***"Terima kasih atas kerja kerasnya."
Fiuh! Akhirnya selesai juga syuting yang melelahkan ini. Tapi berkat kerja sama antar kru dan para aktor dan aktris syuting berjalan dengan lancar. Yoona sedang membereskan barangnya ketika sayup-sayup beberapa orang menyebut namanya.
"Woah! Bukankah Lim Siwan.. yang itu kan?"
"Benar. Menurut rumor dia salah satu kandidat terkuat. Ada hubungan apa Lim Yoona dengannya?"
"Mungkin saja mereka kerabat. Apa kalian tidak menyadari marga mereka yang sama?"
"Daebak! Jika itu benar maka Lim Yoona pasti orang penting mengingat dia berhubungan dengan seorang pejabat tinggi sekaligus calon presiden."
"Tidak heran jika agensinya memperlakukan dia dengan baik. Ku dengar CEO SM sering mengundangnya makan malam. Bahkan staf dan pengawalnya lebih banyak dibandingkan artis lain."
"Sungguh beruntung dia."
Tidak lama kemudian manager Yoona menghampiri, sebelum Yoona angkat bicara dia mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Yoona.
"Mwo?!"
Apa-apaan! Pantas saja sejak tadi orang membicarakannya.
"Yoona, sebaiknya kita segera menuju tempat pemotretan jika kerjaan di sini sudah selesai."
Yoona mengangguk kemudian bangkit untuk berpamitan kepada yang lainnya. Saat dalam perjalanan menuju mobil bisa dilihat jika memang benar. Sebuah food truck yang dikirimkan oleh ayahnya untuk mendukung Yoona. Yoona perlu berbicara dengan ayahnya, tidak, dia memang harus berbicara dengan ayahnya setelah jadwalnya selesai.
Sampai di kantor agensi Yoona kembali dikejutkan oleh sesuatu yang masih berhubungan dengan ayahnya. Sebuah karangan bunga besar diletakkan di depan kantor agensi. Karangan bunga yang berisi ucapan selamat karena Yoona kembali ditawarkan main film sebagai peran utama. Apa yang sebenarnya Ayah inginkan? Apa ini sebagai balasan karena Yoona meninggalkan acara pentingnya beberapa waktu lalu?
Tentu saja rekan satu agensinya terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa seorang Lim Siwan sampai mengirimkan karangan bunga pada Yoona. Bukankah lelaki paruh baya itu sedang sibuk dalam kampanye? Kejadian ini semakin menguatkan tentang hubungan antara keduanya. Yoona semakin pusing.
***
"Nuna.."
"Hm?"
Jessica menoleh pada sesosok anak kecil di sampingnya. Sesaat Jessica terpaku saat matanya bersitatap dengan netra rusa itu. Hal yang menjadi favoritnya. Entahlah meskipun Yoona sangat menyebalkan dan selalu mengikuti Jessica kemana pun, tapi jika dia melihat netra rusa itu perlahan rasa sebalnya akan terkikis dan justru rasanya menyenangkan berlama-lama menatapnya netra rusa Yoona."Saat besar nanti aku berjanji akan menikahi nuna!"
Pernyataan tiba-tiba terlontar dari mulut Yoona.Jessica terkejut dan akan mengomeli Yoona karena sembarangan berbicara namun diurungkan karena melihat ekspresi wajah Yoona yang serius dan meyakinkan.
Jessica membuang pandangannya lalu mendesah.
"Hh.. entahlah.""Apa nuna tidak mempercayai ucapan ku?"
Jessica kembali menatap Yoona dengan ekspresi ragu. "Iya. Bagaimana aku bisa mempercayai ucapan dari anak kecil seperti mu? Lagipula kenapa kau ingin menikahi ku? Bukankah aku sering memarahi mu?"
Mendengar Jessica meragukan dirinya Yoona bangkit berdiri, kini dia berada di hadapan Jessica.
"Nuna harus mempercayai ucapan ku, aku bersungguh-sungguh mengatakannya! Tunggu saja ketika aku sudah besar maka aku akan mendatangi nuna untuk menikahimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
She Loves Me, She Hurt Me
FanfictionTidak peduli seberapa buruk dia menyakitimu. Cinta pertama akan selalu menempati posisi spesial di dalam hatimu. Selalu dan selamanya.