EMPAT

29 13 40
                                    

Chapter IV : Bertemu denganmu.

Happy Reading!

__________________________

Tiga bulan telah berlalu hari-hari yang ku jalani hanya biasa saja, seperti belajar, bermain dengan teman-temannya.
Dan selama tiga bulan itu juga aku belajar banyak untuk hal-hal yang datang dan pergi bersama luka-luka. Aku belajar merelakan apa yang memang bukan untukku, dan melupakan apa yang seharusnya ku lupakan.

Kini aku menyambut dengan hangat bulan September, bagiku ini adalah awal yang baru untukku sebagai menjalani hari penuh cobaan.

1 September, 2020.

Kanala berlari secepatnya untuk segera sampai di sekolahnya. Tapi terlambat, gerbang sekolah sudah di tutup rapat oleh satpam.

"Astaga! Capek-capek gue maraton hasilnya malah gini." Keluh Kanala dengan nafas tersengal-sengal. Masih pagi dia sudah mendapatkan cobaan untuk lari-larian.

"Pak, Pak Rusdi! Tolong bukain gerbangnya donggg!!" Teriak Kanala di sela-sela pagar hitam yang telah terkunci itu.

"Yaelah neng, rajin amat datang jam segini. Naik apa lu kesini? Ngesot?" Ujar Pak Rusdi sambil memilih kunci untuk membuka pagar.

"Nggak lah pak, saya merangkak!" Sahut Kanala kesal, lagi capek-capek nya malah di bercandain.

"Udah nih, masuk gih! Lapor dulu ke guru piketnya ya. Biar di tentuin hukumannya apa."
Jelas Pak Rusdi lalu tersenyum.

Kanala berjalan pelan menuju ruang guru untuk melapor kesalahannya, mau dia berbohong pun percuma. Cctv ada dimana-mana.

"Assalamualaikum ibu, saya mau lapor kalau saya terlambat." Ucap Kanala sedikit menunduk.

"Wah wah! Murid nomor 2 paling teladan rupanya ini, apa masih ada untuk yang ketiga?" Ucap Bu Ressa sebagai guru kesiswaan dan jadwal piketnya hari ini.

"Emang ada yang kesatu?" Tanya Kanala mengerutkan keningnya dengan heran.

"Langsung ke perpustakaan, bersihkan semua buku. Selesai sampai jam istirahat!" Ujar Bu Ressa dengan tegas.

"Tapi Bu, saya bisa jelasin kok kenapa saya telat." Bela Kanala untuk mendapatkan toleransi dari guru itu.

"Gak ada tapi-tapian, mau ibu gantung di depan pagar kalau ngelunjak?" Ketus Bu Ressa menatap Kanala penuh kehororan.

"Baik Bu!" Ucap Kanala lalu berlari sekencang-kencangnya menuju perpustakaan.

"Datangnya kepagian!" Ucap seorang siswa yang sedang mengelap meja.

"Mang eak?" Sahut Kanala hanya melirik sekilas lalu mengambil buku yang berserakan dan menyusunnya di rak-rak buruk.

"07.47 gak sekalian bolos aja? Nanggung banget." Sambung Siswa itu menaruh kain lapnya dan beralih menatap Kanala.

"Gue lari-larian biar gak kejebak macet, terus pas gue sampai kesini gue malah bolos? Percuma lah gue lari!" Balas Kanala masih fokus menyusun buku-buku itu.

"Dari mana lo lari?"

"Jalan Cipto Mangunkusumo."

"Anjir! Jauh banget? Serius lo? Gak heran mukanya sampai warna biru gitu." Ujar Siswa itu dengan penuh terkejutnya.

"Sekali lagi lo ngeledek, gue sambit pala Lo pakai nih buku-buku!" Ketus Kanala sinis menatap Siswa itu.

"Oke." Balas Siswa lalu beranjak keluar dari perpustakaan dan meninggalkan Kanala sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEPTEMBER 2020 - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang