"yeyy, akhirnya hari Rabu yang ku tunggu tunggu." Ucap Lia kegirangan.
"Emm, dasi ku dimana ya,waduh." Ucap Lia.
Lia mencari kesana kemari tapi dasinya tak kunjung ketemu, akhirnya Lia menyerah dan segera berangkat sekolah agar tidak terlambat.
Sesampainya di gerbang sekolah Lia panik karna ada pak Harto.
"Waduh, ada pak Harto, mana gapake dadi, haduhh semoga aja pak Harto ga liat aku." Batin Lia.
"Heh kamu,sini." Panggil pak Harto.
"Mampus,pak Harto ngeliat...pasrah aja deh." Batin Lia.
"Kenapa pak?" Tanya Lia.
"Mana dasi kamu!" Tanya pak Harto dengan marah.
"Emm, itu pak ada dikelas hehe." Jawab Lia.
"CEPET AMBIL TERUS KESINI LAGI." Perintah Pak Harto dengan nada marah.
"I-iya pak." Jawab Lia ketakutan.
Lia buru buru ke kelas karna Lia takut akan dipukul oleh pak Harto.
Sesampainya di kelas Lia langsung bermain dengan Valen dan melupakan suruhan pak Harto.
*Skip bel masuk
"Nanana awali harimu dengan matematika." Ucap Lia.
"Eh Devi kamu paham ga?" Tanya Valen.
"Paham sih, cuma itu tiba tiba ada y itu gimana." Jawab Devi.
"Gatau Vi, aku aja gapaham." Lanjut Valen.
Lia mengeluarkan kotak bekalnya lalu memakannya.
"Ck, ini malah makan." Ucap Devi.
"Makan apatuh." Tanya Valen.
"Mie pake nasi pake telur." Jawab Lia
"Anjing mie nya jadi kotak cui, haha." Ucap Lia.
"Minta mie nya dong." Lanjut Valen
*Bel ganti pelajaran berbunyi.
"Abis matematika apa ya." Tanya Lia.
"Seni, kesukaan mu." Jawab Devi.
"Ehh, UDAH PADA AFAL BELUM?" Tanya Lia dengan panik.
"Maksudnya?" Tanya Valen.
"Aduhhh itu loh, kemarin kan pak Yunus bilang kalo Rabu depan harus udah siap nyanyi berkelompok di depan." Jelas Lia.
"Waduh, kayaknya udah afal sih cuma si Rahman... Yaa gitu deh." Ucap Valen.
"Aduh, yaudah deh gapapa ntar kalo ada yang gabisa biar aku sama Valen yang bantu." Lanjut Lia.
Pak Yunus pun memasuki kelas dan mulai mengacak kertas yang sudah ditulis nama kelompok itu.
1 kertas jatuh saat di cek ternyata kelompok Lia, alhasil Lia dan kelompok nya mau tak mau harus siap ke depan.
Ketika menyanyi Lia dan Valen tiba tiba tertawa kecil tak jelas, setelah selesai Lia dan Valen pun tetap tertawa, entah apa yang membuat mereka berdua tertawa.
Lanjut kelompok lainnya hingga bel istirahat berbunyi, pak Yunus memberikan kritik dan saran untuk setiap kelompok.
Bel istirahat berbunyi Lia, Valen, Devi berjalan menuju kantin.
Mata Lia tertuju kepada seseorang yang gagah namun lucu, ya benar kak Numan, Lia terus terusan melihat kak Numan hingga tak membeli apapun.
Devi dan Valen selesai membeli makanan dan menuju ke Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triasih Badra - Keinginan Bahagia.
RomantikLia seorang gadis yang malang,dengan kondisinya yang miris ditambah kisah cinta nya yang tak mulus pun berharap dia mendapatkan kebahagiaan. Entah itu kebahagiaan dari teman, keluarga atau orang yang Lia suka ,Lia tak peduli asalkan dia mendapatkan...