23. About Their Relationship

2.8K 423 152
                                    

Haiiii, long time no seeeeeeeeee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiiii, long time no seeeeeeeeee.
Kangen banget enggak, sih? Hehe

Maafin baru muncul yaa. Lagi berusaha buat produktif lagi akunya. Doain yaaaa.

Oh iya, buat yang mau baca duluan, Pull & Push di karyakarsa udah sampe Bab 28💗💗💗

Mbak Tara tercinta😗⬇️

Mbak Tara tercinta😗⬇️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. About Their Relationship

Tara merasa tubuhnya bergemetar. Ia merasa sangat gelisah saat ini. Bukannya merasa lega telah mengosongkan kantong kemihnya, kini Tara justru merasa lebih panik luar biasa. Dia sungguh baru sadar, jika ia telah melakukan hal gila, yang rasanya sama dengan membunuh dirinya sendiri. Oh God, Tara tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Bahkan untuk keluar dari kamar mandi pun, Tara tidak sanggup. 

Duduk di atas kloset yang tertutup adalah hal yang sedang Tara lakukan saat ini. Kakinya secara spontan terus bergerak gelisah mengetuk-ngetuk lantai. Menggigit bibir seraya memejamkan mata, dengan tangan saling bertautan. Sudah pasti keringat dingin mengucur lewat dahi.

Satu embusan napas baru saja berhasil lolos dari mulutnya—setelah ditahan, seakan Tara takut suara napasnya terdengar—tatkala mendengar suara ketukan di pintu. Matanya kontan membelalak. Astaga, siapa yang mengetuk pintu?

Jantungnya makin berdetak tak karuan. Satu tangannya berpindah memegang dada dengan sesekali menepuknya, berharap hal itu bisa sedikit menetralkan debarnya yang menggila.

“Ini gue Ra.”

Itu suara Alan, yang langsung membuat Tara berdiri dari duduknya. Cewek itu tampak hendak membuka pintu, tetapi kemudian justru mengurungkannya dan kembali duduk.

Alan pasti marah.

Itulah hal yang terlintas dalam benaknya saat ini. Tidak mungkin Alan tidak marah, setelah mengetahui kelakuan cerobohnya. Apalagi Alan sudah memintanya untuk tidak keluar kamar tanpa sepengetahuan pria itu.

“Ra, lo okay?”

Jawabannya tentu saja tidak. Mustahil Tara bilang baik-baik saja, di saat isi kepalanya sangat runyam. Dia tidak tahu harus bagaimana bersikap setelah ini pada kedua teman Alan, terutama Devdas yang juga merangkap sebagai bos mereka di kantor. Apalagi hubungan dia dan Alan tidak terjalin layaknya orang lain, dan kemungkinan besar, Devdas tidak akan lagi memandangnya dengan cara yang sama. 

Pull and PushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang