HELLO EVERYONE!
BAB PERTAMA NIH
KALAU ADA TYPO TANDAI YA!?
-HAPPY READING-Matahari pagi menembus jendela kamar kecil di panti asuhan. Aluna bangun dari tidur dan menatap keluar jendela. Hari ini hari pertama ia masuk SMA, sebuah sekolah baru dengan seragam putih dan abu yang membuatnya merasa sedikit kaku.
Ia mendekati lemari pakaian dan memilih seragamnya. Ia terbiasa memakai pakaian sederhana di panti asuhan, pakaian barunya ini terasa sedikit aneh. Ia memandangi diri di cermin dan mencoba tersenyum lebar, namun senyumnya terasa dipaksakan.
"Aluna, ayo bangun! Hari ini hari pertama sekolah!" Ibu Panti memanggil Aluna dari luar kamar.
Aluna tersenyum sedikit dan berdiri dari ranjang nya. Ia mendekati lemari pakaian nya dan memilih seragam sekolah baru nya yang berwarna putih dan biru. Ia merasa agak kaku memakai seragam baru itu. Ia terbiasa memakai pakaian yang lebih sederhana di panti asuhan.
"Aluna, kamu lagi mikirin apa?" tanya Rara yang sedang menata buku-bukunya di meja.
"Aku lagi mikirin sekolah baru," jawab Aluna. "Aku takut nggak bisa nyesuaiin diri sama lingkungan yang baru."
Rara mendekati Aluna dan menatap wajah Aluna dengan wajah yang penuh kasih sayang. "Tenang aja, pasti kamu bisa! Kamu kan anak yang kuat dan cerdas. Kamu pasti bisa mengalahkan segala tantangan."
"Iya, sih. Tapi aku takut ketemu sama anak-anak kaya yang nggak suka sama anak panti asuhan," kata Aluna.
"Nggak papa, Aluna. Kamu jangan mikirin itu. Yang penting kamu jadi diri kamu sendiri. Dan jangan lupa bersyukur, ya!" kata Rara sambil tersenyum.
"Rara, kamu baik banget!" kata Aluna. "Kamu selalu ada buat aku."
Rara merah padam dan menunduk. "Nggak papa," jawabnya dengan suara yang sangat rendah."ibu aluna berangkat ya" ucap aluna selesai sarapan, walaupun is hanya makan dengan nasi dan kecap saja ia sudah sangat beryukur.
"aluna, ibu cuma punya uang segini" ucap ivu panti menyodorkan lembar berwarna ungu.
"untuk apa? "
"jajan kamu di sekolah"
"tidak usah ibu,aluna bisa sekolah saja sudah sangat bersyukur, lebih baik uang ini ibu tabung untuk anak anak yang lainnya" kata aluna, ia bersalaman dan pamit pergi ke sekolah.
Hari ini hari pertama Aluna masuk SMA. Ia gugup, perasaan itu terasa berat di perutnya seperti batu besar. Sekolah ini terasa asing, seragam putih biru yang ia kenakan terasa kaku, dan suasana di koridor berisik. Ia tak terbiasa dengan kehidupan sekolah seperti ini.
Ia berjalan dengan hati-hati, menunduk menghindari tatapan orang-orang di sekitarnya. Tiba-tiba, ia sampai di kelasnya, pintu terbuka dan seketika itu juga, semua mata tertuju padanya.
Aluna menelan ludah. Suasana di kelas hening. Ia mencoba mencari tempat duduk kosong, namun semua tempat duduk sudah terisi.
"Eh, lo baru ya?" salah seorang siswa laki-laki menyapa Aluna.
Aluna menangguk dan menatap ke arah laki-laki itu. "Iya," jawabnya.
Laki-laki itu mencoba tersenyum, tetapi senyum nya terlihat sinis. "lo tinggal di mana?" tanyanya.
Aluna menatap ke arah laki-laki itu dengan bingung. "Di panti asuhan," jawabnya.
Seketika itu juga, suasana di kelas berubah. Semua murid di kelas itu tertawa ledek. Aluna merasa sangat malu dan tidak nyaman. Ia ingin segera meninggalkan tempat itu.
"Panti asuhan? Hahaha! Lo itu miskin ya?" kata seorang siswi yang duduk di dekat nya.
Aluna menunduk dan menahan air mata nya. Ia merasakan nyeri di hati nya. Ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
"Eh, jangan di bully dong! Kasian dia!" kata seseorang yang duduk di pojok kelas.
Aluna mengangkat wajah nya dan menatap ke arah anak yang mengatakan itu. Anak itu menatap nya dengan tatapan yang lembut.
"Nama gue Aluna," kata Aluna dengan suara gemetar.
"Gue Daren," jawab anak itu sambil tersenyum.
"Lo tinggal di panti asuhan?" tanya Daren dengan suara yang lembut. "Nggak papa kok. Gue juga pernah tinggal di panti asuhan."
Aluna terkejut mendengar itu. Ia menatap Daren dengan mata yang membesar. "Serius?" tanya Aluna.
"Iya, serius," jawab Daren sambil tersenyum. "Gue tinggal di panti asuhan sampai umur 12 tahun. Setelah itu, gue diangkat jadi anak angkat sama keluarga yang sekarang."
Aluna merasa sedikit lega mendengar itu. Ia tidak sendiri. Ada orang lain yang pernah merasakan perasaan yang sama dengan nya.
"Kamu baik banget," kata Aluna. "Terima kasih udah ngomong gitu."
"Sama-sama," jawab Daren dengan tersenyum.
"Aluna, ayo duduk di sini!" kata Daren sambil menunjuk kursi di dekat nya.
Aluna menangguk dan duduk di kursi yang ditunjuk, kursi yang tepat di samping jendela memancarkan cahaya pagi, aluna menghembuskan nafasnya berharap hari ini menjadi hari yang menyenangkan baginya.atau mungkin tidak.
TO BE CONTINUED..
GIMANA NIH BAB 1 NYA?
BARU AWAL JADI MASIH RINGAN LAH YA
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN!
UNTUK VISUAL BELUM ADA MUNGKIN AKAN ADA, JADI KALIAN BISA MEMBAYANGKAN SENDIRI YA!?
BERSAMBUNG..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA
Teen FictionKisah seorang pelajar yang awalnya musuhan dan sering bertengkar dan lama kelamaan menjadi saling menyukai satu sama lain ᥫ᭡