2.

16 1 4
                                    

Kini, Kirana tengah berada di Caffe dimana tempat temannya Arleta bekerja, Caffe yang terasa seperti rumah, dengan nuansa Beige dan putih membuatnya terlihat Sejuk dan menenangkan. Kirana sangat Suka dengan interior Caffe ini, Di dalam sana terdapat fornieture yang cocok untuk anak seusianya mengambil gambar, Banyak piringan Hitam yang menurutnya mahal terpajang rapih disana.

Mereka tidak hanya bertiga, Kinan mengajak Gita dan juga Sonya. Mereka pun teman dekat Kirana, mereka menghabiskan waktu bersama ketika sedang nongkrong seperti ini, sebenernya masih ada lagi tetapi yang berkesempatan hanya mereka berdua.

Kirana menyalakan pemantik dan menghisap rokok yang ia sematkan dibibir ranumnya lalu mengepulkan asap dari sana. Kirana sudah lama menyentuh benda bernikotin itu, ia menghisapnya ketika sedang suntuk atau sedang galau, seperti sekarang.

"Mana Ta? katanya temen lo kerja disini" Tanya Gita yang sedang memfokuskan dirinya pada layar handphone.

"Itu loh, yang lagi ngobrol sama barista. Makanya mata lo liat sekitar, jangan ke handphone terus!" Gerutunya sambil memegang kepala Gita dengan kedua tangannya untuk menunjukan keberadaan temannya.

"Lah itu, Satria gak sih?" Tanya Sonya.

"Iya, kok tau, Son? dia kan jarang keliatan di kampus" Sambar Kinan.

"Ih, dia tuh adeknya bang Marco tau"

"Hah, serius? gak mirip gitu anjirr" Kini Gita memperhatikan Satria sambil membayangkan wajah Marco.

"Marco sama Satria tuh siapa sih?" Tanya Kirana yang membuat ke empat temannya menatapnya tidak percaya.
"Lo anak organisasi masa gatau sih?" Tanya Gita yang membuat semuanya mengangguk.

"Ya, kan gue gak merhatiin mukanya" Bela Kirana yang sama sekali tidak merubah ekspresi wajah teman-temannya.

"Ra, lo inget gak, pensi yang sukses besar terus lo yang jadi humasnya?" Kinan menatap wajah Kirana lekat.

Kirana mencoba mengingat-ingat kejadian yang seperti itu dikepalanya yang penuh, berusaha membangkitkan memori yang terkubur oleh kejadian bodoh belakangan ini.

"AH! yang itu, inget" Serunya seperti telah berhasil memecahkan teka-teki tersulit di dunia.

"Nah itu ketuanya kak marco, tau"

"Iya, yang kita masih jadi anak baru"

Mereka pun bersahutan-sahutan mengenang masa saat baru memasuki organisasi, Sesekali tertawa ketika salah satu dari mereka membangkitkan memori yang melakukan. Begitu pun kinan, ia sengaja menceritakan kejadian memalukan yang di alami dengannya dan juga Kirana.

Kirana yang mendengar itu tidak bisa menahan tawa, lalu terdengar keluhan yang membuat mereka menyutujuinya dan setelah itu mereka merutuki kakak kelas yang pernah Zolim kepada mereka.

"SUMPAH GUE BENCI BANGET SAMPE SEKARANG" Sonya berteriak ketika nama kakak kelas yang baru disebut Arleta. Membuat seluruh pengunjung Caffe ini menatap kearah mereka dan setelah itu ia hanya terkekeh pelan.

"Gue juga, anjing! itu orang sekarang gimana ya? sumpah dia jahat banget sama lo, Son" Tambah Gita yang menambah panas perasaan Sonya saat ini.

"Ah, coba aja gue berani, gue lawan itu si monyet" Ketusnya yang membuat Mereka tertawa terbahak.

Tanpa sadar dua orang Pelayan lelaki menganggu keseruan mereka, Pesanan mereka datang.

Yang pertama pelayan lelaki itu letakan adalah Ice coffe dingin yang membuat siapapun melihatnya tergiur, setelahnya ialah, Kentang goreng dan juga Roasted Chicken pesanan Gita dan Arleta.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang