| 03 |

7 2 1
                                    


Tiba-tiba seseorang menginjak bolpen gua. Dan ya seperti yang kalian kira, orang itu adalah Karel dan beberapa temannya yang ada dibelakangnya.

"Ngapain lo semua" tanya nya dengan nada dingin dan tatapan yang tajam.

Suasana disekitar menjadi hening.

"Rel, lo apa apaan si?! Gausah ikut campur deh" Protes cewe itu yang bernama Fara.

"Lah, lo yang apa apaan. Maksud lo apa coba nge bully dia kaya gitu" Sewot Dreas.

"Apa urusannya sama lo?!" Sahut cewe lainnya.

Karel yang awalnya ngeliat gue tersungkur dilantai tiba-tiba menyeru
"Bangun"

Serunya dengan nada yang membuat bulu kuduk gue berdiri.

"Gue bilang bangun" interupsinya yang tegas menyuruh gue untuk bangun.

Gue yang bingung dengan keadaan ini pun langsung berdiri secara perlahan. Terlihat darah merah segar yang mengalir di lutut kanan gue dan memar di betis kiri bagian depan.

"Rel! Lo ga usah sok jagoan deh belain dia. Apa perlu gua omongin gimana sikap lo dulu?"

Salah seorang dari mereka mengatakan hal yang asing dan seperti nya itu tentang masa lalu Karel. Karel yang mendengar itu hanya bersikap seolah tidak ada hal yang terjadi. Sedangkan dibelakang Karel, disana Dreas, Garda, dan Gio menatap lelaki itu dengan tatapan benci dan tidak suka. Tanpa sepatah kata apapun, mereka langsung pergi begitu saja meninggalkan kerumunan tadi.

"WOY NGAPAIN LO SEMUA?!"

Terdengar suara teriakan lantang seorang perempuan dari arah belakang.

"Ohhh..... Pasti kalian lagi kan penyebab  kerusuhan ini?" Tanya nya kepada gerombolan yang tadi nge bully gue.

"Dan lo Haska. Lo kenapa tiba-tiba bisa ada disini dan ikut gerombolan mereka?"

"Kenapa emang nya kalo gue disini? Keberatan?" Celetuk cowo bernama Haska dengan nada yang mengejek.

"Awas lo kalo macem-macem di sekolah ini" Ancam cewe itu.

Dengan pelan cewe itu melangkah kearah gue dan menanyakan keadaan gue.

"Lo gapapa? Ikut gue ke UKS yuk" Cewe itu mengajak gue dengan senyum manis yang terukir cantik di wajahnya.

"Gu-gu-e g-ga-papa k-kok" tolak gue dengan terbata-bata karena shock yang gue alami.

"Udah ayok ikut gue. Kita obatin dulu luka lo  biar ga infeksi" kekeuh cewe itu lalu menarik gue keluar dari kerumunan menuju ke UKS.

—di UKS—

Gue duduk di brankar UKS meringis menahan rasa sakit saat cewe itu membersihkan luka gue. Dengan amat telaten dia membersihkan luka gue dan memberikan obat.

"K-ke-napa l-lo ban-tuin g-gue?"

"Ya kan lo luka gini sampe berdarah dan juga baju lo udah berantakan gitu, masa gue diem aja" Ucapnya sambil tersenyum dengan tatapan tetap telaten mengobati gue.

"M-makasih-h"

"Iya sama-sama. Oh iya, kita belom kenalan loh. Gue Cellina, panggil aja Cellin"

Dia mengulurkan tangannya ke arah gue dan mengajak gue untuk bersalaman.
Dengan kikuk dan bingung, gue perlahan menyambut jabat tangannya.

"G-gue Azalea, p-panggil a-aja Lea"

"Lo kalo ngomong emang gagap gitu?"

"Ngga, gue kalo takut dan shock pasti langsung gagap ngomongnya"

"Sekarang lo ga usah takut, mulai sekarang gue bakal lindungin lo, karena mulai detik ini kita temenan"

Senyumnya yang manis terpancar setelah ia mengatakan hal itu. Gue yang mendengar hanya bisa terkejut, karena ini pertama kalinya ada yang mengajak gue untuk berteman.

"Eh udah masuk nih, masuk yuk. btw lo kelas mana? Gue kelas 11 MIPA 1"

"Gue kelas 11 MIPA 2"

"Ohh... Satu kelas sama Karel dong. Yaudah yuk ke kelas"

Kita berdua keluar dari ruang UKS dan berjalan beriringan menyusuri lorong sekolah menuju ke kelas. Cellin masuk kelas duluan karna kelas dia yang lebih dekat. Setelah itu gue juga masuk kelas dengan perasaan yang senang. Walaupun hari ini di bully, tapi senang rasanya punya teman baru. Gue segera duduk di kursi gue dan tak lama kemudian guru masuk lalu memulai pelajaran.

Karel pov.

Saat mendengar Haska mengatakan hal itu, gue mengepalkan tangan gue dan menahan amarah, lalu segera pergi meninggalkan tempat itu.

Flashback

"Aduh aduh... Sakit sumpah perut gua Rel ketawa mulu ngeliat dia basah gitu abis kita kerjain hahahahahahaha"

Kita berdua tertawa lepas setelah menjahili anak cupu dengan menyiramnya lewat kamar mandi sebelahnya.

"Has, bolos aja yok lah. Gue males pelajaran sekarang"

"Ayok lah"

Kita berdua berjalan dan memanjat pagar samping sekolah lalu pergi ke tempat nongkrong kita biasanya. Gua dan Haska emang suka ngerjain orang dan bolos gini. Bahkan kita juga kalo kena masalah bareng. Sampai suatu saat gue dikhianati sama temen gua sendiri.

Gua melihat cewe yang selama ini gua suka dan gua deketin, sedang bercumbu bersamanya dirumahnya. Haska tau kalo gue suka sama cewe itu, bahkan dia yang menyarankan gue supaya pdkt sama cewe itu. Tapi ternyata dia malah nikung gue dan nusuk gue dari belakang. Dan parahnya, setiap cewe yang gue suka, pasti akan berakhir jadi cewenya Haska. Sejak saat itu gue memutuskan pertemanan gue dengan dia.

Flashback End

"Rel tungguin kita napa dah"

"Rel, gua tau lo masih benci sama Haska. Mending sekarang kita bolos aja gimana? Kita ke rooftop" Ajak Gio yang merangkul Karel.

"Gua kira lo mau ngasih saran anjir, malah ngajak bolos"

"Lah kan ngajak bolos juga saran"

"MANA ADA SARAN NGAJAK BOLOS BLEGUG" Teriak Dreas menjitak kepala Gio.

"ADUH! SAKIT BEGO!" Protes Gio memegang kepalanya yang sakit.

"Rel" Panggil Garda. Gue menengok.

"Balik ke kelas?"

Gue mengangguki dengan ajakan Garda. Lebih baik gue ke kelas dan belajar.

"Lah anjir, kita ditinggal lagi. Lagian si lo pake ngajak bolos segala. Karel kan ketua osis bego, masa dia bolos" Amuk Dreas.

"Ah yaudah si, barang kali aja mau dia"

"Itu mah maunya lo ya anjir. Dah lah, mending balik kelas gue"

"Lah weh ditinggal mulu si gue"

Gimana gaes untuk chap. ini?
Ada tambahan karakter baru juga nihh
Semoga kalian suka ya.....
Maaf ya kalo ceritanya aga ga nyambung heheeeee.....
Maaf juga untuk typo dan pemilihan kata yang kurang pas ya.....
PEACE AND LOVE 4 U GUYSSS
HAPPY READING!!!!

KETOS GALAK || Juyeon (The Boyz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang