š“šžš«š­ššš§š š¤ššš© š›ššš¬ššš”|04|

861 128 8
                                    

──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

── .✦

"Roxana, kita jadi bertemu dengannya?" tanyamu dengan penuh semangat, matamu berbinar penuh antisipasi.

"Tentu saja, (Name)." jawab Roxana sambil tersenyum, senyumnya begitu hangat seolah menghapus kekhawatiranmu.

Selama perjalanan menuju tempat Cassis, kalian berbincang-bincang santai, suara kalian bercampur dengan suara derap kaki kuda di jalanan berbatu.

"Jadi, (Name), bagaimana dengan mainanmu? kudengar dia baru selesai menjalankan hukuman yang kau berikan." tanya Roxana dengan nada penasaran, matanya menyipit seolah mencoba membaca pikiranmu.

"Ya, dia baru pulang kemarin malam," katamu sambil tersenyum penuh arti. "Dia semakin tampan menurutku." matamu berkilat, mengenang wajah tampan Oliver.

"Kau memang suka sekali dengan pria tampan ya, (Name)?" tanya Roxana sambil terkekeh, suaranya penuh ejekan lembut.

"Aku suka mengoleksi mainan yang tampan." jawabmu santai, seolah hal itu adalah hal paling alami di dunia.

"Oh begitu, dan kudengar mainanmu bukan hanya satu? benarkah itu, (Name)?" tanya Roxana dengan nada makin penasaran, matanya membulat.

"Ya, itu benar. Oliver adalah mainanku yang keempat." katamu dengan bangga, nada suaramu naik sedikit, menekankan kata "keempat."

"Mainanmu banyak juga. Apa yang terjadi dengan mereka?" tanya Roxana, alisnya terangkat tinggi.

"Maksudmu apa? Mereka masih ada di sini, kok." katamu dengan senyum simpul.

"Tiga mainan lainnya masih ada di sini? aku tidak pernah melihat mereka." ujar Roxana, nada suaranya bercampur antara kaget dan penasaran.

"Ya, mungkin karena aku mengurung mereka, Roxana." jawabmu santai, seolah-olah berbicara tentang hal yang sepele.

"Kau mengurung mereka? Pantas saja aku tidak pernah melihat mereka." kata Roxana sambil tertawa kecil, suaranya menggema di koridor yang sepi.

"Iya... Oh, kita sudah sampai, Roxana." katamu, suaramu mengandung sedikit nada kegembiraan.

"Benar, kita sudah sampai. Ayo masuk, (Name)." kata Roxana sambil menggandeng tanganmu menuju pintu, langkah kalian makin cepat seiring dengan antisipasi.

Di dalam ruangan, kalian bertemu dengan Cassis yang tampak lemah namun sudah sadar, matanya sayu menatap kalian.

"Oh, hari ini kau sudah bangun ya." katamu dengan nada sedikit mengejek, bibirmu melengkung ke atas dalam senyum sinis.

'Aku tidak menyangka dia sudah sadar.' batinmu, sedikit terkejut.

"Apa yang kau minumkan padaku?" tanya Cassis dengan suara serak, tatapannya penuh curiga.

š‹š¢šÆš¢š§š  š¢š§ šš šœš«ššš³š² šŸššš¦š¢š„š² āŠ¹TwtptflobāŠ¹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang