Di sore hari,dimana bulan sekarang demam,iya demam.
Mungkin karena hujan-hujanan.
Kata bulan,kepalanya sakit banget.
Telinganya berdengung.
Juga tadi mimisan,saking panasnya tubuh bulan."Sayang,bangun dulu ya,makan"ujar Lucy mama dari bulan dengan lembut.
"Enghh,em iya ma"gumam bulan dengan suara yang serak khas orang baru bangun.
Dan setelahnya bulan di suapi bubur yang sudah Lucy buatkan.
Kadang ada drama sedikit,seperti bulan yang nggak mau makan lagi padahal baru satu suap.
Lucy yang kesel karena bulan yang nggak mau minum obat.Lalu di akhiri dengan ucapan lembut Lucy yang membuat bulan luluh.
Selesai sudah drama tersebut."Sekarang bulan tidur lagi ya, nanti malam mama bangunin,buat makan malam"
Bulan hanya mengangguk lalu mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya.
Skip..
Malam harinya bulan sudah mendingan walau masih hangat sedikit.
Bulan makan malam dengan di temani kesunyian.
Kenapa?
Karena mama dan papanya sedang bekerja.
Tadi kan mamanya bulan bilang,kalau akan membangunkan bulan waktu makan malam.
Itu benar tapi mereka nggak ikut makan malam.
Malah kembali ke kantor untuk bekerja.Tak apa,bulan sudah biasa.
Ya biasa.Setelah selesai makan malam,bulan tanpa banyak drama langsung tidur,agar besok nya bisa bangun untuk sekolah.
.
.
.
.
.
.
.Esok paginya bulan siap siap dengan seragam yang sudah rapi.
Rumah masih sepi.
Lucy dan branden belum pulang.
Jadi bulan langsung saja ke sekolah.
Biasalah orang tuanya kan anak kantoran makanya jarang pulang.Di sekolah tepatnya di koridor,bulan berjalan sambil melamun.
Sesekali bulan tak sengaja menabrak bahu siswa lain.
Tapi tidak di permasalahkan karena bulan yang terus berjalan walau sudah di teriakin.Dikelas tepatnya di bangku dekat jendela.
Bulan menidurkan kepalanya di lipatan tangan.
Sesekali bulan menguap.
Juga menggaruk tangannya,hingga memerah.
Bulan cemas,sebab.........belum buat pr.
"Mm duh lupa buat tugas....gimana dong"Bulan terus menggaruk tangannya hingga mengeluarkan sedikit darah.
Hingga beberapa menit bulan meringis,karena darah mengalir dari tangan nya.
Bulan nggak panik.
Malahan dengan perlahan mengusapkannya ke baju putihnya.
Tidak peduli kalau nodanya akan menempel.Beberapa menit kemudian Tini datang dengan senyumnya yang lebar.
Kemudian memeluk bulan dari samping.
"Kenapa?"tanya bulan dengan heran"Hehehehe sekarang gue bawa bekel dua,buat kak bulan sama gue, nanti kita makan bareng ya kak?"
"Oh....heheh ok"bulan sih yes aja kalo soal makan mah.
"Em btw Tini udh selesai belum buat pr nya?"lanjut bulan dengan gugup.
"Oh udh dong,kenapa?kak bulan belum buat ya?yaudah nih salin punya gue"ujar Tini lalu mengeluarkan bukunya dan memberi nya kepada bulan.
Dan dengan senang hati bulan menerimanya."Makasih"
••
••
••
••
••
••
••
Sekarang jam istirahat,yang artinya waktu buat bulan sama Tini makan bekel mereka.
Yang ada di bekelnya tuh nasi goreng.
Membuat bulan kegirangan.
Apalagi yang buat bunda.
Makin enak."Kak bulan lahap banget makannya,enak banget ya kak?"tanya Tini dengan senyum tipis.
"Hehehe iya Tini"
Mereka lagi di kelas,makan.
Berdua doang sih yang ada di kelas.
Iya berdua doang,soalnya cuman ada Tini sama bulan.
Sedangkan Ariel ada di kantin."Huaaah kenyang banget"ujar bulan sambil mengusap perutnya yang sedikit membuncit.
"Makasih ya Tini"lanjutnya lagi dengan kata terimakasih.
"Its ok kak,buat kakak apa sih yang nggak?"goda Tini sambil menaik turunkan alisnya.
"Ish bisa ae Tini"
Setelahnya mereka mengobrol dengan tenang,sesekali bulan kembali menggaruk tangannya hingga mengeluarkan darah kembali.
Untungnya ada Tini yang menghentikan nya.
Kalau tidak mungkin tangan bulan bakalan di amputasi."Kita ke uks sekarang,jangan banyak bacot"ujar Tini dengan menyeret bulan ke uks.
Di UKS bulan berbaring,dengan tangan yang diperban.
Iya di perban.
Karena apa?ya karena luka bulan lah.
Karena ulahnya sendiri yang membuat dirinya di perban."Kak bulan"
"Hmm?"
"Gue mau ke toilet dulu ya sebentar,jangan kemana mana ok?"ujar Tini dengan tergesa gesa.
Tapi bukan bulan kalo nggak ngelanggar perintah.Dengan perlahan bulan berjalan menuju keperpus,untuk apa?
Untuk tidur yakali baca buku🙂.
Diperjalanan bulan bertemu dengan ariel yang lagi ngobrol sama temen cowoknya.
Bulan yang nggak pengen ngeganggu langsung saja ngelewatin."Kemana?"ujar Ariel dengan menepuk pundak bulan.
Bulan langsung saja menoleh dan tersenyum cerah."Oh......bulan mau ke perpus,hehe"ujar bulan dengan tersenyum.
"Kenapa?"tanya Ariel lagi dengan menatap tangan bulan.
Tapi memang pada dasarnya bulan itu rada bego jadi nya kagak paham."Apanya?"tanya bulan dengan bingung.
"Tangan Lo"ujar Ariel dengan menunjuk tangan bulan yang di perban.
"Oh....itu bulan kagak sengaja ngegaruk jadinya kayak gini"
"Parah?"
"Hah?oh nggak kok, nggak parah"ujar bulan dengan menggerakkan kedua tangannya yang menandakan bahwa tidak parah.
"Eh yaudah bulan mau ke perpus dulu,byeee"
Sepeninggalan bulan Ariel mendapatkan tepukan yang sedikit kasar di pundak Ariel.
"Pacar Lo ya?"Bukannya menjawab Ariel malah pergi meninggalkan temannya.
Menuju ke arah perpus.
Duduk di salah satu tempat duduk di sana,sambil memperhatikan bulan.Kembali ke bulan.
Dimana bulan yang lagi berusaha menggapai buku yang sedikit tinggi.Lalu bulan melihat sebuah tangan yang juga menggapai buku itu juga.
Lalu bulan melihat buku tersebut yang disodorkan kepadanya."Buat Lo nih"ujar siswa tersebut sambil tersenyum.
Bulan cuman menatap lalu pergi begitu saja.
Ariel yang melihatnya pun bingung.
Siswa tersebut juga bingung.Kadang bulan itu bodohnya minta ampun,kadang juga cuek nya minta di rendahin.
Apalagi gengsinya buat ngungkapin perasaannya.Dan kejadian tersebut pun di akhiri dengan bell pulang.
••||••||••|||••||••||••
Dah itu aja dulu.
Next.....
![](https://img.wattpad.com/cover/333258526-288-k792511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sia Sia
FanfictionHanya kisah tentang bulan yang sia sia berjuang demi cintanya.