keputusan.

0 1 0
                                    

Rabu minggu lalu eskul kempo dibatalkan karna hujan, Rabu kali ini apakah batal juga?

Lia selalu memikirkan nanti eskul nya akan batal atau tidak, ia selalu berdoa di dalam hatinya agar eskul nya tidak batal karna kak Numan sebentar lagi lulus.

Bel istirahat berbunyi, Lia turun ke kantin bersama Valen, seperti biasa Lia menunggu Valen membeli makanan dan makan di taman.

Saat sampai di kantin pandangan Lia tertuju kepada pujaan hatinya tak lain tak bukan kak Numan, dibawah pohon sambil memakan makanan yang terlihat lezat.

Pipi Lia mulai memerah melihat kak Numan makan dengan lahap namun belepotan.

"Lucunya yaampun, paling gabisa soal belepotannn... Kayak anak bayiiii." Batin Lia.

Lia tak sadar bahwa kak Numan sedang memperhatikan Lia juga.

Bel masuk berbunyi, Lia duduk di kursi dengan santai seperti biasa mengobrol, bermain gigit buaya, bermain mainan jaman dahulu.

Tiba tiba Velisa memedang pundak Lia dengan keras dan mendorong Lia lalu bertanya.

"Udah bawa bahan bahannya?" Tanya Velisa.

"Bangsat, bisa ga sih biasa aja, huftt udah lah biarin gausah diperpanjang." Batin Lia.

"Oh, maaf kelupaan nanti aku ambil soalnya rumah ku Deket dari sekolah." Jawab Lia.

"Gimana sih, kalo gitu berarti ini nungguin kamu dong, ck." Kesal Velisa sambil memukul meja Lia.

Velisa pun kembali ke bangku nya dengan kesal, apakah Lia takut? Tentu saja tidak, buat apa takut dengan orang seperti itu.

Lia tak peduli semarah apapun Velisa Lia tak akan peduli, Lia tetap memikirkan kak Numan ,kak Numan dan ,kak Numan, selalu kak Numan.

Bel pulang berbunyi Lia ditanya oleh Velisa dan Kiran.

"Kamu ikut ga?!" Tanya Velisa dengan nada marah.

"Ga."jawab Lia.

"Yaudah." Lanjut Velisa.

Kiran sempat bertanya "kenapa", kepada Velisa namun Velisa malah menjawab jika Lia adalah beban.

Lia tak peduli dengan perkataan Velisa tersebut, yang penting bagi Lia adalah hari Rabu tidak hujan.

Lia, Devi dan Valen ganti baju dan menunggu kak Numan di taman.

Di taman ada kak Numan dan dua temannya, Lia tak kenal dua teman tersebut namun kak Numan selalu menunjuk ke arah Lia dan teman teman nya tersenyum kearah Lia.

Lia kaget dan bingung, dan bertanya kepada Devi apakah benar kak Numan dan dua temannya itu sedang melihat kearah Lia.

Ternyata benar, mereka melihat kearah Lia, Lia bingung overthinking mengapa kak Numan menunjuk Lia dan teman teman nya tersenyum.

Tak lama kak Numan menyuruh berbaris, dari pemanasan sampai istirahat kak Numan selalu melihat ke arah Lia, Lia tidak ber pikir bahwa kak Numan melihat nya itu karna mempunyai mata, namun Lia tetap saja salting.

Eskul telah selesai kak Numan memberikan informasi jika ingin eskul kempo jadi lebih dari satu hari bisa ikut kempo malam di dekat rumah kak Numan.

Lia dan teman teman berdiskusi setelah berdiskusi beberapa anak menyiapkan pertanyaan.

Setelah lama berdiskusi Lia dan teman teman menghampiri kak Numan yang sedang ganti baju, pipi Lia memerah melihat otot punggung kak Numan yang besar itu.

Semua teman teman Lia bertanya, Lia hanya menyimak nya karna Lia malu untuk bertanya, sebelum nya Lia sudah menyiapkan pertanyaan namun menyuruh teman nya untuk menyampaikan nya.

