11.ENES

197 25 1
                                    

Pagi/siang/sore/malam semua.



"Hei para manusia yang ada di sini. Pangeran hwang datang, muach. "

Sudahlah kalian pasti tau siapa makhluk yang berteriak pada siang bolong ini.

Dug.

Sebuah bantal melayang tepat mengenai wajah tampan pangeran hwang.

"Diam!." sikembar upin dan ipin berteriak serentak setelah sukses melemparkan bantal tepat di wajah hyunjin.

Sepertinya hari ini mood dari kembar beda rahim ini sedang buruk. Wajah keduanya merengut kesal menatap hyunjin yang hanya berdiri tegak bagaikan patung.

Sekitar 5 menitan hyunjin masih dalam posisi berdiri tegak tampa pergerakan sedikitpun.

Apa udah mati ya?. Fikir felix menatap hyunjin sesekali melirik jisung.

"Hyung?.... " belum selesai felix berbicara, dapat felix lihat didepan matanya sebuah bantal kembali melayang ke arah hyunjin.

Dug.

Kali ini bantal yang melayang sukses membuat hyunjin terjatuh dengan bagian bokong yang mendarat terlebih dahulu.

"Aish,kalian tega banget saman pangeran! Ngk mau tau pangeran ngambek pokoknya!." hyunjin berucap lalu pergi dengan menghentakkan kakinya, walaupun jika dilihat  hyunjin berjalan dengan langkah terseok Seok.

"Kukira sudah ngk ada, yahh ngk jadi makan nasi kotak." ucap jisung dengan kesal.

Felix ikut menganggukkan kepala mendengar perkataan Hyungnya ini. "Iya, padahal udah halu bisa makan banyak nanti."

Keduanya lalu kembali ke kegiatan awal mereka yang sangat berguna bagi anak mudah jaman sekarang apalagi kalau bukan 'ngelamun'.







Kita berdalih ke haje yang masih tanpak kesal dengan Felix dan han. Bahkan saat ini hyunjin merengut kesal.

"Ishh, mereka kenapa sih? Kesambet kuntilanak berbaju merah?!. "

Hyunjin semakin mengeraskan hentakan kakinya  ke lantai.

"Mble! Murung amat?." changbin menghampiri hyunjin yang tampak kesal hari ini.

"Itu tuh si kembar, masak mereka ngelemparin bantal 2 kali ke wajah tampan ku ini." keluh hyunjin sambil sesekali menghentakkan kakinya.

"Minimal tu kaki jangan dihentak hentakin, udah kayak anak perawan lagi pms aja."

Hyunjin mendengus lalu pergi meninggalkan changbin yang hanya menatap kepergian hyunjin dengan tatapan datarnya.

"Idih ngambek. Pms paling tu anak."















Hahahhahahahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahahhahahahahahhahaha.

Suara tawa? Oh tentu bukan. Itu suara alarm dari handphone changbin.

"Shibal!." latah changbin sedikit terpental kaget.

Lagian si changbin pasang alarm ringtone nya suara kuntilanak ketawa.

Kalo ditanya kenapa milih ni suara dia selalu jawab. "Gapapa, biar cepet bangun aja. Lagian suaranya merdu, katanya ini suara hantu tapi kok gini?"

Sudahlah kita tinggalkan boncel kesayangan kita semua ini.












"Sung...... "

"Apaan?."

"Kalo kita bunuh orang dosa ngk sih?."

"Kayaknya ngk sih kalo orang yang dibunuh modelnya kayak hyunjin dan changbin hyung." jawab jisung dengan entengnya.

"Yahhh.padahal aku punya niatan mau bunuh kamu sung."

"Oh ya? Waw aku sungguh ketakutan sekali."

Tubuh keduanya terjatuh ke lantai secara bersamaan kali ini. Tampaknya keduanya sangat malas hari ini.

"Lix, pengen rasanya balik jadi embrio. Biar ngk nanggung beban hidup yang besar kayak gini." ucap jisung dengan lesuh.

Felix hanya menyimak saja kali ini, sungguh ia sangat malas.

"Aku capek lix harus pura pura gapapa di depan stay, aku capek lix harus terus terusan ke psikolog setiap minggunya. Aku harap ada hari dimana aku bebas dari semua beban ini." ucap han lirih. Kedua tangannya bergetar.

Felix beralih melihat han yang tampak sangat murung hari ini entah mengapa.

"Shut.jalani aja, semua bakal happy ending nanti sung." Felix mencoba menenangkan han dengan cara membawa han kedalam pelukan hangat nya.

"Lix perasaan ku kok ngk enak ya?."

Tug.

Felix menepuk pelan jidat han.

"Kayak di ind**iar aja. Banyak drama, ngk sekalian kamu ngomong 'maaf Pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain.' dah cocok tu jadi pemainnya"

















"Kasian juga, tapi ya mau gimana lagi. Ini udah tugasku."

Kembali menghilang kedalam kegelapan yang tak ada ujung dan akhirnya.








Tbc.

Yeayyy, udah mau ending nich.

Jangan lupa vote dan coment ya.

Py, py.

ENESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang