part 3

3 0 0
                                    

Dipagi hari yang tumben tumbennya mendung.
Bulan melakukan rutinitasnya seperti mana biasanya.
Seperti bangun pagi,mandi,pakai seragam sekolah,juga sarapan.

Bulan hari ini berangkat naik bus.
Dan sekarang bulan sedang menunggu di halte bus.

"Duh tumben mendung,biasanya cerah terus"gumam bulan dengan menengadah kearah atas dengan perlahan.

"Ssh....ada apa dengan kepala bulan sih?sakit terus dari kemarin malam"monolognya kembali tapi kali ini dia memegang kepalanya.

Beberapa menit termangu di halte bus, akhirnya bus pun datang.
Bulan dengan segera masuk kedalam bus dan duduk di barisan paling tengah.

Penumpang di bus kalo ini sungguh banyak,membuat bulan berebut untuk mendapatkan tempat duduk.

Diperjalanan,bulan terbengong,menatap kearah luar bus.
'diluar sudah gerimis,belum hujan deras,aku lupa membawa payung,apa nanti nggak kehujanan tuh?' batin bulan sesekali menatap keluar jendela yang sudah gerimis.

"Permisi"

Ucapan tersebut membuat bulan terkaget lalu melihat seorang wanita hamil yang sedang membawa beberapa barang berat.

Lalu tanpa berkata bulan langsung bangun,dan tersenyum lalu menuntun wanita tersebut menuju tempat duduknya.

"Terimakasih,gadis manis"ujarnya sambil bernapas lega.

"Em apakah anda haus nyonya?"tanya bulan dengan ramah,lalu di balas anggukan dari wanita tersebut.

"Kalau begitu minum saja air ini,saya belum meminumnya kok"

"Oh astaga apakah tidak merepotkan?"

"Hahaha tidak kok,anda membutuhkannya juga kan?"

Lalu bus berhenti dengan perlahan,kemudian di umumkan kalau bus sudah sampai di depan halte bima2347(walau ngasal nggak papa lah)



















Kini bulan sedang berjalan di koridor menuju kelas.
Di perjalanan menuju kelas sesekali bulan menyapa murid lain yang juga lewat di depannya.

"Naik kereta api noot noot nootttt....eh salah salah...ok ulang ulang..ehem..naik kereta api tutt tutt tuttttt.....,siapa hendak naik,menuju...hatinya..boleh deh pergi nya sama aku"senandung bulan dengan nada yang di buat sendiri.

Di depan kelas,bulan langsung membuka pintu dan masuk lah tentunya.
Di kelas cuman ada segelintir orang saja.
Misalnya kayak ketua kelas,osis,bahkan juga kutu buku.
Salah satunya bulan.
Iya bulan itu kutu buku tapi nggak terlalu, maksudnya gimana nih?

"Yo watsap gais"teriak Tini dengan masuk kedalam kelas.

"Watsapp"dan di bales sama mereka semua.

"Eh kak bulan"

"Hem?kenapa?"

"Rajin amat dah,baca buku Mulu"ujar Tini dengan menarik turun kan alisnya menggoda.

"Apaan sih"ujar bulan dengan terkekeh.

Hening beberapa menit,dan membuat Tini jengah akan hal ini,biasanya bulan yang selalu cerewet menanyakan ini itu,tapi sekarang malah cuman diem sambil baca buku.

"Woy kak bulan"

Tini terus memanggil bulan.
Lalu menggeplak kepala bulan hingga bulan kejedot meja.
Membuat bulan Meringis.
Mana suara tabrakan antar kepala sama meja keras banget lagi.

'pusing banget,mana sakit banget lagi,hadehh' batin bulan dengan memegang jidatnya.

"Aduh kak bulan,maafin gue,gue kagak sengaja sumpah"

"Ish sa-sakit tau nggak"gumam bulan dengan masih memegang jidatnya.

"Merah nggak kak?"tanya Tini dengan menatap bulan khawatir.

"Nggak papa"

Setelahnya pembelajaran dimulai.
Bulan masih sedikit pusing akan benturan tadi.
Tapi bulan malas untuk angkat tangan sekedar istirahat ke uks.













Sekarang bulan lagi di kantin bareng Tini juga Ariel.
Mereka lagi makan siang.
Tini dan Ariel lebih milih makan nasi goreng,katanya laper.
Sedangkan bulan dia mau makan bakso aja.

"Ish risih banget terus diliatin kayak gitu"gumam bulan dengan menutup wajahnya.

Tini yang melihat itu pun bingung.
Ingin bertanya tapi keduluan sama Ariel.

"Kenapa?"tanya Ariel dengan nada dingin.

"Em itu bulan risih di liatin terus sama tuh cowok"

Ariel yang mendengarnya pun mengikuti arah yang bulan tunjuk.
Lalu hanya ber-oh-ria saja.

"Eh?Ariel kenal?"

"Hmm"

Hanya itu,iya hanya itu,mungkin terlalu berharap untuk berbicara dengan panjang lebar sama Ariel,
Itu cuman mimpi deh.
Soalnya selalu jawab pakek dua huruf.

Udah segitu doang pembicaraannya.
Iya cuman itu.
Mungkin udh nggak ada topik kali makanya langsung diem dieman.
(Gua aja habis nih ide buat ngelanjutin)

Bel tanda masuk ke pembelajaran terakhir berbunyi,membuat bulan dan Tini berlari entah karena apa.
Sedangkan Ariel dia hanya bisa menatap lalu ikut menyusul mereka tapi dengan berjalan,yakali terbang.

Dikelas mereka hanya bisa mendengarkan guru yang sedang ceramah,dan di temani hujan yang lebat.
Petir menggelegar membuat kelas yang tadinya sedikit gelap langsung terang beberapa menit.

Bulan lupa bawa payung,sedangkan Tini pulangnya bareng Ariel.
Lalu bagaimana nasib nya bulan sekarang?
Masa dia harus tinggal di sekolah sambil menunggu hujan reda?
Kan nggak mungkin.

Masa bulan hujan-hujanan?
Tapi nggak ada pilihan lain.
"Mending lari aja deh biar hujannya nggak terlalu kena ke aku,mungkin"gumam bulan lalu berlari dengan tas yang dia gunakan untuk menutupi kepalanya.
Nggak papa tasnya basah,soalnya bulan udah naruh buku pelajaran nya di loker.
Besok di ambil.

"Lari,lari,lari,lari....."gumam bulan sambil berlari,juga melihat ke sekeliling.

Sepi.
Itu yang mencerminkan jalanan kali ini.
Benar benar sepi.
Hanya ada suara hujan dan detak jantung bulan yang semakin cepat berpacu.

Hujan dan sepi yang menemani bulan kala sore itu.


••||••||••|||••||••||••

See you in the next part.....


Next.....

Sia SiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang