Part 3

42 2 0
                                    

   Malam hari telah tiba, kini Efan dan juga Bram baru sampai di salah satu restoran untuk bertemu dengan wanita yang ingin dijodohkan Bram dengan Efan

"Sorry can gw telat" ujar Bram yang baru datang bersama dengan Efan

Efan — — Pria itu kemudian menyalam wanita paru baya itu dan kemudian duduk disamping ayah nya

"Anak Lo mana?" tanya Bram pada Cantika ibu dari wanita yang ingin dijodohkan dengan anaknya

"Dia lagi ketoilet sebentar" ujar Cantika

"Suami Lo masih diluar negri?" tanya Bram

"Ya seperti yang Lo tau aja Bram"
"Gw muak, gw juga cape sebenernya" ujar Cantika

"Hahaha"
"Namanya juga hidup Can" ujar Bram

"Nah itu dia anak gw" ujar Cantika menunjuk ke arah putri nya

"Ayo nak Salim dulu sama Om Bram" ujar Cantika kepada putrinya kemudian putrinya pun menyalami Bram

"Jadi kapan kalian mau nikah?" tanya Bram

"Yah!" ujar Efan kesal

"Ayah cuman bercanda fan" ujar Bram terkekeh kecil

"Lagian tante se7 Fan kalau kamu segera menikah dengan anak Tante"
"Udah mau lulus juga kan?" tanya Cantika

"Iyatan, tapi-" ujar Efan terpotong

"Sebelum kita bahas itu, gw potong dulu deh ya"
"Fan kasih cincin nya" ujar Bram kepada Efan

    Akhirnya Efan dan wanita tersebut pun memakai cincin pertanda perjodohan mereka

"Gw ada ide" ujar Bram

"Apa Bram?" tanya Cantika

"Kalau salah satu dari antara kalian berdua ada yang melepas cincin ini"
"Kalian akan langsung kami nikahkan!" ujar Bram tegas

"tapi yah" bantah Efan

"ga ada tapi²an" ujar Bram

"Gw se7 sama Lo Bram"
"Wait, gimana kalau kita pulang aja?"
"Biarin mereka berduaan aja dulu"
"Biar lebih Deket" ujar Cantika

"Ini kunci mobil nya Fan"
"Ayah naik ojek online saja" ujar bram memberikan kunci mobil

"Mama pergi dulu ya nak"
"Kamu pulang nya bareng sama nak Efan saja" ujar Cantika

"Ayah pulang deluan ya Fan" ujar Bram dan akhirnya hanya tersisa Efan dan juga wanita itu

•••

    Sementara itu Rayen yang sedang berada dirumahnya merasa khawatir karena Efan dari tadi belum juga pulang

"Lo dimana si bang" ujar Rayen sambil terus menghubungi nomor Efan

"Ini semua pasti gara² tu bngst" ujar Rayen semakin kesal

•••

"Wait"
"Lo Saskia yang tadi ngasih gw pulpen kan?" tanya Efan

"ya" jawab Saskia singkat

"Lo kenapa mau terima perjodohan ini?"
"oh ya btw nam gw Efan" ujar Efan

"Seharusnya gw yg nanya itu ke Lo" ujar Saskia kesal kemudian memainkan ponselnya

"because of something no one else can know"
"and you?" tanya Efan

"Terpaksa" ujar Saskia

"Kalau Lo ga mau terima gw sih ga masalah ya"
"Kita bisa jauhan mungkin" ujar Efan

"Jangan"
"Nanti keluarga gw makin hancur" ujar Saskia

"Keluarga Lo kenapa kalau boleh tau?" tanya Efan

"Gara² bokap Lo deket sama nyokap gw"
"Bokap gw balik lagi ke belanda, dia mutusin menyendiri buat sementara waktu" batin Saskia

"Lo bukan siapa² gw"
"Jadi Lo ga perlu tau" ujar Saskia kemudian melangkah pergi

"Lo ga pulang bareng gw?" tanya Efan

"Ga, temen gw udah nyusul gw" ujar Saskia kemudian pergi meninggalkan Efan

"bagus deh"
"gw jadi hemat bensin" batin Efan

•••

"Efan pulang" ujar Efan yang baru sampai kerumahnya

"Dari mana aja Lo? gw panik nyariin Lo tau ga!" ujar Rayen kesal

"Lo kan udah tau Ray" ujar Efan lesuh kemudian duduk di sofa

"Lo terima perjodohan konyol itu!?" tanya Rayen dan dibalas anggukan oleh Efan

"Kenapa bang! kenapa Lo terima" ujar Rayen semakin kesal

"Abang kan pernah bilang kalau orang tua pasti mau yang terbaik buat anaknya"
"Lagian cewe yang dijodohin ke abang itu cewe baik²" ujar Efan santai

"Baik² gimana? emang Abang udah tau seluk beluknya?" tanya Rayen

"Saskia"
"Ayah jodohin Abang sama Saskia sepupu Al" ujar Efan

"Serius?"
"Pantes Lo keliatan nya santai" ujar Rayen

"Tumben tu manusia waras" lanjut nya

"Abang juga bingung" ujar Efan

"oh iya bang"
"Bunda mingdep pulang" ujar Rayen

"hah?" ujar Efan terkejut

"Iya bang"
"kenapa kaget?" tanya Rayen

"Kalau bunda pulang terus perjodohan ini ketahuan gimana" ujar Efan

"Gapapa, aman sama gw" ujar Rayen

•••

   Keesokan harinya

Pagi ni Rayen dan juga Efan sedang berada di ruang makan untuk sarapan pagi

"Ray" ujar Efan, kemudian Rayen melihat ke arah Efan dan mengangkat alis kanan nya pertanda bertanya

"Soal hubungan Lo sama Aqella gimana?" tanya Efan

"Baik" Ujar Rayen kemudian melanjutkan makannya

"Mulai hari ini dia kuliah di universitas Gunadarma"
"Gw tadi nawarin dia buat gw jemput, tapi katanya ketemuan di kampus aja" lanjut nya

"Syukur deh kalo gitu" ujar Efan

•••

we and the time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang