik punggungku.
"Astaga,kenapa kau membawa putriku!! Apa kau mau calon Ratu masa depan ikut mati bersamamu hah!!! Kalau kau yang terluka tidak apa!! Tapi aku tidak mau kalau putriku yang terluka!!"hatiku sakit saat Limario tidak memperdulikan pengorbananku. Sebenarnya aku pun tidak mau membawa Lisa bersamaku, tapi dia terus merengek dan menangis aku tau seharusnya aku harus tegas dan membiarkan anakku menangis melihat kepergianku tapi aku malah mempertaruhkannyawanya dengan ikut bersamaku.
"Tidak ada waktu untuk berdebat,para musuh sudah mengepung kita!!"teriakku, aku tidak bohong. Sekelompok orang yang tersisa sudah mengepung kami.
"Ini semua salahmu, aku tidak akan memaafkanmu jika anakku terluka!!"dia mulai bergerak menyerang para musuh yang tersisa.aku pun mengerahkan sisa sisa tenagaku untuk menghabisi para setan itu.
"Lili apapun yang terjadi kepada bunda Lili harus tetap bertahan dan menjadi ratu yang berguna untuk Rakyat"ucapku, entahlah aku merasa kalau aku akan pergi jauh.apa mungkin ratu Jisoo ingin kembali keRaganya? Aku harap dia tidak kembali karena aku sudah terlanjur nyaman ditempat ini.
"Lili ndak au adi Latu, Lili atan elalu eltama unda telama na. Aik ditehidupan ini ataupun ditehidupan telandutna, Bunda etap ibuna Lili."rasanya aku ingin menangis mendengar ucapan anak itu tapi ini bukan waktu yang tepat untuk menangis.
Ucapan Lisa semakin membuat aku bersemangat untuk melawan para musuh. Aku harus bisa menyelamatkan masa depan kerajaan ini.
Nafasku terengah engah saat menghabisi musuh yang terakhir. Para bawahan Limario sudah mendekati kami, mereka juga banyak memiliki luka goresan pedang ataupun panah.
"Ratu tidak apa?"tanya duke Jongin. Bisa tidak sih dia saja yang menjadi suaminya ratu Jisoo? Dia lebih perhatian daripada Limario bodoh itu.
"Aku tak apa"ucapku sembil menampilkan senyum manisku.
Tiba tiba senyumku luntur, aku merasa ada yang mengintaiku dari belakang. Aku langsung berbalik dan benar saja, sebuah anak panah menembus jantungku.
"Irene!!"teriak Limario. Aku melihat Irene sangat ketakutan saat tertangkap basah ingin membunuh Lisa. Yeah aku rasa dia ingin membunuh Lisa tapi aku dengan cepat membalik tubuhku sehingga aku yang terkena panah itu.