Kak Numan mendengar dan menjelaskan dengan menatap Lia, tatapan kak Numan tak bergeser sama sekali, Lia mulai tak kuat dan menunduk sebentar.

" Gakuat gakuat gakuat, tolonggg!!" Batin Lia.

Pulang eskul Lia langsung salting tak jelas di kamar nya, ia memeluk, memukul guling yang ada dikamar nya.

Begitu terus sampai malam tiba, Lia lelah lalu tidur.

*Mimpi Lia..

"Yahh, motornya mogok." Ucap Lia.

*Seseorang keluar rumah.

"Eh ada kak Numan ,skskskk salting dulu boleh ga sih." Batin Lia.

Tanpa sadar pipi Lia memerah tangannya dingin karna gugup.

Kak Numan yang tau Lia sedang salting pun meledek Lia dengan cara  ikut ikut salting.

"Ih apasih ikut ikut." Ucap Lia.

"Ih ipisih ikit ikit, hahaha." Ledek kak Numan.

"Kasian motornya mogok hahah, mau kemana sih cil biar aku anter." Tanya kak Numan.

"Cuma mau jalan jalan." Jawab Lia.

"Okee, keliling keliling kota yakan? Abistu nginep sini yaa." Ucap kak Numan.

"Oke kak." Lanjut Lia.

Lia dan kak Numan keliling kota menggunakan sepeda motor milik kak Numan.

"Peluk dong, nanti jatuh loh." Ucap kak Numan.

"Halah ga mungkin- "

Lia belum sempat mengucapkan perkataannya kak Numan sudah langsung meng ngegas agar Lia mau memeluk nya.

Yaa akhirnya Lia memeluk kak Numan karna itu .

Tangan Lia gemetaran karna salting pipinya memerah tak lama kak Numan memegang tangan Lia karna kak Numan tau jika tangan Lia gemetaran karna salting.

"Eh kok tangan kamu dingin sih." Tanya kak Numan.

"Yakan kamu bawa motor nya kenceng jadi tangan ku dingin." Jawab Lia.

BYURR

Lia bangun karna disiram air oleh ibunya.

"Yaampun Bu lagi mimpi indah malah dibangunin." Ucap Lia.

" Ya kamu udah di bangunin pake tangan malah senyum senyum." Ucap ibu dengan kesal.

" Ya maaf , nanti aku latihan beladiri ya di , jl.kita cuma teman." Ucap Lia.

"Ya, sana siap siap." Lanjut ibu Lia.

Lia bersiap siap dan menuju ke tempat latihan itu bersama om nya.

Sesampainya disana Lia di telpon berkali kali oleh ibu nya, ternyata ibu Lia diberi tau oleh ayah nya jika hari ini tidak ada latihan karate dan juga ayah nya tidak setuju karna ayah nya malas mengantarkan nya jika latihan setiap hari di tempat yang berbeda.

Tak lama Lia di panggil oleh kak Numan untuk baris.

Karna Lia baru saja ikut jadi gerakan Lia banyak yang salah tiba tiba dari belakang kak Numan memegang ke dua tangan nya dan membenarkan gerakan nya .

Tentu saja Lia salting tak karuan.

Selesai latihan Lia diam menunggu di jemput oleh om nya, lalu seseorang mengajak Lia bermain Lia menerima ajakan nya itu tentu saja Lia senang ada yang mau mengajak nya lalu Lia menatap kak Numan.

Kak Numan tersenyum melihat Lia di ajak bermain tentu saja Lia bingung tapi yasudah Lia tak terlalu memikirkan nya.

Sepulang latihan Lia diberi pertanyaan oleh ayahnya.

"Kamu pilih latihan karate atau latihan mu itu." Tanya ayah Lia.

"Kalo gamau milih?." Tanya Lia balik.

"Ya gausah latihan." Jawab ayah lia.

"Ck, aku milih latihan ku yang sekarang." Jawab Lia.

Lia lebih memilih kempo karna di karate Lia tak mendapatkan teman sama sekali, ia ikut karna bosan di rumah.

Jangan lupa di vote yaw (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

[Next]>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Triasih Badra - Keinginan Bahagia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang