3.

5 1 1
                                    

"Pulang yuk?" Ajak Arleta yang sudah siap dengan tas nya.

Kinan mengangguk, "Ayok, ta lo ama gue, gue mau lo nginep dikosan Juliet"

Arleta bengong, dipersekian detik selanjutnya ia menukikan alis, "Ngapain?"

"Lo tau tetangganya Juliet yang ganteng itu kan? gue mau ketemu sama dia" Balasnya dengan mata yang berbinar.

Arleta memutar bola matanya, "Gamau! lo aja sana"

"Ta, bareng gue aja" Ajak Satria yang membuat ke-empat di antara mereka menganga. Arleta? ia bukan lagi menganga, wajahnya merah hingga ke kuping.

Satria beranjak menuju kedalam Caffe untuk mengambil tas dan juga kuncinya, di ikuti dengan Heru di belakangnya.

"Ini karena lo sama satria mau balik berang jadinya gue pasrah deh, nginep sendiri di rumah juliet" Kinan berkata dengan pasrah.

"Nan? lo baik banget deh! ihh, gue jadi makin sayang sama lo" Arleta memeluk Kinan dari samping dengan wajah yang berbinar, Kinan? ia hanya tersenyum kecil sambil menepuk pelan bahu Arleta.

"Lo sepengen itu, ya? ngobrol sama tetangganya Juliet?" Kirana tidak bisa lagi membendung rasa penasarannya.

Kinan mengangguk pelan.

"Ta? lo ama satria ada apa?" Kirana bertanya untuk menggoda Arleta yang masih memerah.

"Kalo misalnya lo jadian, you should traktir kita sih, Ta" Sonya berkata sambil memasukkan barangnya kedalam tas kecil yang ia bawa.

"Can't Agree anymore! tapi sekarang aja gak sih? ada perubahan loh, ini" Gita menaik turunkan alisnya yang membuat Arleta melemparkan bungkus rokok kepada wajahnya.

Lalu gelak tawa hadir dari kelima gadis dimeja itu.

_________

Heru mengambil kunci motor dan tas yang biasa ia pakai, Kakinya melangkah menuju Kasir untuk mengambil sisa barang yang ia sengaja keluarkan dari tas. Seperti Charger, Rokok, Korek dan lain lain.
Ia tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya, Sejak gadis itu berada disini ia merasa sangat aman dan nyaman(?) entahlah. Bukan pertemuan pertama tetapi ini adalah percakapan pertama yang ia mulai dengan gadis itu, entah keberanian datang dari mana sampai ia mengaku kalau Kirana adalah kekasihnya. Tapi, Heru tidak menyesal karena ia senang bisa membantu Kirana dari Jaka yang menyebalkan.

"Bos, lo demam? pipi lo merah gitu" Gadis di sampingnya yang sedang berkutat dengan mesin kasir menyempatkan untuk memperhatikan bosnya.

"Enggak, sempat-sempatnya lo nanya, itu awas ya kalo salah. Nanti gaji lo gue potong" Ujar Heru sebelum melangkah keluar Caffe untuk menemui Satria yang sudah siap mengantar Arleta pulang.

"Mas, mas Heru! please banget ini mah tolong anterin Kirana balik" Kinan, mendekatkan dirinya pada Heru yang baru saja keluar dari Caffe, Heru mengernyit bingung saat melihat situasi dimeja ini.

Kirana yang sedang memanyunkan bibirnya, Sonya dan Gita yang menatap Kirana seolah mereka akan memakan gadis itu dan Arleta yang tidak bisa menyembunyikan senyumnya. 

"Ngapain sih, Nan? gamau! gue mau balik sendiri" Kirana menatap Kinan nyalang.

Kinan melotot, ia mendekat pada Kirana, "Gak! lo mau balik sendiri? mau kemana? gue gak mau ya, lo di godain sama circle nya Galih lagi" Kinan mendelik menatap Kirana yang masih memanyunkan bibirnya.

Kost-an Kirana dan Galih hanya berbeda 2 gang, biasanya, Galih dan teman-temannya suka menghabiskan waktu di warkop depan gang. Yang mana ketika Kirana lewat sudah pasti ada mereka disana.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang