BAGIAN III

480 19 14
                                    

“Night, bunda kerja lagi? Bukannya tanggal merah??”
“ada tamu, ga bisa dibatalin katanyaa. Yaudahlah ga apa, toh juga ditemenin sama Nelson.”
Nelson mengangguk. Mereka sedang berada diruang tamu, tepatnya dirumahnya NightD.

“oh iya, ini tahun baruan kan? Kok Nelson ga keluyuran? Mau amat nemenin disini.”
“ya entar kalau aku keluyuran malah dicariin mami, disuruh pulang entar. Mending kesini aja, ga dicariin terus juga nemenin kamu.”
“ada aja alesan.”
NightD menggelengkan kepalanya, disusul dengan dengusan rendah.

“Yaudah, Nelson mau ngapain? Baru jam tujuh.”
“apa ya, kamu laper nggak?”
“engga terlalu sih, tapi kalau Nelson laper masak aja dulu baru main. Tapi kayaknya ya nggak banyak yang bisa dimasak,”
“mau cari makan diluar aja gimana? Sekalian kan nyari angin. Panas betul anjir”
“waa boleh! Yuk ke pantai aja, ada festival disana. Cari makan sekalian nyari angin, pantai kan kalau malem anginnya gede!”
“boleh! Yuk, kamu mau ganti baju dulu?”
“ngg, iya deh aku ganti celana dulu, sekalian ambil dompet.”
“oke, kutunggu didepan aja ya, sekalian nyalain motor dulu.”
NightD membalasnya dengan anggukan, setelah melihat Nelson memalingkan tubuhnya, NightD bergegas menuju kamar miliknya dan melakukan apa yang ia ingin lakukan.

“anjir lah, ini motor kotor banget bjir baru nyadar.”
Nelson menggaruk tengkuknya saat ia sadar bahwa motor kesayangannya terbalut lapisan debu, terutama bagian plat belakang yang hampir tak pernah tersentuh.

Nelson memainkan jari lentiknya, mengusapkannya kepada plat bagian belakang.
“buset, tebelnya ngalahin kesabarannya Zen.”

Setelahnya, Nelson hanya menunggu NightD, bersandar pada motor miliknya.
*tipe motornya cruiser.

“Nelson! Maaf lama.”
“ga masalah, ga lama kok.”
Nelson beralih dari posisi bersandar setelah melihat kawannya berjalan menuju dirinya, Nelson kemudian menurunkan kedua belah foot step pada masing masing belah motor agar NightD lebih leluasa.

“your carriage awaits, princess.”
“jelek banget.”
NightD mengeluarkan tawa rendah setelah “mendengar kata kata yang dilontarkan oleh Nelson. Apalagi, Nelson mengulurkan tangannya bak seorang pangeran yang ingin membantu putri kerajaan naik sebuah kendaraan.

“udah?”
“udaah”
Nelson memastikan NightD sudah nyaman duduk dibelakangnya, ia kemudian memulai perjalanan dengan perlahan.

Perjalanan yang sunyi. Angin kencang bertabrakan dengan mereka yang melaju dari arah sebaliknya, sesekali Nelson melirik kearah spion, mengecek jalan, juga NightD.

Jalanan padat, amat padat. Mungkin karena malam tahun baru, semuanya ingin hangout, atau sekedar merenung saja.

Dan ya, itulah alasan mengapa mereka terjebak dalam rambu lalu lintas semenjak sepuluh menit lalu. Rambu sudah berkedip menjadi hijau, kuning dan kembali merah, sudah enam kali, tapi mereka masih terjebak disitu.

“rame banget dah, buset”
Racau NightD.
“yaiya, namanya juga mau tahun baru.”
“hm-m.” desus NightD, dari nadanya sih dia setuju dengan kalimat Nelson. Perjalanan yang harusnya memakan waktu lima belas menit saja menjadi lama sekali. Sudah sepuluh menit lebih dan mereka masih jauh dari tempat tujuan.

Tak kunjung beranjak dari padat yang terbentuk, NightD hanya mengeratkan pelukannya pada Nelson, menenggelamkan mukanya pada punggung sahabatnya.

Sementara itu, Nelson? Ya, dia tidak berkomentar apa apa, tapi sebetulnya mukanya sudah menyamai sebuah apel, atau tomat. Merah. Bibirnya terlukis sebuah senyuman pekik, menggambarkan bahwa dirinya susah fokus, meski sudah mencoba untuk tak memikirkannya, fokusnya terus buyar.

Lima menit kembali berlalu, setidaknya mereka menunjukkan adanya perkembangan — masih terjebak kemacetan tapi sudah ada didepan, mungkin satu atau dua kedipan rambu lagi mereka akan bebas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Promise me [ BxN ]Where stories live. Discover now