RIVAL

165 16 2
                                    

• Juna •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna


Jaegar keluar dari kamarnya dengan memakai topi hitam miliknya. Saat menuruti anak tangga, ia berpaspasan dengan ibunya.

"Mau kemana Jae?"

"Keluar sebentar ma."

"Sebentar? Sebentar sampai jam satu malam Jae?"

"Jae bilang cuma sebentar kan ma."

"Mama gak mau bukain pintu buat kamu kalau kamu pulang malam lagi. Lagian ngapain kamu keluar? Mending belajar sana."

"Terserah Mama mau bukain pintu buat Jae atau gak. Jae bisa tidur dirumah teman jae." Jaegar berlalu dari sana.

"Temen apa? Temen yang hampir bikin kamu meninggal?"

Kalimat itu mampu menghentikan langkah Jaegar yang hendak keluar dari rumah.

"Ma, maksud mama apa?"

"Temen kamu Haren itulah, siapa lagi. Juna aja cacat karena dia."

" MA! JUNA GAK CACAT."

"Hampir! Iya kan?!"

"Udah cukup." Jaegar membanting pintu rumah dan pergi menuju pagar besar rumahnya. Dibaliknya Devan sudah menunggu dengan mobil Jep nya.

" mama cuma gak mau kehilangan kamu Jae, Mama gak mah kamu pergi kayak Papa kamu." Monolog Ibunya melihat kepergian sang anak tunggal nya.

" ribut?" Tanya Devan tanpa menoleh, mulai menginjak gas mobilnya perlahan.

" as you know."


Tujuan Jaegar dan Devan memang kerumah Haren, kata Haren rumahnya sepi, bosan, karena itu ia mengundang sohibnya untuk datang kemari.

"Idih! Corak macan gak tuh celana nya?" Tunjuk Shaka ke Sena yang tengah duduk santai di pinggiran kolam renang Haren.

" ya emang kenapa?" Tanya Sena.

"Geli gw liatnya." Shaka bergidik, mulai meminum sirup rasa melonnya, namun belum sempat diteguk, Shaka jatuh ke kolam renang.

"WOYY TAI! SIALAN LO!"

" karma bos, makanya kagak usah ngatain gw."

Haren dengan hati-hati membantu Juna berjalan karena Juna sedang tidak memakai alat kakinya. Haren takut kalau Juna bisa terpeleset.

AIGROS-ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang