"Nel- son!"
"WANJENG- aduh sTOP NGAGETIN GUE"
"WAHAHAHAHAHAHA"begitulah, pagi mereka. jam menunjukkan pukul 7:30. Tepat 15 menit sebelum kelas pagi mereka dimulai, perkenalkan; Nelson dan NightD. Duo ini sangat pintar, kalau ada pembagian kelompok, pasti pada ngincer mereka. Tapi, kalau udah terlanjur nyatu kebodohan mereka berdua, ya, dua duanya gobloknya langsung menguasai. But anyway, let's finish the introduction.
Nelson, lelaki berparas tampan dengan rambut pirangnya yang sangat cetar membahana wadidaw abis, ditambah dengan highlight bagian poni dia berwarna pink. Selain parasnya yang uwaw banget, dia pinter. Yaiya, mc kok goblok. Udah ganteng, pinter, baik, ramah, kurang apa coba? Iya, kurang nyata. Ini fiksi bro
NightD, lelaki dengan rambut hitam pekat dan masker kematiannya yang ga pernah lepas dari mukanya, well dilepas sih, cuma tetep ngantung ke kuping dia~ pinter juga, makannya dikasih julukan duo pinter kalau gabung sama si Nelson. Cuma dia wibu. Akut. Ga bisa sembuh. Koleksi dakimakura dia lebih banyak daripada dosa kalian semua. Parah.
Ditambah, mereka sudah berteman sejak mereka berusia 6 tahun, mereka bertemu disebuah pantai, iya, pantai. Gimana? NightD kala itu yang berusia lima, hampir enam tahun, kurang 2 bulan kali ya, Nelson, berusia enam setengah tahun tengah bermain dipantai. Tiba tiba waktu si Nelson bikin istana pasir NightD kesandung istananya terus dua duanya nangis. Abisitu baikan. Temenan. Udah gitu doang.
"ngerjain apaan tuh?"
"nyari materi skripsi."
"deadlinenya kapan si"
"sekitar tujuh bulan."
"dan kamu baru.. mau acc judul kamu..?"
"yang penting usahanya"
"terserah kamu deh, Nel. Entar pulang aku main ke rumahmu ya"
"tumben minta ijin, biasanya nyelonong."
Nelson menjawab, memalingkan pandangannya yang semula fokus pada laptopnya ke arah NightD yang berdiri didepannya."kenapa, ga boleh?"
"bolehlah, masa gaboleh?"
"uuu so swit banhet dech kamuc banh"
"STOP"percakapan mereka terhenti begitu dosen masuk ke ruangan mereka.
"ya, bisa saya mulai materi hari ini?"
..
...
...."Night?"
"hmm??"
"kamu mau ke rumahku soalnya kamu ga bawa motor, kan."
"he-he" katanya, sambil cengegesan.Nelson menghela nafas, bagaimanapun dia tidak menolak permintaan NightD, ia tetap membawanya menuju rumahnya.
"maa, Nelson pulaaang"
"NightD juga dateeng" (:D)
"apansi"
"dunia harus tau sama kehadiran yang mulia NightD"
"uegh"
"cukup tau"
Setelah saling bertatap mata sambil sedikit berdebat, NightD mulai berjalan menuju kamar Nelson, Nelsonpun mengikutinya."waaahh kasuuurr" ucap NightD sembari melemparkan dirinya sendiri menuju kasur empuk milik Nelson.
Sementara Nelson? Dia pake skincare dulu dong bro masa abis keluar panas panas ga skincarean. Setelah hampir 5 menit, Nelson keluar dari kamar mandi kamarnya dan duduk diujung kasur sebelum akhirnya tumbang ke kasur dengan mata terpejam.
Setelah beberapa detik, Nelson membuka kembali matanya, mendapati bahwa NightD tertidur di sampingnya. Tidak mau membangunkannya, ia kembali duduk dan membenarkan posisi tidur NightD agar tidak pegal saat ia terbangun nanti sebelum akhirnya dia menempatkan dirinya kembali tidur disebelah NightD, dia memutar tubuhnya agar dapat memandang sahabatnya.
Ia memandang muka NightD yang sedang tertidur cukup lama, sampai akhirnya ia memejamkan mata dan menghela nafas panjang lalu menutup mukanya menggunakan kedua telapak tangannya. Panas, apakah itu hanya perasaannya? AC dikamarnya menyala, dengan suhu 17°. Seharusnya tidak begitu panas, namun mengapa ia merasa panas?
Ia berpaling dari NightD sebelum menyadari segalanya. Memang, ia mungkin suka dengannya, namun Nelson tidak mau merusak pertemanan yang mereka bangun sampai saat ini. Berada diposisi sebagai sahabat karibnya saja sudah sangat beruntung untuknya. Ia tidak bisa meminta hal lainnya dengan NightD. Ia kembali berpaling padanya, melihat wajahnya dengan seksama, dengan tatapan yang halus - sebelum ia jatuh tertidur disebelahnya.
TBC ; 3383 words.
YOU ARE READING
Promise me [ BxN ]
RomanceON GOING - 3 CHAPTER "Nelson," "buatlah sebuah janji denganku. janji yang tidak boleh kamu ingkari, atau aku ingkari." "baiklah, namun sebelumnya. janji seperti apa yang kamu maksud, Night?"