Tampan, muda, baik hati dan kaya raya adalah kata-kata yang mendeskripsikan seorang Lim Yoona. Dia adalah seorang artis yang menjadi idola semua kalangan. Wajah kharismanya selalu menjadi halaman utama di berbagai situs media setiap harinya. Berbagai macam perusahaan berebut menjadikan dirinya sebagai brand ambassador. Rating drama yang dibintanginya selalu tinggi. Ribuan wanita setiap harinya berkhayal memiliki dan bersanding dengannya.
Terlepas dari itu semua, di sebuah ruangan dengan pencahayaan minim, hanya bermodalkan cahaya matahari yang menembus tirai jendela kamar besarnya. Sosok pria yang sama baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Yoona beranjak dari kasur yang beberapa saat lalu membuatnya terbuai. Namun gerakannya terhenti, dia mengaduh. Akhirnya dia memutuskan duduk sejenak sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Yoona mengerutkan kening tidak suka saat menyadari bahwa dia tidak berada di kamarnya. Benaknya memutar kembali kejadian yang membuatnya seperti ini.
Pasti sang managernya yang membawanya pulang ke rumahnya. Yoona selalu menjadi emosional ketika dirinya menginjakkan kaki di tempat ini. Banyak kenangan indah juga menyakitkan di tempat ini.
Seperti tersadar, Yoona mendengus menyadari dirinya kembali memikirkan wanita itu. Wanita yang telah meninggalkannya. Tidak Yoona, dia bukan meninggalkan mu tapi dia tidak memilih mu.
Yoona tertawa miris menyadari bahwa segala hal yang dia kira merupakan kelebihannya tetap tidak bisa membuat wanita itu memilih dirinya."Aarrrghhh! Kepalaku pusing sekali. Sial, aku harus menemui Ayah. Tidak mungkin aku muncul di depannya dalam keadaan seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu."
Beberapa jam kemudian Yoona sudah berpakaian rapi tengah duduk bersama sang Ayah di sebuah restoran berbintang. Sejak tadi tidak ada pembicaraan apapun di antara mereka berdua, hubungannya bersama sang Ayah sangat canggung.
Bukan raut wajah keras dan tegas sang Ayah yang menjadi alasan, tapi kejadian di masa lalu yang membuat hubungan mereka menjadi seperti ini."Sebenarnya siapa yang kita tunggu?"
Akhirnya Yoona mengeluarkan suara setelah setengah jam lebih hanya menunggu diam tanpa melakukan hal apapun. Sungguh waktunya sangat berharga, bahkan demi pertemuannya saat ini Yoona membatalkan beberapa pemotretan dan meeting dengan timnya."Mereka datang..." Ayahnya bersuara.
Seorang lelaki sepantaran Ayah datang diikuti oleh seorang wanita yang jauh lebih muda, sekilas dapat ditebak mereka adalah ayah dan anak karena kemiripan di wajah keduanya.
"Annyeong haseyo, Lim Siwan. Maaf karena kedatangan kami sedikit terlambat."
Laki-laki itu menyalami Ayah tanpa ekspresi bersalah.Yoona mengernyit mendengar laki-laki itu mengatakan sedikit keterlambatan dirinya. Mwo? Sedikit dia bilang? Bahkan hanya dengan waktu setengah jam Yoona bisa mendapatkan bayaran jutaan won.
"Gwenchana Jung-ah, kami yang terlalu cepat datang. Silahkan duduk.." Ayah menyambut ramah lelaki tua itu.
Laki-laki itu duduk lantas pandangan mengarah ke Yoona. "Ah terima kasih. Pasti kau Lim Yoona, aku tahu banyak tentang mu."
"Benarkah? Ne, Lim Yoona Imnida." Tidak ingin mencoreng wajah sang Ayah, Yoona bangkit memberi salam pada laki-laki itu.
Tentu saja siapa yang tidak kenal dirinya, seorang superstar muda yang terkenal. Yoona dikenal oleh semua kalangan, mulai dari gadis muda yang bermimpi menjadi kekasihnya hingga perempuan tua yang menginginkan dirinya sebagai menantu.
"Kau benar-benar sopan seperti yang banyak orang bicarakan. Perkenalkan putriku, Jung Jessica.."
Wanita yang sejak tadi diam akhirnya berdiri untuk memperkenalkan diri.
"Annyeong haseyo, Jung Jessica Imnida.." Ucap Jessica sambil memberikan senyum terbaiknya.
Tubuh Yoona yang duduk di depannya seketika tegang, matanya bergetar karena rasa amarah. Terlampau sibuk dengan pikirannya sendiri ke buat Yoona tidak menyadari lebih awal sosok wanita itu. Yoona sungguh mengenal wanita ini, tapi melihat ekspresi wanita di depannya yang terlihat seolah tidak mengenal Yoona membuatnya semakin emosi. Beruntung Yoona seorang artis, maka dia bisa menyamarkan ekspresi wajahnya dengan baik.
Dulu dia adalah satu-satunya wanita yang Yoona sayangi setelah ibunya. Kini keduanya telah meninggalkan Yoona, membuatnya membenci segala sesuatu yang berurusan dengan perempuan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
She Loves Me, She Hurt Me
FanfictionTidak peduli seberapa buruk dia menyakitimu. Cinta pertama akan selalu menempati posisi spesial di dalam hatimu. Selalu dan selamanya.