Saat ini Rayen dan kedua temannya sudah berada di kantin, dan memakan makanan yang telah mereka pesan
"Efan mana?" tanya Reyza teman semasa SMP Rayen dan juga Efan
"Iya, tumben tu anak ga keliatan" tanya Alvaro teman Rayen dan Efan yang mereka kenal sejak masa SMA
"Mau balikin pulpen"
"Nah tuh anaknya dateng" Ujar Rayen"Dari mana aja Lo fan?" tanya Reyza kemudian Efan pun duduk
"Balikin pena" ujar Efan
"Ke siapa?" tanya Alvaro
"Anak baru" ujar Efan
"Bule bukan?"
"Yang mana? yang agak tinggi atau sedeng?" tanya alvaro"iyaa"
"Yang agak tinggi" Ujar Efan"Oh, Sepupu gw" ujar Alvaro dan ketiga temannya pun menatap heran kearahnya
"Perasaan Lo ga ada kebule²annya" ujar Reyza
"Sepupu dari nyokap dia"
"Nyokap orang indo kan?" tanya alvaro dan dibalas anggukan"Yaudah berarti bener itu Saskia, sepupu gw" ujar Alvaro
•••
"Sas" panggil Alvaro
"Kenapa Al?" tanya Saskia
"Gw pinjem saskia sebentar ya san" ujar Alvaro kepada teman Saskia
"Iya Sans aja" ujar Sandy sahabat Saskia sejak kecil, kemudian mereka berdua bergeser sedikit jauh dari Sandy
"Soal nyokap Lo jadinya gimana?" tanya Alvaro
"Gw males bahas itu Al" ujar Saskia
"Gw tau"
"Tapi bukannya besok ya?" tanya Alvaro"Iya Al"
"Lo tau kan gw ga bisa apa² lagi sekarang" ujar Saskia"Cowo itu orang baik sas" ujar Alvaro
"Maksud Lo?" tanya Saskia bingung
"Gw sempet ngikutin nyokap Lo ketemuan sama ortu tu cowo"
"Dan gw kenal anak nya" ujar Alvaro"Mau baik atau ngga gw ga suka diginiin" ujar Saskia lalu pergi
•••
Malam hari pun tiba, kini dikediaman keluarga Hendrawan hanya terjadi keheningan karena mereka berdua sibuk memainkan ponselnya masing-masing, hingga tiba-tiba saja ayah mereka berdua datang tanpa mengucapkan salam
"Efan!" panggil Bram ayah Efan dan Rayen dengan nada tinggi
"Ngapain anda datang kerumah saya?" ujar Rayen
"Saya mau menemui anak pertama saya"
"Jefano" ujar Bram"Kenapa yah?" tanya Efan
"Ayah mau menjodohkan kamu dengan anak dari rekan kerja ayah" ujar Bram
"Enteng banget mulut anda berkata seperti itu!"
"Bang Efan punya hak untuk memilih kehidupan dia!" ujar Rayen"Tahan Ray" ujar Efan menenangkan adiknya
"Kamu mau kan nak?" tanya Bram
"Maaf yah, Efan ga bisa" ujar Efan
"Tolong bantu ayah fan"
"Jika ini tidak terjadi, perusahaan ayah akan hancur"
"Begitu juga dengan nama baik ayah" ujar Bram bersujud kepada Efan"cih, murahan" ujar Rayen
"Bangun yah" Ujar Efan membantu ayah berdiri
"Tolong ayah nak" ujar Bram
"Nanti Efan pikirin lagi" ujar Efan
"Tapi nak, besok pertemuan nya" ujar Bram membuat hati Efan seperti berhenti sejenak
"Jam berapa yah?" tanya Efan
"Jam 7 malam" ujar Bram
"Besok siang Efan akan ambil keputusan" ujar Efan
"Tolong ayah ya nak" ujar Bram
"sekarang ayah boleh pergi" ujar Efan
"Anda dengar tidak! pergi!" bentak Rayen kemudian Bram pun pergi
•••
Efan dan Rayen pun kembali duduk dikursi soffa yang tepat berada diruang tamu
"Bang" panggil Rayen
"Kenapa Ray?" tanya Efan
"Tolong jangan diturutin keputusan manusia bngst itu yang bang" ujar Rayen memohon
"Ga bisa Ray"
"Bagaimanapun juga dia ayah kita"
"Ayah pasti mau yang terbaik buat anaknya" ujar Efan"Ga dengan dia"
"Dia bukan sosok ayah dimata Rayen!" ujar Rayen bangkit berdiri"Ray"
"Percaya sama Abang" Ujar Efan"Seharusnya abang yang percaya sama Rayen bang!"
"Bukan sama manusia bajingan itu!" ujar Rayen kemudian langsung pergi menuju kamarnya"Gw harus apa"
"Gw ga mau ngecewain ayah"
"Gw juga ga mau ngecewain bunda"
"Sial banget sih fan hidup Lo!" batin Efan•••
Matahari telah kembali terbit, dan saat ini semua orang telah melakukan aktifitasnya seperti biasanya
Saat ini Rayen dan teman²nya sudah ber-
kumpul bersama-sama dikantin kampus"Al" ujar Reyza memulai pembicaraan
"Hah" jawab Alvaro sambil memainkan ponselnya
"Itu yang sering bareng sama sepupu Lo, dia Sepupu Lo juga atau gimana?" tanya Reyza
"Ga"
"Dia sahabat kecilnya Saskia" ujar Alvaro"Oh"
"Kenapa? Lo suka sama dia?" tanya Alvaro
"Hah? kaga"
"Gw kemarin minjem uang dia karna dompet gw ketinggalan" ujar Reyza"Oh"
"Eh, btw hubungan Lo sama qeela gimana Ray?" tanya Alvaro menaruh ponselnya"Berjalan mulus dong"
"Dan gw seneng banget karna dia pindah ke sini" Ujar Rayen bersemangat"Yah ga bisa deketin cewe lain dong Lo" ujar Alvaro
"Rayen ga playboy kaya Lo kali Al" ujar Reyza
"Nah itu bener"
"Lagian gw ga tertarik sama mahasiswi yang ada disini" ujar Rayen"dasar Lo nya aja yang bucin!" ujar Alvaro dan dibalas cengiran oleh Rayen
"Efan mana Ray?" tanya Reyza
"Tadi sih pas mau kesini dia bareng gw"
"Terus Lora Dateng dan katanya dia mau ngobrol sama Efan"
"Jadi ya gitu deh" ujar Rayen dan dibalas anggukan oleh kedua temannya pertanda paham•••
"Kenapa Ra?" tanya Efan kemudian mereka berdua duduk dikursi taman
"Lo sayang gw Fan?" tanya Lora
"hah? pertanyaan macam apa ini" ujar Efan
"Gw serius fan!" ujar Lora
"Ya gw sayang lah sama Lo"
"Lo itu sahabat terbaik yang pernah gw kenal"
"Lagian ngapain Lo nanya kaya gitu ke gw?" tanya Efan"Janji sama gw kalau kita akan sahabatan terus selamanya?" ujar Lora mengacungkan jari kelingkingnya
"Iya gw Janji" ujar Efan berjanji
"Gw mau pergi ku aussie, dan gw balik lagi ke indo setelah gw lulus S2 disana" ujar Lora
"hah?"
"Lo ga waras!?" tanya Efan kaget"Bokap gw yg maksa fan"
"Dan gw bisa gapai mimpi gw disana" ujar Lora"If that's your decision, I will always support it"
"I wish you success, and please never forget me" ujar Efan lesuh"Iya gw akan selalu inget Lo fan!"
"you are my best friend" ujar Lora•••
KAMU SEDANG MEMBACA
we and the time
Random"Janji kamu akan selalu ada buat aku?" tanya Saskiarea sambil menautkan jari kelingkingnya "I promise" ujar Efan berjanji Pada akhirnya ini semua hanya tentang kisah kita dan waktu