Gadis itu terlahir, ayah dengan ibunya masih ada disamping ia sangat merasa bersyukur karena telah dilahirkan dari keluarga yang lengkap. Ia terus tumbuh dewasa terus berkembang dari masa kemasa, ia ditakdirkan menjadi anak tunggal perempuan. Yang kata orang selalu dimanja, hm..Kayaknya engga deh.
Memiliki keluarga yang lengkap adalah salah satu pemberian tuhan yang perlu disyukuri, sebab, banyak diluar sana yang terlahir dari keluarga yang tidak lengkap.
Kedua orang tua nya terus membantu meraih cita cita gadis itu, selalu memberi support dari setiap proses yang sedang ia kerjakan. Masa kecil adalah masa yang sangat indah, disuap oleh sang ibu tercinta ketika makan, diceritakan sebuah dongeng sebelum tidur oleh seorang ayah, yang paling indah adalah ketika mereka selalu mendukung cita cita anaknya, selalu membantu dan menghantarkan anaknya menuju pintu kesuksesan.
"Semangat ya anak ayah, pinter !" Ucap ayah gadis itu.
Keluarga kecil yang selalu ceria bersama berjuang bersama pada akhirnya mereka rapuh bersama. Sebuah masalah menghampiri mereka, ibu adalah orang pertama yang mengetahui bahwa masalah itu dari ayah lah datangnya. Setiap malam ketika anaknya sedang pulas tertidur, mereka selalu berdebat, saling menunjukkan bukti, yang pada akhirnya sama sama mengalah dan saling membenci.
Tanpa sepengetahuan mereka gadis itu sering terbangun ketika mendengar perdebatan hebat, suara yang membuat gadis itu terbangun dan mengetahui permasalahan kedua orang tuanya.
Dari situlah awal mula kebahagiaan sang gadis mulai menghilang perlahan lahan. Gadis itu mulai merasakan yang namanyan kehilangan, kehilangan orang tersayangnya, kehilangan cara untuk bersyukur, kehilangan arah.
"Ayah adalah laki-laki pertama yang membuat gadis kecilnya jatuh cinta"
Indah kalimatnya, tapi menyakitkan untuk gadis itu. Baginya, ayah adalah laki-laki pertama yang menyakitinya, laki-laki pertama yang dia benci.
Semenjak hari itu, sang ibu memutuskan untuk pergi dari rumah tempat mereka tinggal bertiga, ibu memesankan kamar hotel khusus hanya untuk putrinya dan dia. Lagi lagi ayah dan ibu bertengkar didepan taksi yang akan menghantarkan gadis dan ibu ke hotel, ayah tidak terima putrinya dibawa pergi dari rumah, sedangkan ibu lebih kasihan kepada putrinya yang sudah mengetahui tentang permasalahan mereka berdua. Ia takut nantinya akan merusak masa depan putrinya.
Akhirnya, ayah mengalah. Ia berusaha mengikhlasan kepergian istri dan putrinya, gadis itu berusaha terus menahan air matanya. Memang, dia sudah muak mendengar cekcok kedua orang tuanya dia memang benar-benar ingin pergi jauh dari rumah itu. Disitulah awal kebencian gadis kepada ayahnya.
Ibu berusaha untuk tetap tersenyum bahagia didepan putrinya, mereka menempati kamar hotel itu selama dua hari. Ternyata ibu sudah memesan tiket pesawat untuk kembali pulang ke rumah yang sebenarnya, yaitu tempat mereka lahir, tempat lahir ibu dan putrinya, Selama ini ayah membawa istri dan putrinya merantau ke kota orang untuk menjalankan kehidupan keluarga baru, serta membangun bisnis bersama.
Pagi itu, ayah datang ke hotel yang ibu dan gadis inapi. Ibu dan ayah berusaha menunjukkan kepada putrinya bahwa mereka baik baik saja hanya mereka harus berpisah sementara, mereka berusaha untuk tetap tersenyum bersama, kembali akur walau itu hanya sekedar acting. Tapi, sayangnya gadis itu sudah mengetahui bahwa mereka tidak benar-benar kembali, mereka hanya berpura-pura.
Sebelum memasuki mobil taksi, ayah menitipkan sebuah pesan kepada gadis kecilnya.
"Disana jadi anak yang baik ya, jaga sholat, aurat, jaga ibumu juga maafkan ayah, ya." Ucap ayah sambil memeluk gadis itu.
Sungguh, rasanya tak sanggup bagi gadis itu menahan air mata saat ayahnya memeluknya. Rasanya sangatlah berbeda, pelukan kali ini adalah pelukan terakhir sebelum gadis berpisah dengan ayahnya. Walau ia mulai tumbuh rasa benci, tapi rasanya tidak mau jauh dari sang ayah.
Ibu dan gadis pergi menuju bandara dihantarkan oleh mobil taksi, gadis masih menahan air matanya, ia terus berusaha sekuat kuatnya tapi semua itu gagal. Ia menatap langit lewat kaca mobil lalu meneteskan sedikit demi sedikit air matanya.
Langit, seperti menggambarkan betapa indahnya kenangan itu, kenangan yang tak akan bisa kembali terulang.
Kenangan dimana keluarga kecil itu masih lengkap, masih bersama, masih tertawa bersama, saling mencintai dan menyanyangi. Kini, semua hanya tinggal kenangan, cukup dikenang tidak perlu diulang.
4 tahun kemudian..
Gadis itu mulai tumbuh kembali, kini ia sudah berumur dua belas tahun, ya!
Memang sempat ada cekcok lagi lewat via online antara ibu dan ayah. Tapi, kini semua benar benar telah selesai. Memang belum ada surat resmi cerai. Tapi, sang ayah memilih untuk tidak kembali kepada ibu, begitupun dengan ibu.
Ia hanya ingin bahagia bersama dengan putrinya. Ia ingin selalu menjaga putrinya, berusaha untuk tetap tidak berkenalan dengan kata 'lelah' . Begitupun dengan sang gadis, dari pengalaman yang telah terjadi di masa lalu, ia mendapatkan sebuah pelajaran.
Sayangilah orang yang sebenarnya kamu sayangi, sebelum ia benar-benar pergi dari hidupmu. Jangan sakiti wanita, karena wanita tulus tidak akan datang berkali-kali jika ia sudah menggunakan logikanya.
Kini, gadis itu kembali belajar untuk bersyukur. Ia terus beristiqomah dan menyerahkan segalanya kepada sang pencipta. Ia berusaha untuk tetap yakinkan, bahwa ia bisa meraih cita-cita nya, ia ingin membuat menyesal dengan orang-orang yang sudah menyakiti ibunya.
Hidupnya kembali, kembali bahagia dan tenang walau kadang dihampiri ujian hidup yang membuat naik turun imannya.
~Tetap percayalah, setelah hujan pasti akan ada pelangi yang sangat indah, pemberian dari tuhan~.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan malam.
Документальная прозаAku membuat ini, karena aku selalu menceritakan perasaanku melalui sebuah tulisan.